Kiprah Komnas Perempuan Selama 25 Tahun Didirikan
Citizen News

15 November 2023 lalu di Hotel Grand Sahid Jaya Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menggelar selebrasi seperempat abad sejak berdiri. Yakni sebagai lembaga yang berperan dan mendapatkan mandat khusus untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan pemajuan hak-hak perempuan.
Acara peringatan ini mengusung tema Satu Suara, Wujudkan Cita-Cita: Perempuan Indonesia Aman, Sentosa dan Berdaulat. Selain itu Komnas Perempuan juga turut mengundang Penyintas, Komunitas Korban dan Perempuan Pembela HAM.
Selain itu hadir pula Komisioner dan Sekretaris Jenderal Purnabakti lintas generasi Komnas Perempuan. Lalu Kementerian dan/atau Lembaga, Kedutaan dan/atau Perwakilan Negara Sahabat dan Organisasi Internasional. Organisasi Pendamping Korban dan/atau Organisasi Masyarakat Sipil serta rekan media.
Peringatan ini terlaksana untuk menghimpun informasi refleksi perjalanan upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan. Terutama dalam 25 tahun dan peran Komnas Perempuan yang tersajikan melalui pameran di sekitar venue.
Selain itu, peserta yang hadir juga dapat mengetahui uraian kondisi geopolitik, tantangan dan peluang di tingkat global, nasional dan lokal. Yakni dalam upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan.
25 Tahun Komnas Perempuan
Andy Yentriyani Ketua Komnas Perempuan menyampaikan dalam sambutannya, selama kurun waktu 25 tahun, Komnas Perempuan telah menghasilkan 7 hal penting. Yaitu informasi tentang kekerasan terhadap perempuan melalui Catatan Tahunan (Catahu), laporan pemantauan dan pendokumentasian, dan publikasi output kajian.
Kedua, Andy juga menyampaikan bahwa Komnas Perempuan telah menghasilkan alat pembelaan kebijakan dalam bentuk rekomendasi dan naskah kebijakan. Kemudian daftar inventarisir masalah untuk peraturan perundang-undangan, kertas kerja kebijakan, dan laporan berkala pelaksanaan komitmen pada konvensi internasional terkait HAM perempuan.
Capaian lain Komnas Perempuan adanya penyikapan kasus dalam bentuk surat rujukan, klarifikasi, dan rekomendasi. Lalu naskah amicus curiae dan keterangan ahli, kumpulan ketentuan dasar penguatan kapasitas seperti modul pelatihan, bahan rujukan konsep, manual perlindungan dan support untuk perempuan pembela HAM, dan pedoman kampanye.
Komnas Perempuan juga bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk untuk meningkatkan dukungan masyarakat dan stakeholder seperti piagam kerjasama (MoU) dengan berbagai lembaga negara dan masyarakat, serta universitas, Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Catatan Tahunan Komnas Perempuan yang jumlah pesertanya selalu bertambah, Pundi Perempuan sebagai ruang pengumpulan dana filantropi, dan adanya ikhtiar pencatatan pelanggaran HAM masa lalu sebagai pencegahan pengulangan kasus.
Selain itu, selama 25 tahun, lembaga ini telah menjadi referensi masyarakat dan stakeholder. Yakni melalui informasi di situs dan media sosial Komnas Perempuan. Seperti rilis dan penyediaan pemberitahuan bagi pihak peneliti, civitas akademik, media dan warga pada umumnya.
Menjadi Penguat Kelembagaan
Komnas Perempuan juga menjadi penguat kelembagaan yang mereka tunjukkan melalui peningkatan value kinerja anggaran, kapasitas daya serap, dan kumpulan ketentuan dasar pelaksanaan teknis. Seperti standar operasional prosedur, tata naskah dinas, dan peraturan pencegahan dan penanganan kekerasan berbasis gender di lingkungan Komnas Perempuan.
Selain ketujuh capaian tersebut, Komnas Perempuan juga melaporkan capaian dalam bentuk rekomendasi yang ditindaklanjuti. Termasuk dalam pembentukan landasan hukum baru.
Yaitu seperti Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, Undang-Undang No. 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual dan dalam upaya harmonisasi kebijakan menyikapi berbagai kebijakan diskriminatif yang terbit atas nama otonomi daerah.
Penulis: Karimah Iffia Rahman, alumni Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jurusan Kesehatan Lingkungan yang kini beraktivitas sebagai Fulltime Mommy and Freelance CDMs. Karya pertamanya yang dibukukan ada pada antologi Menyongsong Society 5.0. Saat ini sedang melanjutkan pendidikan di SGPP Indonesia, Founder Ibuku Content Creator (ICC) dan menulis di Iffiarahman.com. Terbuka untuk menerima kerja sama dan korespondensi melalui iffiarahman@gmail.com.
