Libur panjang, mobilitas warga pulang kampung diprediksi tinggi
Citizen News

Surakarta - Libur panjang cuti bersama akhir Oktober mendatang berpotensi terjadi mobilitas warga masuk Solo. Kondisi tersebut dikhawatirkan memicu penyebaran virus Corona. Pemkot Solo mulai ancang-ancang memaksimalkan program Jogo Tonggo, mengingat mobilitas penduduk dari luar kota diprediksi akan tetap masuk ke Kota Solo.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengatakan, personil Jogo Tonggo akan dimaksimalkan guna memberikan laporan kepada Gugus Tugas COVID-19. Sehingga pihaknya dapat lebih mudah melakukan monitoring terhadap mobilitas warga.
Dia berharap agar masyarakat menunda dulu untuk mudik hingga COVID-19 di Kota Solo dapat dikendalikan. Jangan saat mudik justru kemudian kena COVID-19 atau juga sebaliknya membawa virus. Masyarakat diimbau mengedepankan kepentingan bersama, tidak pulang kampung dulu. Lebih baik di rumah bersama sama keluarga. "Kami juga tidak menyediakan program karantina," katanya.
Sedangkan operasi masker disertai sanksi membersihkan sungai bagi yang melanggar dinilai cukup efektif. Sejauh ini, pelanggaran didominasi 80 persen warga dari luar kota. Sehingga sekali lagi, masyarakat diajak bersama sama untuk mengendalikan dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19 dengan melakukan 3 M. Yakni dengan menggunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengatakan, personil Jogo Tonggo akan dimaksimalkan guna memberikan laporan kepada Gugus Tugas COVID-19. Sehingga pihaknya dapat lebih mudah melakukan monitoring terhadap mobilitas warga.
Dia berharap agar masyarakat menunda dulu untuk mudik hingga COVID-19 di Kota Solo dapat dikendalikan. Jangan saat mudik justru kemudian kena COVID-19 atau juga sebaliknya membawa virus. Masyarakat diimbau mengedepankan kepentingan bersama, tidak pulang kampung dulu. Lebih baik di rumah bersama sama keluarga. "Kami juga tidak menyediakan program karantina," katanya.
Sedangkan operasi masker disertai sanksi membersihkan sungai bagi yang melanggar dinilai cukup efektif. Sejauh ini, pelanggaran didominasi 80 persen warga dari luar kota. Sehingga sekali lagi, masyarakat diajak bersama sama untuk mengendalikan dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19 dengan melakukan 3 M. Yakni dengan menggunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.