Masuk Daftar

Kisah Humanis : Kades Baloli Evakuasi Rumah Hanyut

Diskusi Komunitas
JW SUREQ - LUWU UTARA
Banjir Bandang yang menimpa Masamba, Luwu Utara pada 13 Juli 2020 lalu tidak hanya membawa duka bagi warga Luwu Utara tapi juga menyimpan beragam cerita yang mampu menggetarkan hati setiap orang yang mendengarnya.

Ragam cerita humanis terselip di antara ratusan manusia yang terdampak banjir bandang pada waktu itu.

Kali ini terungkap dari Solihin, Kepala Desa Baloli yang saat itu memasuki masa transisi, berinisiatif melakukan komunikasi ke aparatnya untuk bergerak keluar menelurusi jalan yang gelap saat suara gemuruh air mulai terdengar.

"Waktu itu, lampu tiba-tiba padam dan hujan yang deras dari pagi hingga malam. Suara riuh dan panik mulai terdengar dari deretan halaman rumah warga," ungkap Solihin saat ditemui Jurnalis Warga Sureq Lutra beberapa waktu lalu di teras kantor desa.(26/5/24/)

Banjir bandang yang terjadi saat itu membawa material pasir, kayu dan batu yang sangat besar. Hal ini mengakibatkan 5 rumah warga Desa Baloli yang ada dibantaran sungai rusak parah dan 1 hanyut terbawa arus.

Dengan sigap, Solihin mengumpulkan aparat dan seluruh pemuda desa yang tidak terdampak banjir untuk melakukan evakuasi warga yang rumahnya hanyut dan terbawa arus dengan menggunakan Skopator.

Solihin lebih jauh menceritakan tentang kondisi persawahan, pertanian dan peternakan di desanya yang luasnya sekitar 35 hektar. Saat banjir menerjang, material pasir menimbun hampir seluruh area demografi desa, hal ini mengakibatkan lumpuhnya mata pencaharian petani, pekebun dan peternak dalam rentan waktu yang cukup lama.

Namun sekarang, empat tahun pasca banjir, untuk pemulihan area demografi desa, area tersebut mulai ditanami sawit yang dilakukan pada awal tahun 2024 ini.

Hal ini dapat dilakukan tentu karena dukungan dari pemerintah setempat dan kesigapan pemuda dan warga desa dalam mengubah taman pasir menjadi taman sawit.

Menurut Solihin, banjir bandang ini memang terjadi karena kehendak Tuhan, tapi disisi lain juga ada campur tangan manusia di dalamnya. Pertama karena adanya penebangan pohon di kawasan hutan lindung yang ada di wilayah Maipi yang sudah puluhan tahun lamanya berlalu, tapi dampaknya baru terasa sekarang.

Tingginya intensitas curah hujan pada waktu itu juga menjadi salah satu faktor utama. Hujan yang terjadi hingga seminggu lamanya, menyebabkan debit air meningkat, dan sungai Masamba meluap.

Jika kita masih mempercayai hal-hal ghaib, juga menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir.
"Menurut kepercayaan orang tua kita dahulu, buang sampah sembarangan di sungai bisa membuat marah roh-roh penunggu yang ada di sungai," ucap Solihin.


By LiLa

Tagar Populer

Berita Warga Terkait

Berita Warga Terpopuler

Berita Warga Terbaru

Jelajahi Informasi Lebih Dalam

Berita Warga

Kabar berita terkini dari warga

Loker

Informasi lapangan pekerjaan

Acara

Undangan acara untuk warga

Laporan Warga

Masalah yang terjadi di lingkungan

Komunitas

Ruang komunitas AtmaGo

Lihat kabar pilihan, khusus dirangkum untukmu!

Masuk Daftar