KOBBER lakukan diskusi penguatan seputar Kesehatan Ibu dan Anak Kabupaten Brebes
Berita Warga 
(21/11/2020) Sebanyak dua belas orang dari sembilan Organisasi yang tergabung dalam Forum Komunitas Brebes Bersama (KOBBER) melakukan pendalaman dan Isu tematik terkait Kesehatan Ibu dan Anak di Kabupaten Brebes. Dalam kondisi pandemi covid 19, mereka berkomitmen menjaga protokol kesehatan secara ketat. Acara ini didukung dan dibiayai sepenuhnya oleh PC IBI Brebes.
Bertempat di Aula IBI Brebes organisasi yang hadir diantaranya pengurus PC Ikatan Bidan Indonesia, Gerakan Difabel Hebat, PD Pemuda Muhammadiyah, PC GP Ansor Brebes, Yayasan Unggul Indonesia, Yayasan Simpul, Mahasiswa Kawal Brebes, Gerakan Berantas Korupsi dan LSM Agustus.
Kegiatan diawali eksplore pendapat dari masing- masing peserta yang hadir dari, menurut Munsip ketua PC GP Ansor sekaligus pendamping desa kab bidang PSD Kabupaten Brebes, mempastikan telah meminta para pendamping Desa untuk mengawal anggaran Stunting pada APBDes dimasing-masing Desa, dukungan Dana Kesehatan Ibu dan Anak saat ini sudah bisa diakses melalui Dana Desa yang besarannya di tentukan dari hasil musyawarah Desa, namun akselerasinya terhambat oleh SDM di level desa.
Menurut Hj Mahmudah Ketua IBI, Bidan Desa saat ini terlalu banyak beban administrasi dari pada beban pelayanan. Semestinya rasio bidan desa harus disesuaikan dengan jumlah penduduk tiap desa, pemerintah perlu membuat solusi krisis tenaga kesehatan di desa.
Kustoro ketua LSM Agustus berpendapat 342 tahun sejak Brebes lahir belum banyak yang perlu dibanggakan, pemerintah sudah berbuat apa dan bagaimana sepertinya kita sebagai masyarakat belum melihat dampak terhadap kemajuan Indeks Pembangunan Manusia. Ia berpendapat KOBBER sebagai forum yang memiliki bergaining position strategis perlu menawarkan konsep kerjasama kepada Pemda melalui desa lokus binaan KOBBER sebagai medianya. Organisasi yang tergabung dalam KOBBER bisa berperan sebagai mentor dalam pendampingan desa tersebut. Perlu kita segerakan pertemuan dengan OPD terkait Kesehatan biar cepat larinya. Ibarat Gabah ”Biji padi” yang digiling mesin giling, kita perlu gesekan positif demi hasil yang baik.
Riyadi Santoso dari Program Manager Yayasan Eska Unggul Indonesia menyampaikan rumusan masalah isu kesehatan ibu dana anak sudah kita selesaikan melalui metode tulang ikan pada pertemuan KOBBER Oktober lalu, rencana aksi juga sudah, sekarang kita pada tahap bagaimana mengimplementasikan dari kegiatan yang sudah direncanakan.
Tokhidul Mikbar dari G’Debat menyampaikan bahwa dahulu kami pernah mengadvokasi terbitnya SIM khusus bagi disabilitas, awalnya kita tidak tidak mendapat perhatian, kita tidak bosan melakukan koordinadi dengan Polres Brebes karena berdasarkan regulasi warga dissabilitas memiliki SIM Khusus. Penantian dan ikhtiar panjang akhirnya berujung manis, ia diundang oleh Kapolres Brebes untuk berdiskusi soal hak- hak mereka sebagai pengendara kendaraan bermotor di jalan, beberapa warga dissabilitas Brebes telah mendapatkan akses pembuatan SIM D hingga sekarang. Ia berharap KOBBER juga mampu melakukan advokasi semacam itu, melalui isu kesehatan ibu dan anak dan modalitas organisasi yang ada.
Peserta dari pertemuan ini yakni Hj Mahmudah, Hj Aslikhah dari PC IBI Brebes, Redi Liana dari LSM Gebrak, Kustoro Why dari LSM Agustus, Akhmad Fauzi, Riyadi Santoso, Herwanto dari Yayasan Eska Unggul Indonesia, Khoerun Mukti dari Mahasiswa Kawal Brebes, Tokhidul Mikbar dari Gerakan Difabel Brebes Hebat, Akhmad munsip dari PC GP Ansor Brebes, Taufik dari PD Pemuda Muhammadiyah dan Warto dari Yayasan Simpul.
