Kolaborasi Kuliner di Era Pandemi
Citizen News

Bisnis kuliner di era Pandemi COVID 19 banyak mengalami penurunan omset yang cukup tajam. Khususnya di Wonosobo kuliner identik dengan wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata disini. Peluang kuliner terbuka lebar dengan banyaknya destinasi wisata dikota dingin ini. Pandemi Covid 19 mengantarkan lesunya sektor wisata di Kabupaten Wonosobo. Produk yang biasanya laris manis dibeli oleh para wisatawan menjadi produk biasa untuk dijual kekalangan sekitar saja. Usaha kuliner selama ini juga dimeriahkan dng banyaknya acara seperti sosialisasi,event-event pemerintah maupun swasta dan beberapa kegiatan lain dalam bentuk tatap muka. Kegiatan kegiatan ini semua berhenti total selama masa Pandemi COVID 19.
Kondisi ini tidak menyurutkan kegigihan kelompok perempuan yang tergabung dalam JARPUK (Jaringan Perempuan Usaha Kecil dan Menengah) Wonosobo untuk memutar otak dan mempertahankan usaha kuliner milik anggotanya. Mereka semakin yakin dengan aktivitas yang dijalankan selama ini melalui kolaborasi pemasaran setiap produk yang mereka hasilkan. Antar anggota membeli kebutuhan produk ke anggota lainya. Situasi ini mengantarkan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam sektor usaha kuliner di Kabupaten Wonosobo. Pemerintah diharapkan mampu memberikan ruang bagi usaha kecil dan menengah supaya mereka tetap bertahan. Menurut Nuke Maya ketua JARPUK Wonosobo di sela sela kunjunganya ke PT Protecda.
Potensi yang dimiliki oleh anak anak tuna rungu selama ini tidak kita gali lebih mendalam. Mereka bisa menghasilkan produk kuliner yang rasanya sangat nikmat. Anak anak Tuna Rungu yang tergabung dalam PT Protecda di era pandemi Covid 19 semakin kreatif dng mengkreasikan jus buah naga dan sledri,ayam sempol rempah rempah,puding sledri, dan mengolah bahan baku lokal menjadi citarasa modern. Mereka juga mengkreasikan kemar menjadi sabun mandi. Sehingga kolaborasi dengan pihak lain mutlak harus dilaksanakan. Kami sangat mendukung kolaborasi semua pihak seperti Jarpuk maupun KITA Institute. Berdasarkan informasi dari Suster Fransiska PMY selaku direktur PT Protecda.
Anis setyaningsih sekretaris KITA Institute menyampaikan sangat antusias mendengarkan masukan dari PT Protecda dan JARPUK. KITA Institute sendiri sudah memproduksi eskrim buah dan sayuran serta menu ayam chuis(menu khas warga kumejing Wadaslintang). Era Pandemi mengantarkan usaha ini berhenti untuk sementara waktu karena pasar selama ini tergantung pada unit usaha sekolah dan even event tertentu. Kolaborasi antar lembaga yang bergerak didunia kuliner menjadi sangat penting untuk saling mendukung satu dan lainya. Masing masing memegang peranan penting untuk saling berbagi pengetahuan dan pasar untuk usaha yang sedang dijalankan. KITA Institute sangat mendukung upaya JARPUK maupun PT Protecda dalam membangun kolaborasi bersama dibidang kuliner.
#KitaInstituteWonosobo
Kondisi ini tidak menyurutkan kegigihan kelompok perempuan yang tergabung dalam JARPUK (Jaringan Perempuan Usaha Kecil dan Menengah) Wonosobo untuk memutar otak dan mempertahankan usaha kuliner milik anggotanya. Mereka semakin yakin dengan aktivitas yang dijalankan selama ini melalui kolaborasi pemasaran setiap produk yang mereka hasilkan. Antar anggota membeli kebutuhan produk ke anggota lainya. Situasi ini mengantarkan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam sektor usaha kuliner di Kabupaten Wonosobo. Pemerintah diharapkan mampu memberikan ruang bagi usaha kecil dan menengah supaya mereka tetap bertahan. Menurut Nuke Maya ketua JARPUK Wonosobo di sela sela kunjunganya ke PT Protecda.
Potensi yang dimiliki oleh anak anak tuna rungu selama ini tidak kita gali lebih mendalam. Mereka bisa menghasilkan produk kuliner yang rasanya sangat nikmat. Anak anak Tuna Rungu yang tergabung dalam PT Protecda di era pandemi Covid 19 semakin kreatif dng mengkreasikan jus buah naga dan sledri,ayam sempol rempah rempah,puding sledri, dan mengolah bahan baku lokal menjadi citarasa modern. Mereka juga mengkreasikan kemar menjadi sabun mandi. Sehingga kolaborasi dengan pihak lain mutlak harus dilaksanakan. Kami sangat mendukung kolaborasi semua pihak seperti Jarpuk maupun KITA Institute. Berdasarkan informasi dari Suster Fransiska PMY selaku direktur PT Protecda.
Anis setyaningsih sekretaris KITA Institute menyampaikan sangat antusias mendengarkan masukan dari PT Protecda dan JARPUK. KITA Institute sendiri sudah memproduksi eskrim buah dan sayuran serta menu ayam chuis(menu khas warga kumejing Wadaslintang). Era Pandemi mengantarkan usaha ini berhenti untuk sementara waktu karena pasar selama ini tergantung pada unit usaha sekolah dan even event tertentu. Kolaborasi antar lembaga yang bergerak didunia kuliner menjadi sangat penting untuk saling mendukung satu dan lainya. Masing masing memegang peranan penting untuk saling berbagi pengetahuan dan pasar untuk usaha yang sedang dijalankan. KITA Institute sangat mendukung upaya JARPUK maupun PT Protecda dalam membangun kolaborasi bersama dibidang kuliner.
#KitaInstituteWonosobo