Keunikan Tradisi dan Budaya di Desa Sade, Lombok Tengah
Berita Warga
Masih tradisionalnya rumah-rumah di Desa Sade, tentunya tak lepas dari perawatannya yang masih menggunakan cara yang unik bahkan terkesan tidak lazim. Lantai rumah yang terbuat dari tanah liat, sesekali di-pel dengan menggunakan kotoran kerbau atau sapi. Setelahnya baru lantai disapu dan digosok dengan batu lucia
Masyarakat mempercayai konon, hal ini berguna untuk mengendapkan debu, menguatkan lantai, menghindari serangga bahkan mencegah hal-hal magis kepada pemilik rumah. Membersihkan dengan cara ini juga dilakukan ketika menjelang perayaan adat atau acara hajatan tertentu.
Tradisi unik lainnya dari Suku Sasak Desa Sade ini adalah sistem perkawinan mereka yang dikenal dengan kawin lari atau kawin culik.
Di desa ini ketika laki-laki dan perempuan saling suka, mereka akan diam diam kabur atau sang gadis yang dibawa lari. Kemudian sang gadis akan ditempatkan di sebuah rumah, yang tidak diketahui oleh orang tuanya.
Karena jika diketahui, ia akan diambil kembali oleh orang tuanya. Setelahnya sang lelaki akan mengutarakan keinginannya menikah kepada orang tua sang gadis.
Jika diterima, maka akan dilanjutkan ke proses akhir yang disebut nyongkolan, iringan pengantin pria dan wanita berjalan kembali ke rumah orang tua mempelai wanita.
Pasangan baru tersebut nantinya akan ditempatkan di rumah kecil atau Bale Kodong. Bale kodong ini diperuntukkan sebagai rumah tinggal sementara sebelum membuat rumah yang lebih besar. Di bangunan ini pula pasangan baru tersebut akan menghabiskan waktunya untuk berbulan madu.
Foto: Desa Sade (Google Maps/Jeyy Channe)
Sumber: Budaya.id
Masyarakat mempercayai konon, hal ini berguna untuk mengendapkan debu, menguatkan lantai, menghindari serangga bahkan mencegah hal-hal magis kepada pemilik rumah. Membersihkan dengan cara ini juga dilakukan ketika menjelang perayaan adat atau acara hajatan tertentu.
Tradisi unik lainnya dari Suku Sasak Desa Sade ini adalah sistem perkawinan mereka yang dikenal dengan kawin lari atau kawin culik.
Di desa ini ketika laki-laki dan perempuan saling suka, mereka akan diam diam kabur atau sang gadis yang dibawa lari. Kemudian sang gadis akan ditempatkan di sebuah rumah, yang tidak diketahui oleh orang tuanya.
Karena jika diketahui, ia akan diambil kembali oleh orang tuanya. Setelahnya sang lelaki akan mengutarakan keinginannya menikah kepada orang tua sang gadis.
Jika diterima, maka akan dilanjutkan ke proses akhir yang disebut nyongkolan, iringan pengantin pria dan wanita berjalan kembali ke rumah orang tua mempelai wanita.
Pasangan baru tersebut nantinya akan ditempatkan di rumah kecil atau Bale Kodong. Bale kodong ini diperuntukkan sebagai rumah tinggal sementara sebelum membuat rumah yang lebih besar. Di bangunan ini pula pasangan baru tersebut akan menghabiskan waktunya untuk berbulan madu.
Foto: Desa Sade (Google Maps/Jeyy Channe)
Sumber: Budaya.id