Dari hasil pertemuan tersebut setidaknya ada tiga hal rencana tindaklanjut. Pertama KOBBER akan menindaklanjuti melalui kegiatan Koordinasi dengan Sekda Brebes menyampaikan profil dan dukungan KOBBER terhadap Pemda. Kedua Inisiasi desa percontohan KOBBER melalui kolaborasi dengan pemerintah Desa. Ketiga audiensi dengan Dinas permberdayaan masyarakat dan desa mendiskusikan dukungan desa Percontohan KOBBER
Bertempat di Aula IBI Brebes organisasi yang hadir diantaranya pengurus PC Ikatan Bidan Indonesia, Gerakan Difabel Hebat, PD Pemuda Muhammadiyah, PC GP Ansor Brebes, Yayasan Unggul Indonesia, Yayasan Simpul, Mahasiswa Kawal Brebes, Gerakan Berantas Korupsi dan LSM Agustus.
Kegiatan diawali eksplore pendapat dari masing- masing peserta yang hadir dari, menurut Munsip ketua PC GP Ansor sekaligus pendamping desa kab bidang PSD Kabupaten Brebes, mempastikan telah meminta para pendamping Desa untuk mengawal anggaran Stunting pada APBDes dimasing-masing Desa, dukungan Dana Kesehatan Ibu dan Anak saat ini sudah bisa diakses melalui Dana Desa yang besarannya di tentukan dari hasil musyawarah Desa, namun akselerasinya terhambat oleh SDM di level desa.
Menurut Hj Mahmudah Ketua IBI, Bidan Desa saat ini terlalu banyak beban administrasi dari pada beban pelayanan. Semestinya rasio bidan desa harus disesuaikan dengan jumlah penduduk tiap desa, pemerintah perlu membuat solusi krisis tenaga kesehatan di desa.
Kustoro ketua LSM Agustus berpendapat 342 tahun sejak Brebes lahir belum banyak yang perlu dibanggakan, pemerintah sudah berbuat apa dan bagaimana sepertinya kita sebagai masyarakat belum melihat dampak terhadap kemajuan Indeks Pembangunan Manusia. Ia berpendapat KOBBER sebagai forum yang memiliki bergaining position strategis perlu menawarkan konsep kerjasama kepada Pemda melalui desa lokus binaan KOBBER sebagai medianya. Organisasi yang tergabung dalam KOBBER bisa berperan sebagai mentor dalam pendampingan desa tersebut. Perlu kita segerakan pertemuan dengan OPD terkait Kesehatan biar cepat larinya. Ibarat Gabah ”Biji padi” yang digiling mesin giling, kita perlu gesekan positif demi hasil yang baik.
Riyadi Santoso dari Program Manager Yayasan Eska Unggul Indonesia menyampaikan rumusan masalah isu kesehatan ibu dana anak sudah kita selesaikan melalui metode tulang ikan pada pertemuan KOBBER Oktober lalu, rencana aksi juga sudah, sekarang kita pada tahap bagaimana mengimplementasikan dari kegiatan yang sudah direncanakan.
Tokhidul Mikbar dari G’Debat menyampaikan bahwa dahulu kami pernah mengadvokasi terbitnya SIM khusus bagi disabilitas, awalnya kita tidak tidak mendapat perhatian, kita tidak bosan melakukan koordinadi dengan Polres Brebes karena berdasarkan regulasi warga dissabilitas memiliki SIM Khusus. Penantian dan ikhtiar panjang akhirnya berujung manis, ia diundang oleh Kapolres Brebes untuk berdiskusi soal hak- hak mereka sebagai pengendara kendaraan bermotor di jalan, beberapa warga dissabilitas Brebes telah mendapatkan akses pembuatan SIM D hingga sekarang. Ia berharap KOBBER juga mampu melakukan advokasi semacam itu, melalui isu kesehatan ibu dan anak dan modalitas organisasi yang ada.
Peserta dari pertemuan ini yakni Hj Mahmudah, Hj Aslikhah dari PC IBI Brebes, Redi Liana dari LSM Gebrak, Kustoro Why dari LSM Agustus, Akhmad Fauzi, Riyadi Santoso, Herwanto dari Yayasan Eska Unggul Indonesia, Khoerun Mukti dari Mahasiswa Kawal Brebes, Tokhidul Mikbar dari Gerakan Difabel Brebes Hebat, Akhmad munsip dari PC GP Ansor Brebes, Taufik dari PD Pemuda Muhammadiyah dan Warto dari Yayasan Simpul.
Dari hasil pertemuan tersebut setidaknya ada tiga hal rencana tindaklanjut. Pertama KOBBER akan menindaklanjuti melalui kegiatan Koordinasi dengan Sekda Brebes menyampaikan profil dan dukungan KOBBER terhadap Pemda. Kedua Inisiasi desa percontohan KOBBER melalui kolaborasi dengan pemerintah Desa. Ketiga audiensi dengan Dinas permberdayaan masyarakat dan desa mendiskusikan dukungan desa Percontohan KOBBER