LIPI KEMBANGKAN SINGKONG UNGGUL DUKUNG PEMBANGUNAN PANGAN
Berita Warga

Sektor pertanian merupakan penunjang utama perekonomian Kabupaten Subang, Jawa Barat. Salah satu komoditas unggulan dari Subang di antaranya adalah ubi kayu atau singkong (manihot esculenta crantz).
Data dari Dinas Pertanian Kabupaten Subang tahun 2017, luas lahan singkong di Subang mencapai 891 hektare dengan hasil produksi mencapai 11 ribu ton. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia melalui Pusat Penelitian Bioteknologi memiliki koleksi bibit singkong unggul, yang telah diujicoba di tiga desa di Kabupaten Subang yakni Palasari, Cijengkol, dan Sagalaherang sejak awal tahun 2018.
Kebutuhan singkong di Indonesia terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya pemanfaatan, sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri. Ketersediaan bibit unggul dan teknologi pengolahan pasca panen khususnya untuk produk pangan sangat diperlukan untuk mendukung pengembangan potensi nilai ekonomi singkong.
“Singkong merupakan salah satu komoditas pangan karbohidrat yang sangat potensial dalam mengatasi masalah pangan nasional karena dapat dikonsumsi langsung maupun untuk bahan baku industri.
Sementara iti Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati menuturkan, singkong unggul yang dikembangkan LIPI dapat digunakan sebagai penambah nutrisi vitamin A, karena mengandung beta karoten serta mempunyai kadar gula rendah. Singkong unggul hasil penelitian LIPI dapat mengatasi masalah kekurangan gizi seperti stunting atau kekerdilan dan aman untuk penderita dikonsumsi penderita diabetes.
Enny menjelaskan, singkong mempunyai nilai ekonomi tinggi jika diolah menjadi mocaf atau modified cassava flour. Pemanfaatan singkong diperluas sebagai produk pangan fungsional.
Data dari Dinas Pertanian Kabupaten Subang tahun 2017, luas lahan singkong di Subang mencapai 891 hektare dengan hasil produksi mencapai 11 ribu ton. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia melalui Pusat Penelitian Bioteknologi memiliki koleksi bibit singkong unggul, yang telah diujicoba di tiga desa di Kabupaten Subang yakni Palasari, Cijengkol, dan Sagalaherang sejak awal tahun 2018.
Kebutuhan singkong di Indonesia terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya pemanfaatan, sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri. Ketersediaan bibit unggul dan teknologi pengolahan pasca panen khususnya untuk produk pangan sangat diperlukan untuk mendukung pengembangan potensi nilai ekonomi singkong.
“Singkong merupakan salah satu komoditas pangan karbohidrat yang sangat potensial dalam mengatasi masalah pangan nasional karena dapat dikonsumsi langsung maupun untuk bahan baku industri.
Sementara iti Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati menuturkan, singkong unggul yang dikembangkan LIPI dapat digunakan sebagai penambah nutrisi vitamin A, karena mengandung beta karoten serta mempunyai kadar gula rendah. Singkong unggul hasil penelitian LIPI dapat mengatasi masalah kekurangan gizi seperti stunting atau kekerdilan dan aman untuk penderita dikonsumsi penderita diabetes.
Enny menjelaskan, singkong mempunyai nilai ekonomi tinggi jika diolah menjadi mocaf atau modified cassava flour. Pemanfaatan singkong diperluas sebagai produk pangan fungsional.