KURANGI RISIKO BENCANA PMI BANYUWANGI BERSINERGI SUSUN DOKUMEN SOP KELURAHAN BAKUNGAN
Berita Warga 
Banyuwangi , 20/01/2025 hari Senin di Kelurahan Bakungan dilaksanakan Pembukaan Penyusunan Dokumen SOP diawali dengan Menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Mars PMI. Lalu sambutan pertama prakata oleh Sekcam Glagah selaku ketua PMI Kecamatan Glagah Bp. Hari Iswadi S.STP. Beliau menyampaikan Program yang diberikan oleh PMI Banyuwangi ini adalah paket komplit karena setelah memberikan dokumen EVCA saat ini akan dibantu dalam penyusunan SOP, sehingga beliau sangat bersyukur dan berterimakasih karena PMI telah menunjuk Kelurahan Bakungan. *Harapannya Kelurahan Bakungan menjadi model Di kecamatan Glagah menjadi Kelurahan yang adaptif terhadap bencana Gempa bumi. Semoga program ini menjadi pembelajaran bersama. Sekcam, beliau juga mengharap kepada stakeholder dan lintas sektor agar Masyarakat bakungan diberikan binaan agar siaga terhadap bencana gempa bumi." tungkas beliau.
Sambutan berikutnya, Plt Ketua PMI Kabupaten Banyuwangi Bp. Dr H Nurhadi MM, beliau menyampaikan, "Banyuwangi merupakan Pilot Projek program kesiapsiagaan Gempa bumi Indonesia, program ini adalah antisipasi bencana khususnya gempa bumi, karena gempa bumi adalah bencana yang tiba tiba dan mengakibatkan banyak korban jiwa. Ini bentuk kepedulian negara donor yang memegang pendanaan program. Pada saat sebelumnya sudah dilakukan penguatan kapsitas dan kerentanan yang dilanjutkan dengan peta risiko bencana, Dan kemudian saat ini akan Menyusun sop, harapannya semua bisa bersinergi bergerak bersama untuk mewujudkan tujuan." ungkap beliau.
Kegiatan inti Dibuka oleh paparan dari BMKG Bapak I Gede Agus Purbawana, beliau menyampaikan "Banyuwangi berada pada lempeng tektonik Indoaustralia dan Eurasia. Terdapat Isu Megatrust dan adanya Patahan aktif yaitu Cesar Wongsorejo, dan Cesar ini yang memicu terjadinya gempa. Sejauh ini baru Negara Jepang yang mempunyai pendeteksi tsunami, dimana 3 menit setelah gempa bisa di deteksi apakah akan ada tsunami atau tidak. Sepanjang bulan di Banyuwangi merasakan gempa, Gempa setiap saat bisa saja terjadi namun gempa tidak bisa diprediksi. Rekomendasi dari BMKG, Kenali tempat aktivitas kita , kenali jalur evakuasinya, siapkan tas siaga, nomer darurat, dan sepakati titik kumpulnya. Dan Tata ruang dan standart bangunan tahan gempa harus berdasarkan peta mikrozonasi." terang beliau.
Dilanjutkan paparan dari BPBD Bapak Faruq ,yaitu tentang kajian Risiko bencana Gempa bumi kelurahan Bakungan. Menurut Bapak Faruq "Bentuk Mitigasi Bencana dari BPBD bisa berupa Sosialisasi dan pembelajaran usia dini yaitu dengan cara memberikan edukasi untuk siswa siswa terkait cara cara penyelamatan diri saat terjadi bencana di sekolah. Dan Kajian Risiko pada saat pasca bencana adalah pedoman untuk meminimalisasi risiko apabila terjadi bencana." tegas beliau.
Fasilitator PMI Provinsi Jawa Timur Bp Amirul Yasin mengulas, Apakah sudah ada sosialisasi dengan adanya sistem peringatan dini yang telah di punyai? Karena menurut beliau Meski adanya jalur evakuasi dan peringatan dini, namun tetap kepedulian Masyarakat sangat penting dalam mendukung kesiapsiagaan sehingga sangat diperlukan sosialisasi terkait kesiapsiagaan dan mitigasi bencana, termasuk sosialisasi jalur evakuasi dan titik kumpul. Dan Sosialisasi sekolah siaga atau Satuan Pendidikan Aman Gempa ( SPAB) juga diperlukan untuk mengurangi risiko bencana, karena akan terjadi dampak risiko di sekolah apabila bencana gempa bumi terjadi pada saat jam sekolah." tungkas beliau.
