Kontroversi #DeritaBayiLucu dan Eksim Atopik
Berita Warga

Assalamualaikum Atmaguys, gimana kabarnya? Semoga baik baik aja ya. Jangan lupa tetap jaga kesehatan dan rajin menghidrasi kulit kalian ya Atmaguys, cuaca yang panas dingin gak menentu seperti sekarang ini bisa memicu alergi maupun penyakit yang lain loh.
Ngomong-ngomong, mungkin beberapa dari kalian sudah ada yg tahu mengenai #DeritaBayiLucu yang dialami oleh bayi bernama Ryu, ya? Kalau boleh saya jelaskan sedikit lagi, disinyalir dari berbagai media yang beredar juga menurut penuturan ayah bayi Ryu dalam akun sosial media pribadinya bahwa bayi Ryu mengalami Eczema Dermatitis atau kondisi kulit Eksim Atopik akibat dipegang, cubit, dan cium sembarangan oleh banyak orang disebuah acara pernikahan. Kondisi bayi Ryu mengalami Eksim Atopik dengan kulit gatal memerah di bagian pipi, dan itu membuat sang ayah sangat sedih.
Melalui kejadian ini, muncul beberapa pertanyaan seperti, sebenarnya Eksim Atopik itu apa sih? Apakah anak yang terkena Eksim Atopik dapat sembuh total? Lalu bayi dengan ciri seperti apakah yang rawan terhadap Eksim Atopik? Semuanya akan dirangkum diulasan dibawah ini, simak ya!
Eksim atopik adalah penyakit kulit yang ditandai dengan munculnya rasa gatal secara terus-menerus dan timbul ruam kulit yang memerah. Ruam dan rasa gatal tersebut dapat muncul di satu atau lebih area tubuh, serta rasa gatal akan semakin terasa memburuk saat malam hari. Dermatitis atopik bersifat kronik residiv atau berulang kapan saja.
Selain ruam dan gatal, penderita eksim atopik juga dapat merasakan gejala lain, seperti kulit menjadi kasar, menebal, dan bersisik. Di kasus tertentu, kulit yang bermasalah dapat menimbulkan rasa sakit bahkan mengeluarkan darah.
Sekitar 20 persen bayi dan anak kecil mengalami eczema. Biasanya eczema berawal saat bayi, dengan 65 persen pasien mengalami gejala saat usia 1 tahun dan 90 persen gejala berkembang sebelum usia 5 tahun.
Tak ada yang tahu pasti apa penyebab eczema, tapi kecenderungannya seringkali karena faktor keturunan. Jadi anak lebih mungkin mengalaminya bila Atmaguys atau anggota keluarga dekat mengalami eczema, asma, atau alergi.
Eczema bukan reaksi alergi terhadap zat tertentu, tapi penyebab alergi atau iritasi dari lingkungan seperti asap rokok bisa memicunya. Meski jarang terjadi, eczema bisa dipicu oleh penyebab alergi pada pola makan anak atau pola makan Atmaguys bila si kecil menyusu.
Ruam juga dapat bertambah buruk karena panas, penyebab iritasi yang kontak dengan kulit (seperti bahan kimia pada sabun, pewangi, lotion, dan deterjen), perubahan suhu, dan kulit kering. Stres bisa juga memicu munculnya eczema.
Beredar sebuah mitos yang menyebutkan eczema tidak bisa diobati. Faktanya, eczema bisa diobati dengan baik, bila penyebabnya yang pasti diketahui dan tersedia penanganan terbaik. Eczema adalah masalah yang umum pada anak. Orangtua yang bayinya terkena eczema perlu memahami gejala dan penyebabnya. Penanganan dan perawatan yang tepat bisa mengurangi gejala eczema. Ada banyak penanganan yang tersedia, pencegahan, serta obat rumahan, yang bisa membantu mengatasi eczema dengan efektif.
Dr. Arthur S. Simon, SpKK, seorang dokter kulit di klinik DokterKulitku sekaligus penderita eksim atopik pun turut membagikan ilmunya dan pengalamannnya tentang eksim atopik melalui media sosial.
