Masuk Daftar

LAKPESDAM NU Tasikmalaya Fasilitasi Sekolah Islam dan Gender PK PMII STAINU

Berita Warga
KORPS PMII Putri (KOPRI) STAINU menyelenggarakan Sekolah Islam dan Gender II (SIG) di Pondok pesantren Nurul Falah, Sambong Asem Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya, Jumat. (20/11)

Kegiatan dengan tema Aktualisasi gerakan KOPRI dalam merevitalisasikan gerakan perempuan menuju 53 tahun KOPRI ini diselenggarakan selama dua hari dan dihadiri oleh Ketua PC PMII Kota Tasikmalaya, Ketua KOPRI PC PMII kota Tasikmalaya dan seluruh Ketua dan Pengurus Komisariat Se-Kota Tasikmalaya.

Ketua Komisariat PMII STAINU Tasikmalaya Sarah Kurniasari pada sambutannya mengatakan, meski kegiatan ini mengangkat isu perempuan akan tetapi tidak membatasi jenis kelamin peserta.

“Terlaksananya Sekolah Islam Gender ini tidak hanya diperuntukkan bagi kaum perempuan, tetapi boleh untuk siapa saja dengan jenis kelamin apapun. Karena berbicara gender ini berbicara tentang kemanusiaan. Gender yang selama ini di artikan sebagai jenis kelamin itu salah, gender adalah relasi antara perempuan dan laki-laki.” pungkasnya.

Sedangkan, Ketua Kopri PK PMII STAINU Tasikmalaya sahabati Ulfah Hasanah mengatakan kegiatan ini merupakan agenda wajib di setiap tahunnya.

“SIG ini juga merupakan salah satu kaderisasi formal disetiap kepengurusan yang harus ditempuh oleh kader-kader PMII dan KOPRI, karena ini merupakan sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi, sehingga adil gender akan mulai tertanam sejak dalam pikiran. Sehingga kedepannya tidak akan lagi ada ketimpangan-ketimpangan yang terjadi antara laki-laki dan perempuan,” pungkasnya

Sementara itu, Sekretaris LAKPESDAM NU Tasikmalaya Ajat Sudrajat dalam sessi diskusinya menyampaikan tentang Identifikasi Masalah Gender dan mencoba mengajak peserta untuk berkenalan dengan Inklusi Sosial (GESI).

Salah satu persoalan yang kerap muncul menurutnya adalah budaya patriarki.
"Budaya patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam peran kepemimpinan politik, bahkan otoritas moral", katanya.

Dampak dari kuatnya budaya patriarki itu, melahirkan diskriminasi baru bahkan menjurus Kekerasan
"Baik kekerasan Fisik, Psikologis, Seksual baik yang menimpa laki-laki maupun perempuan", lanjutnya.

Bagi saya kegiatan seperti ini patut di apresiasi dan dikuatkan, agar persoalan kekerasan terhadap perempuan bisa di minimalisir. (Red)

Topik Terkait

Lokasi Terkait

Dilihat 1480 kali

0 Komentar

Komentar

Tagar Populer

Berita Warga Terkait

Berita Warga Terpopuler

Berita Warga Terbaru

Jelajahi Informasi Lebih Dalam

Berita Warga

Kabar berita terkini dari warga

Loker

Informasi lapangan pekerjaan

Acara

Undangan acara untuk warga

Laporan Warga

Masalah yang terjadi di lingkungan

Komunitas

Ruang komunitas AtmaGo

Lihat kabar pilihan, khusus dirangkum untukmu!

Masuk Daftar