Kemudian beliau menjelaskan Bagaimana msyarakat supaya aman, maka Masyarakat harus dipastikan menerima informasi, lalu Mayarakat ikut menyampaikan informasi, ancamannya, cara menyelamatkan diri, dan Ketika gempa sudah reda Masyarakat harus ke titik kumpul secara mandiri. "jelas beliau.
Kemudian diskusi dilanjutkan penyusunan SOP yang melibatkan peran lembaga lembaga yang ada di kelurahan Bakungan.
#penyusunansop
#kelurahanbakungan
#sibatbakungan
#pmibanyuwangi
#pmijatim
Sambutan berikutnya, Plt Ketua PMI Kabupaten Banyuwangi Bp. Dr H Nurhadi MM, beliau menyampaikan, "Banyuwangi merupakan Pilot Projek program kesiapsiagaan Gempa bumi Indonesia, program ini adalah antisipasi bencana khususnya gempa bumi, karena gempa bumi adalah bencana yang tiba tiba dan mengakibatkan banyak korban jiwa. Ini bentuk kepedulian negara donor yang memegang pendanaan program. Pada saat sebelumnya sudah dilakukan penguatan kapsitas dan kerentanan yang dilanjutkan dengan peta risiko bencana, Dan kemudian saat ini akan Menyusun sop, harapannya semua bisa bersinergi bergerak bersama untuk mewujudkan tujuan." ungkap beliau.
Kegiatan inti Dibuka oleh paparan dari BMKG Bapak I Gede Agus Purbawana, beliau menyampaikan "Banyuwangi berada pada lempeng tektonik Indoaustralia dan Eurasia. Terdapat Isu Megatrust dan adanya Patahan aktif yaitu Cesar Wongsorejo, dan Cesar ini yang memicu terjadinya gempa. Sejauh ini baru Negara Jepang yang mempunyai pendeteksi tsunami, dimana 3 menit setelah gempa bisa di deteksi apakah akan ada tsunami atau tidak. Sepanjang bulan di Banyuwangi merasakan gempa, Gempa setiap saat bisa saja terjadi namun gempa tidak bisa diprediksi. Rekomendasi dari BMKG, Kenali tempat aktivitas kita , kenali jalur evakuasinya, siapkan tas siaga, nomer darurat, dan sepakati titik kumpulnya. Dan Tata ruang dan standart bangunan tahan gempa harus berdasarkan peta mikrozonasi." terang beliau.
Dilanjutkan paparan dari BPBD Bapak Faruq ,yaitu tentang kajian Risiko bencana Gempa bumi kelurahan Bakungan. Menurut Bapak Faruq "Bentuk Mitigasi Bencana dari BPBD bisa berupa Sosialisasi dan pembelajaran usia dini yaitu dengan cara memberikan edukasi untuk siswa siswa terkait cara cara penyelamatan diri saat terjadi bencana di sekolah. Dan Kajian Risiko pada saat pasca bencana adalah pedoman untuk meminimalisasi risiko apabila terjadi bencana." tegas beliau.
Fasilitator PMI Provinsi Jawa Timur Bp Amirul Yasin mengulas, Apakah sudah ada sosialisasi dengan adanya sistem peringatan dini yang telah di punyai? Karena menurut beliau Meski adanya jalur evakuasi dan peringatan dini, namun tetap kepedulian Masyarakat sangat penting dalam mendukung kesiapsiagaan sehingga sangat diperlukan sosialisasi terkait kesiapsiagaan dan mitigasi bencana, termasuk sosialisasi jalur evakuasi dan titik kumpul. Dan Sosialisasi sekolah siaga atau Satuan Pendidikan Aman Gempa ( SPAB) juga diperlukan untuk mengurangi risiko bencana, karena akan terjadi dampak risiko di sekolah apabila bencana gempa bumi terjadi pada saat jam sekolah." tungkas beliau.
Kemudian beliau menjelaskan Bagaimana msyarakat supaya aman, maka Masyarakat harus dipastikan menerima informasi, lalu Mayarakat ikut menyampaikan informasi, ancamannya, cara menyelamatkan diri, dan Ketika gempa sudah reda Masyarakat harus ke titik kumpul secara mandiri. "jelas beliau.
Kemudian diskusi dilanjutkan penyusunan SOP yang melibatkan peran lembaga lembaga yang ada di kelurahan Bakungan.
#penyusunansop
#kelurahanbakungan
#sibatbakungan
#pmibanyuwangi
#pmijatim