Ia menjabarkan banyak hal mengenai eksim atopik, mulai penyebab, efek sampi selain alergi kulit, pengobatan hingga ciri bayi yang paling berisiko terkena eksim atopik.
Selain faktor keturunan dan pola asuh orangtua yang super bersih, ada 3 faktor lain yang menyebabkan bayi lebih berisiko terkena eksim atopik maupun alergi berlebihan.
1. Bayi lahir caesar
Dr. Arthur S. Simon, SpKK mengatakan bayi yang lahir secara caesar lebih memiliki risiko tinggi menderita eksim atopik.
"Anak yang lahir via operasi sesar mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menderita eksim atopik," tulisnya di instagram.
Melansir dari ncbi.nlm.nih.gov, sebuah penelitian telah mencari kaitan cara persalinan dengan gangguan alergi pada bayi setelah lahir hingga masa kanak-kanak.
Hasilnya menyatakan persalinan caesar meningkatkan risiko bayi menderita dermatitis atopik alias eksim atopik.
2. Bayi yang tidak mendapatkan ASI
Menurut Arthur S. Simon, ASI (Air Susu Ibu) mengandung banyak protein yang dapat memperkecil risiko seorang bayi mengalami alergi, termasuk eksim atopik.
"ASI mengandung protein yang dapat memperkecil kemungkinan timbulnya alergi, termasuk eksim atopik," ujarnya.
Melansir dari nestlehealthscience.com, bayi yang tidak mendapat ASI menderita eksim bisa jadi karena alergi protein susu sapi. Banyak bayi yang mengalami eksim sejak dini karena alergi terhadap satu atau lebih zat penyebab alergi.
3. Bayi terlambat MPASI
Faktor lain yang membuat bayi berisiko menderita eksim atopik karena orangtua terlambat mengenalkannya dengan makanan padat atau makanan pendamping ASI (MPASI) yang seharusnya dilakukan saat bayi usia 6 bulan.
Tak sekadar eksim atopik, bayi yang terlambat MPASI juga lebih mudah mengalami alergi terhadap makanan tertentu.
Oh iya, ada juga beberapa fakta yang harus Atmaguys ketahui mengenai Eczema Dermatitis ini ;
1. Eczema tidak menular
2. Eczema tidak menimbulkan luka permanen
3. Eczema bisa diobati, meski tidak sembuh sepenuhnya karena eczema ini terkait dengan masalah kekebalan tubuh dan genetik
Penanganan Eczema
Merawat kulit anak dan menghindari pemicu eczema bisa membantu mengatasi dan mencegah masalah kulit ini.
1. Mandi
Bicaralah pada dokter tentang seberapa sering Atmaguys perlu memandikan si kecil. Banyak ahli meyakini mandi setiap hari meringankan eczema. Tapi pastikan air mandi bayi tidak terlalu hangat, karena air yang sangat hangat membuat kulit bayi kering lebih cepat dibanding air yang hangat-hangat kuku.
Gunakan sabun berformula ringan, tidak berbusa dan berwangi kemudian bilas tubuh anak di akhir mandi agar ia tidak duduk di air bersabun. Setelah mengangkat anak dari bak, tepuk-tepuk tubuhnya (jangan menggosok) dengan handuk atau lap lembut untuk mengangkat air dari kulit. Lalu, ketika kulitnya masih lembab, gunakan pelembab berupa krim, salep, atau lotion yang dapat mengunci kelembaban tubuh.
2. Hindari anak menggaruk kulit yang memerah
Bayi bisa menggaruk dengan tangan atau menggosokkan wajahnya yang gatal pada seprei selama tidur. Tapi menggaruk dan menggosok bisa menyebabkan iritasi dan peradangan kulit serta membuat kondisi kulit lebih buruk.
Gunakan seprei paling lembut pada tempat tidur bayi, dan jaga kuku bayi tetap pendek. Pakaikan kaos tangan saat tidur bila perlu. Bila anak kesulitan tidur karena gatal, konsultasikan ke dokter. Dokter bisa menyarankan antihistamine untuk membantu anak istirahat lebih baik.
