Kronologis Meninggalnya Mahasiswi UIN Jakarta Karena Difteri
Berita Warga

Auffatul Khuzzah,19, seorang mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang meninggal karena diduga positif mengidap difteri menyisakan cerita tersendiri. Adalah Plt Kepala Dinas Kesehatan Tangsel dr. Suhara Manullang yang mengungkapkan kronologis meninggalnya mahasiswi tersebut.
Awalnya, pasien sebelum sakit pada bulan November 2017 sempat mengikuti kegiatan kampus ke wilayah Yogyakarta dalam keadaan kurang sehat namun tetap dipaksakan untuk berangkat. Sepulangnya dari Yogyakarta, Pasien mengeluhkan demam dan nyeri tenggorokan, oleh keluarganya lalu dibawa ke klinik terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.
Setelah dibawa ke klinik, pasien tidak ada tanda-tanda perbaikan. Oleh orangtuanya kemudian dibawa ke Puskesmas Tanara dan langsung dirujuk ke RS Hermina Serang. Setelahnya, pasien lalu dibawa pulang kembali ke rumah dan pada Jumat (8/12/2017) pasien kembali dibawa ke Klinik serta langsung dirujuk ke RSDP Serang.
"Pasien dibawa ke RSDP Serang dan didiagnosa suspek difteri. Langsung mendapatkan perawatan selama 13 hari di ruang isolasi, namun dinyatakan meninggal dunia 24 Desember kemarin," terang Suhara. Sebagai tindakan antisipatif, pihak Dinkes Tangsel melakukan penyelidikan kontak suspect difteri dan memberikan terapi profilaksis ericthromycin terhadap rekan satu asrama dengan korban.
(tangerangnews)
Awalnya, pasien sebelum sakit pada bulan November 2017 sempat mengikuti kegiatan kampus ke wilayah Yogyakarta dalam keadaan kurang sehat namun tetap dipaksakan untuk berangkat. Sepulangnya dari Yogyakarta, Pasien mengeluhkan demam dan nyeri tenggorokan, oleh keluarganya lalu dibawa ke klinik terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.
Setelah dibawa ke klinik, pasien tidak ada tanda-tanda perbaikan. Oleh orangtuanya kemudian dibawa ke Puskesmas Tanara dan langsung dirujuk ke RS Hermina Serang. Setelahnya, pasien lalu dibawa pulang kembali ke rumah dan pada Jumat (8/12/2017) pasien kembali dibawa ke Klinik serta langsung dirujuk ke RSDP Serang.
"Pasien dibawa ke RSDP Serang dan didiagnosa suspek difteri. Langsung mendapatkan perawatan selama 13 hari di ruang isolasi, namun dinyatakan meninggal dunia 24 Desember kemarin," terang Suhara. Sebagai tindakan antisipatif, pihak Dinkes Tangsel melakukan penyelidikan kontak suspect difteri dan memberikan terapi profilaksis ericthromycin terhadap rekan satu asrama dengan korban.
(tangerangnews)