Masuk Daftar

Ketiadaan TPS, Warga Buang Sampah di Bantaran Bengawan Solo

Berita Warga
Lamongan, Jawa Timur – Di Dusun Mencorek, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, ketiadaan tempat pengelolaan sampah (TPS) memaksa warga untuk membuang sampah mereka di bantaran sodetan Sungai Bengawan Solo. Kondisi ini tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga mengancam kesehatan masyarakat sekitar.

Menurut pantauan di lapangan, tumpukan sampah terlihat menggunung di beberapa titik sepanjang bantaran sungai. Warga setempat mengaku tidak punya pilihan lain karena tidak tersedia fasilitas pengelolaan sampah yang memadai di wilayah mereka. Beragam jenis sampah, mulai dari plastik, sisa makanan, hingga limbah rumah tangga lainnya, terlihat berserakan, menciptakan pemandangan yang memprihatinkan.

Salah satu warga Dusun Mencorek, Rohmatun (44), mengungkapkan keluhannya. “Kami bingung mau buang sampah di mana. Di sini tidak ada TPS, jadi ya terpaksa buang dipinggir sungai,” ujarnya, Jum’at (24/01/2025).
Rohmatun menambahkan bahwa sebagian besar warga tidak tahu harus melakukan apa karena tidak ada alternatif tempat pembuangan yang disediakan oleh pemerintah setempat.
Kondisi ini diperparah dengan minimnya edukasi tentang pengelolaan sampah. Banyak warga yang belum memahami pentingnya memilah sampah organik dan anorganik, sehingga semua jenis limbah dicampur dan dibuang begitu saja di bantaran sungai.
Padahal, sampah plastik yang mendominasi tumpukan tersebut membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk terurai.

Dampak Lingkungan dan Kesehatan

Tumpukan sampah di bantaran Sungai Bengawan Solo tidak hanya mencemari pemandangan, tetapi juga berpotensi merusak ekosistem sungai.
Limbah plastik dan bahan kimia dari sampah rumah tangga dapat mencemari air sungai, yang digunakan oleh sebagian warga sebagai sumber air untuk kebutuhan pertanian dan tambak.
Menurut Sukirman (45), seorang petambak di Sedayulawas, air sungai yang tercemar juga berdampak pada hasil garam.
“Kadang air sungai kami gunakan untuk mengairi tambak. Kalau tercemar begini, kami khawatir berpengaruh di garam yang kami hasilkan,” katanya.

Selain dampak lingkungan, kondisi ini juga meningkatkan risiko kesehatan bagi masyarakat sekitar. Sampah yang menumpuk menjadi tempat berkembang biak bagi nyamuk, tikus, dan lalat, yang dapat menularkan berbagai penyakit seperti demam berdarah, leptospirosis, dan diare.
Bau busuk yang menyengat juga membuat warga merasa tidak nyaman menjalani aktivitas sehari-hari.

Mauludin (38), Warga Dusun Mencorek lainnya berharap adanya perhatian dari pemerintah pusat maupun daerah untuk mengatasi permasalahan ini dengan menyediakan sistem pengangkutan sampah yang terorganisir.
“Kami berharap ada sistem angkut sampah dari rumah-rumah yang nanti berkumpul di tempat pembuangan sementara, dipilah, dan residu didistribusikan ke TPA,” ujarnya.
Menurut Mauludin, dengan adanya sistem seperti itu, sampah bisa dikelola dengan lebih baik dan tidak lagi mencemari lingkungan.

Rohmad Avi Hidayat

Tagar Populer

Berita Warga Terpopuler

Berita Warga Terbaru

Jelajahi Informasi Lebih Dalam

Berita Warga

Kabar berita terkini dari warga

Loker

Informasi lapangan pekerjaan

Acara

Undangan acara untuk warga

Laporan Warga

Masalah yang terjadi di lingkungan

Komunitas

Ruang komunitas AtmaGo

Lihat kabar pilihan, khusus dirangkum untukmu!

Masuk Daftar