3. Kompres dan lotion
Saat muncul eczema, coba gunakan kompres dingin pada area kulit beberapa kali sehari, diikuti pelembab untuk mengunci kelembaban kulit.
4. Jaga kulit tetap sejuk
Pakaikan pakaian yang lembut, seperti katun. Hindari wol dan material yang menimbulkan gatal, yang bisa mengiritasi kulit yang sensitif. Jangan membuat bayi kepanasan dengan berlebihan menyelimuti atau membedong bayi.
5. Sabun dan pembersih
Gunakan sabun mandi bebas pewangi atau sabun dan shampo tanpa cleanser. Atmaguys bisa gunakan produk yang dibuat khusus untuk kulit sensitif. Gunakan deterjen tanpa pewangi untuk mencuci pakaian dan seprei anak dan jangan gunakan pelembut pakaian.
6. Hindari pemicu eczema
Jauhkan anak dari asap rokok.
Perubahan cepat pada suhu bisa membuat eczema bertambah parah, jadi jangan biarkan anak berpindah suhu dari panas ke dingin dengan cepat, atau sebaliknya. Coba identifikasi dan minimalisir pemicu stres yang bisa memicu eczema.
Catatan khusus untuk orangtua yang memiliki bayi, bila Anda menggunakan susu formula dan bayi mengalami eczema, dokter bisa menyarankan untuk berganti ke varian hypoallergenic. Mungkin ini bukan solusi terbaik, tapi tak ada salahnya dicoba.
Sumber :
https://www.ibupedia.com/artikel/kelahiran/cara-mengatasi-dan-mencegah-kulit-bayi-kering-karena-eczema
https://www.alodokter.com/eksim-atopik
https://m.suara.com/health/2019/05/16/154857/viral-bayi-7-bulan-derita-eksim-atopik-ketahui-ciri-bayi-paling-berisiko
https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/eczema
https://www.aad.org/public/diseases/eczema/eczema-resource-center
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/atopic-dermatitis-eczema/expert-answers/baby-eczema/faq-20450999
https://www.pregnancybirthbaby.org.au/eczema-in-children
@papeeryuzio
Ngomong-ngomong, mungkin beberapa dari kalian sudah ada yg tahu mengenai #DeritaBayiLucu yang dialami oleh bayi bernama Ryu, ya? Kalau boleh saya jelaskan sedikit lagi, disinyalir dari berbagai media yang beredar juga menurut penuturan ayah bayi Ryu dalam akun sosial media pribadinya bahwa bayi Ryu mengalami Eczema Dermatitis atau kondisi kulit Eksim Atopik akibat dipegang, cubit, dan cium sembarangan oleh banyak orang disebuah acara pernikahan. Kondisi bayi Ryu mengalami Eksim Atopik dengan kulit gatal memerah di bagian pipi, dan itu membuat sang ayah sangat sedih.
Melalui kejadian ini, muncul beberapa pertanyaan seperti, sebenarnya Eksim Atopik itu apa sih? Apakah anak yang terkena Eksim Atopik dapat sembuh total? Lalu bayi dengan ciri seperti apakah yang rawan terhadap Eksim Atopik? Semuanya akan dirangkum diulasan dibawah ini, simak ya!
Eksim atopik adalah penyakit kulit yang ditandai dengan munculnya rasa gatal secara terus-menerus dan timbul ruam kulit yang memerah. Ruam dan rasa gatal tersebut dapat muncul di satu atau lebih area tubuh, serta rasa gatal akan semakin terasa memburuk saat malam hari. Dermatitis atopik bersifat kronik residiv atau berulang kapan saja.
Selain ruam dan gatal, penderita eksim atopik juga dapat merasakan gejala lain, seperti kulit menjadi kasar, menebal, dan bersisik. Di kasus tertentu, kulit yang bermasalah dapat menimbulkan rasa sakit bahkan mengeluarkan darah.