Selengkapnya: https://mubadalah.id/kiprah-komnas-perempuan-selama-25-tahun-didirikan/
Acara peringatan ini mengusung tema Satu Suara, Wujudkan Cita-Cita: Perempuan Indonesia Aman, Sentosa dan Berdaulat. Selain itu Komnas Perempuan juga turut mengundang Penyintas, Komunitas Korban dan Perempuan Pembela HAM.
Selain itu hadir pula Komisioner dan Sekretaris Jenderal Purnabakti lintas generasi Komnas Perempuan. Lalu Kementerian dan/atau Lembaga, Kedutaan dan/atau Perwakilan Negara Sahabat dan Organisasi Internasional. Organisasi Pendamping Korban dan/atau Organisasi Masyarakat Sipil serta rekan media.
Peringatan ini terlaksana untuk menghimpun informasi refleksi perjalanan upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan. Terutama dalam 25 tahun dan peran Komnas Perempuan yang tersajikan melalui pameran di sekitar venue.
Selain itu, peserta yang hadir juga dapat mengetahui uraian kondisi geopolitik, tantangan dan peluang di tingkat global, nasional dan lokal. Yakni dalam upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan.
25 Tahun Komnas Perempuan
Andy Yentriyani Ketua Komnas Perempuan menyampaikan dalam sambutannya, selama kurun waktu 25 tahun, Komnas Perempuan telah menghasilkan 7 hal penting. Yaitu informasi tentang kekerasan terhadap perempuan melalui Catatan Tahunan (Catahu), laporan pemantauan dan pendokumentasian, dan publikasi output kajian.
Kedua, Andy juga menyampaikan bahwa Komnas Perempuan telah menghasilkan alat pembelaan kebijakan dalam bentuk rekomendasi dan naskah kebijakan. Kemudian daftar inventarisir masalah untuk peraturan perundang-undangan, kertas kerja kebijakan, dan laporan berkala pelaksanaan komitmen pada konvensi internasional terkait HAM perempuan.
Capaian lain Komnas Perempuan adanya penyikapan kasus dalam bentuk surat rujukan, klarifikasi, dan rekomendasi. Lalu naskah amicus curiae dan keterangan ahli, kumpulan ketentuan dasar penguatan kapasitas seperti modul pelatihan, bahan rujukan konsep, manual perlindungan dan support untuk perempuan pembela HAM, dan pedoman kampanye.
Komnas Perempuan juga bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk untuk meningkatkan dukungan masyarakat dan stakeholder seperti piagam kerjasama (MoU) dengan berbagai lembaga negara dan masyarakat, serta universitas, Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Catatan Tahunan Komnas Perempuan yang jumlah pesertanya selalu bertambah, Pundi Perempuan sebagai ruang pengumpulan dana filantropi, dan adanya ikhtiar pencatatan pelanggaran HAM masa lalu sebagai pencegahan pengulangan kasus.
Selain itu, selama 25 tahun, lembaga ini telah menjadi referensi masyarakat dan stakeholder. Yakni melalui informasi di situs dan media sosial Komnas Perempuan. Seperti rilis dan penyediaan pemberitahuan bagi pihak peneliti, civitas akademik, media dan warga pada umumnya.
Menjadi Penguat Kelembagaan
Komnas Perempuan juga menjadi penguat kelembagaan yang mereka tunjukkan melalui peningkatan value kinerja anggaran, kapasitas daya serap, dan kumpulan ketentuan dasar pelaksanaan teknis. Seperti standar operasional prosedur, tata naskah dinas, dan peraturan pencegahan dan penanganan kekerasan berbasis gender di lingkungan Komnas Perempuan.
Selain ketujuh capaian tersebut, Komnas Perempuan juga melaporkan capaian dalam bentuk rekomendasi yang ditindaklanjuti. Termasuk dalam pembentukan landasan hukum baru.
Yaitu seperti Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, Undang-Undang No. 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual dan dalam upaya harmonisasi kebijakan menyikapi berbagai kebijakan diskriminatif yang terbit atas nama otonomi daerah.
Penulis: Karimah Iffia Rahman, alumni Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jurusan Kesehatan Lingkungan yang kini beraktivitas sebagai Fulltime Mommy and Freelance CDMs. Karya pertamanya yang dibukukan ada pada antologi Menyongsong Society 5.0. Saat ini sedang melanjutkan pendidikan di SGPP Indonesia, Founder Ibuku Content Creator (ICC) dan menulis di Iffiarahman.com. Terbuka untuk menerima kerja sama dan korespondensi melalui iffiarahman@gmail.com.
Selengkapnya: https://mubadalah.id/kiprah-komnas-perempuan-selama-25-tahun-didirikan/