Kesulitan Air, Bawang Merah Baru 49 Hari Terpaksa Dipanen
Citizen News

TANJUNG - Sejumlah petani bawang merah di Kabupaten Brebes, terpaksa memanen lebih dini tanaman bawang merahnya. Ini dilakukan untuk menghindari kerugian yang lebih besar, akibat sulitnya air untuk keperluan lahan bawangnya.
Darja (54), petani bawang RT 04 RW 01 Desa Luwungbata Kecamatan Tanjung menuturkan, jika musim kemarau seperti ini usia bawang merah yang bagus untuk dipanen antara 65-70 hari. Namun, akibat sulitnya mendapatkan aliran air untuk sawahnya, dia terpaksa memanen bawang merah miliknya yang berumur 49 hari tersebut.
"Kalau idealnya di musim kemarau seperti ini usia bawang itu diantara 65-70 hari," ungkapnya, kemarin.
Dia menuturkan, alasan utama memanen dini selain kesulitna air yakni mengurangi resiko mengalami kerugian. Pasalnya, jika tidak dipanen dini tanaman bawang merah miliknya akan dimakan hama ulat.
"Kalau tidak cepat-cepat dipanen takutnya akan habis sama hama. Jadi ya terpaksa dipanen lebih dini," tuturnya.
Namun saat disinggung mengenai jumlah hasil panen, dia menuturkan panen dini yang dilakukan olehnya sudah jelas akan berdampak pada hasil yang didapat. Pasalnya, jika dipanen lebih dini bobot dan kualitas bawang merah sudah pasti jauh dibandingkan dengan bawang merah yang dipanen sesuai dengan usia bawang (dua bulan, red).
"Kalau untuk dijual sudah pasti bobotnya akan berkurang. Tapi ini untuk bibit di musim hujan, jadi ya lumayan." ungkapnya.
Senada dengan Darja, Udin petani bawang merah lainnya juga menuturkan hal yang sama. Dia terpaksa memanen bawang merah miliknya akibat saluran irigasi di tempatnya sudah tidak aliran air lagi. Sehingga, dirinya susah untuk mengaliri sawah miliknya tersebut.
"Dari tanam hingga panen saya mengandalkn pompa pantek. Ini saja sudah kecil keluar airnya, jadi saya panen dini," katanya.
Dia mengaku, biaya yang dikeluarkan untuk menanam bawang merah di musim seperti ini jauh lebih banyak. Selain untuk membeli obat-obatan, para petani juga mengeluarkan biaya tambahan yakni untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) untuk mengisi pompa pengambilan air di sumur pantek.
"Pokoknya biaya produksi tanam di musim kemarau dua kali lipat dibanding musim penghujan. Jadi kita tidak mau gagal panen ," pungkasnya.
Radartegal.com
Darja (54), petani bawang RT 04 RW 01 Desa Luwungbata Kecamatan Tanjung menuturkan, jika musim kemarau seperti ini usia bawang merah yang bagus untuk dipanen antara 65-70 hari. Namun, akibat sulitnya mendapatkan aliran air untuk sawahnya, dia terpaksa memanen bawang merah miliknya yang berumur 49 hari tersebut.
"Kalau idealnya di musim kemarau seperti ini usia bawang itu diantara 65-70 hari," ungkapnya, kemarin.
Dia menuturkan, alasan utama memanen dini selain kesulitna air yakni mengurangi resiko mengalami kerugian. Pasalnya, jika tidak dipanen dini tanaman bawang merah miliknya akan dimakan hama ulat.
"Kalau tidak cepat-cepat dipanen takutnya akan habis sama hama. Jadi ya terpaksa dipanen lebih dini," tuturnya.
Namun saat disinggung mengenai jumlah hasil panen, dia menuturkan panen dini yang dilakukan olehnya sudah jelas akan berdampak pada hasil yang didapat. Pasalnya, jika dipanen lebih dini bobot dan kualitas bawang merah sudah pasti jauh dibandingkan dengan bawang merah yang dipanen sesuai dengan usia bawang (dua bulan, red).
"Kalau untuk dijual sudah pasti bobotnya akan berkurang. Tapi ini untuk bibit di musim hujan, jadi ya lumayan." ungkapnya.
Senada dengan Darja, Udin petani bawang merah lainnya juga menuturkan hal yang sama. Dia terpaksa memanen bawang merah miliknya akibat saluran irigasi di tempatnya sudah tidak aliran air lagi. Sehingga, dirinya susah untuk mengaliri sawah miliknya tersebut.
"Dari tanam hingga panen saya mengandalkn pompa pantek. Ini saja sudah kecil keluar airnya, jadi saya panen dini," katanya.
Dia mengaku, biaya yang dikeluarkan untuk menanam bawang merah di musim seperti ini jauh lebih banyak. Selain untuk membeli obat-obatan, para petani juga mengeluarkan biaya tambahan yakni untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) untuk mengisi pompa pengambilan air di sumur pantek.
"Pokoknya biaya produksi tanam di musim kemarau dua kali lipat dibanding musim penghujan. Jadi kita tidak mau gagal panen ," pungkasnya.
Radartegal.com