Sekitar 20 persen bayi dan anak kecil mengalami eczema. Biasanya eczema berawal saat bayi, dengan 65 persen pasien mengalami gejala saat usia 1 tahun dan 90 persen gejala berkembang sebelum usia 5 tahun.
Tak ada yang tahu pasti apa penyebab eczema, tapi kecenderungannya seringkali karena faktor keturunan. Jadi anak lebih mungkin mengalaminya bila Atmaguys atau anggota keluarga dekat mengalami eczema, asma, atau alergi.
Eczema bukan reaksi alergi terhadap zat tertentu, tapi penyebab alergi atau iritasi dari lingkungan seperti asap rokok bisa memicunya. Meski jarang terjadi, eczema bisa dipicu oleh penyebab alergi pada pola makan anak atau pola makan Atmaguys bila si kecil menyusu.
Ruam juga dapat bertambah buruk karena panas, penyebab iritasi yang kontak dengan kulit (seperti bahan kimia pada sabun, pewangi, lotion, dan deterjen), perubahan suhu, dan kulit kering. Stres bisa juga memicu munculnya eczema.
Beredar sebuah mitos yang menyebutkan eczema tidak bisa diobati. Faktanya, eczema bisa diobati dengan baik, bila penyebabnya yang pasti diketahui dan tersedia penanganan terbaik. Eczema adalah masalah yang umum pada anak. Orangtua yang bayinya terkena eczema perlu memahami gejala dan penyebabnya. Penanganan dan perawatan yang tepat bisa mengurangi gejala eczema. Ada banyak penanganan yang tersedia, pencegahan, serta obat rumahan, yang bisa membantu mengatasi eczema dengan efektif.
Dr. Arthur S. Simon, SpKK, seorang dokter kulit di klinik DokterKulitku sekaligus penderita eksim atopik pun turut membagikan ilmunya dan pengalamannnya tentang eksim atopik melalui media sosial.
Ia menjabarkan banyak hal mengenai eksim atopik, mulai penyebab, efek sampi selain alergi kulit, pengobatan hingga ciri bayi yang paling berisiko terkena eksim atopik.
Selain faktor keturunan dan pola asuh orangtua yang super bersih, ada 3 faktor lain yang menyebabkan bayi lebih berisiko terkena eksim atopik maupun alergi berlebihan.
1. Bayi lahir caesar
Dr. Arthur S. Simon, SpKK mengatakan bayi yang lahir secara caesar lebih memiliki risiko tinggi menderita eksim atopik.
"Anak yang lahir via operasi sesar mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menderita eksim atopik," tulisnya di instagram.
Melansir dari ncbi.nlm.nih.gov, sebuah penelitian telah mencari kaitan cara persalinan dengan gangguan alergi pada bayi setelah lahir hingga masa kanak-kanak.
Hasilnya menyatakan persalinan caesar meningkatkan risiko bayi menderita dermatitis atopik alias eksim atopik.
2. Bayi yang tidak mendapatkan ASI
Menurut Arthur S. Simon, ASI (Air Susu Ibu) mengandung banyak protein yang dapat memperkecil risiko seorang bayi mengalami alergi, termasuk eksim atopik.
"ASI mengandung protein yang dapat memperkecil kemungkinan timbulnya alergi, termasuk eksim atopik," ujarnya.
Melansir dari nestlehealthscience.com, bayi yang tidak mendapat ASI menderita eksim bisa jadi karena alergi protein susu sapi. Banyak bayi yang mengalami eksim sejak dini karena alergi terhadap satu atau lebih zat penyebab alergi.
3. Bayi terlambat MPASI
Faktor lain yang membuat bayi berisiko menderita eksim atopik karena orangtua terlambat mengenalkannya dengan makanan padat atau makanan pendamping ASI (MPASI) yang seharusnya dilakukan saat bayi usia 6 bulan.
Tak sekadar eksim atopik, bayi yang terlambat MPASI juga lebih mudah mengalami alergi terhadap makanan tertentu.
Oh iya, ada juga beberapa fakta yang harus Atmaguys ketahui mengenai Eczema Dermatitis ini ;
1. Eczema tidak menular
2. Eczema tidak menimbulkan luka permanen
3. Eczema bisa diobati, meski tidak sembuh sepenuhnya karena eczema ini terkait dengan masalah kekebalan tubuh dan genetik
Penanganan Eczema
Merawat kulit anak dan menghindari pemicu eczema bisa membantu mengatasi dan mencegah masalah kulit ini.
1. Mandi
Bicaralah pada dokter tentang seberapa sering Atmaguys perlu memandikan si kecil. Banyak ahli meyakini mandi setiap hari meringankan eczema. Tapi pastikan air mandi bayi tidak terlalu hangat, karena air yang sangat hangat membuat kulit bayi kering lebih cepat dibanding air yang hangat-hangat kuku.
Gunakan sabun berformula ringan, tidak berbusa dan berwangi kemudian bilas tubuh anak di akhir mandi agar ia tidak duduk di air bersabun. Setelah mengangkat anak dari bak, tepuk-tepuk tubuhnya (jangan menggosok) dengan handuk atau lap lembut untuk mengangkat air dari kulit. Lalu, ketika kulitnya masih lembab, gunakan pelembab berupa krim, salep, atau lotion yang dapat mengunci kelembaban tubuh.
2. Hindari anak menggaruk kulit yang memerah
Bayi bisa menggaruk dengan tangan atau menggosokkan wajahnya yang gatal pada seprei selama tidur. Tapi menggaruk dan menggosok bisa menyebabkan iritasi dan peradangan kulit serta membuat kondisi kulit lebih buruk.
Gunakan seprei paling lembut pada tempat tidur bayi, dan jaga kuku bayi tetap pendek. Pakaikan kaos tangan saat tidur bila perlu. Bila anak kesulitan tidur karena gatal, konsultasikan ke dokter. Dokter bisa menyarankan antihistamine untuk membantu anak istirahat lebih baik.
3. Kompres dan lotion
Saat muncul eczema, coba gunakan kompres dingin pada area kulit beberapa kali sehari, diikuti pelembab untuk mengunci kelembaban kulit.
4. Jaga kulit tetap sejuk
Pakaikan pakaian yang lembut, seperti katun. Hindari wol dan material yang menimbulkan gatal, yang bisa mengiritasi kulit yang sensitif. Jangan membuat bayi kepanasan dengan berlebihan menyelimuti atau membedong bayi.
5. Sabun dan pembersih
Gunakan sabun mandi bebas pewangi atau sabun dan shampo tanpa cleanser. Atmaguys bisa gunakan produk yang dibuat khusus untuk kulit sensitif. Gunakan deterjen tanpa pewangi untuk mencuci pakaian dan seprei anak dan jangan gunakan pelembut pakaian.
6. Hindari pemicu eczema
Jauhkan anak dari asap rokok.
Perubahan cepat pada suhu bisa membuat eczema bertambah parah, jadi jangan biarkan anak berpindah suhu dari panas ke dingin dengan cepat, atau sebaliknya. Coba identifikasi dan minimalisir pemicu stres yang bisa memicu eczema.
Catatan khusus untuk orangtua yang memiliki bayi, bila Anda menggunakan susu formula dan bayi mengalami eczema, dokter bisa menyarankan untuk berganti ke varian hypoallergenic. Mungkin ini bukan solusi terbaik, tapi tak ada salahnya dicoba.
Sumber :
https://www.ibupedia.com/artikel/kelahiran/cara-mengatasi-dan-mencegah-kulit-bayi-kering-karena-eczema
https://www.alodokter.com/eksim-atopik
https://m.suara.com/health/2019/05/16/154857/viral-bayi-7-bulan-derita-eksim-atopik-ketahui-ciri-bayi-paling-berisiko
https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/eczema
https://www.aad.org/public/diseases/eczema/eczema-resource-center
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/atopic-dermatitis-eczema/expert-answers/baby-eczema/faq-20450999
https://www.pregnancybirthbaby.org.au/eczema-in-children
@papeeryuzio