Kemantren Mergangsan: Membangun Harmoni Sosial Melalui Penguatan Kelembagaan dan Syawalan
Citizen News

Atmago.com, Yogyakarta---Jawatan Praja, Kemantren Mergangsan menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Penguatan Kelembagaan Lembaga Pemasyarakatan Tingkat Kemantren dan Syawalan” bertempat di pendopo Manunggal Kemantren Mergangsan pada Kamis malam, (24/4/2025). Kegiatan yang dipandu Windratmoko, Ketua LPMK Keparakan ini tak sekadar menjadi ajang silaturahmi, namun juga panggilan spiritual untuk memperkuat sinergi, dan mempererat hubungan sosial.
Hadir dalam kegiatan tersebut Mantri Pamong Praja Mergangsan, Pargiyat, S.IP., beserta jajaran Forkompimtren plus seperti Kapolsek Mergangsan AKP Fitri Anto Heri Nugroho, S.H., Danramil 06/Mergangsan Letkol Arm Paeco, dan Kepala Puskesmas Mergangsan drg. Risa Dhiana Permanasari. Juga hadir kepala jawatan, dan kasubbag Kemantren dan Lurah se-Kemantren: Wirogunan, Keparakan, dan Brontokusuman. Selain itu, juga hadir para ketua PKK, LPMK, ketua RW, ketua kampung, dan para tokoh kelembagaan lainnya.
Pargiyat, S.IP dalam sambutannya menyatakan dinamika masyarakat di wilayah Kemantren Mergangsan, upaya yang telah dilakukan kelurahan untuk mensukseskan 100 hari program pemerintah Kota Yogyakarta dan Quick Win Kemantren Mergangsan.
Quick Win Mergangsan, lanjut Pargiyat terdiri dari pengelolaan sampah, bedah rumah dan penaggulangan stunting. Untuk itu, Pargiyat mengajak seluruh pihak, baik tokoh masyarakat, ketua dan pengurus kelembagaan untuk bersama-sama mensukseskan Quick Win Kemantren Mergangsan, yang dalam pelaksanaannya tidak terlepas di wilayah masing-masing Kelurahan (Wirogunan, Keparakan dan Brontokusuman).
Abdul Razaq, S.I.P., M.Si. dosen ASMI Desanta Yogyakarta yang juga aktivis pemberdayaan masyarakat sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut menyoroti pentingnya sensitif lingkungan, yaitu kemampuan individu, kelompok, atau lembaga untuk tanggap terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di sekitarnya guna menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan harmonis.
Menurutnya, kepekaan terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya merupakan kunci keberhasilan pemberdayaan dan keberlanjutan. Ia mengingatkan bahwa tantangan nyata di lapangan, mulai dari rendahnya kesadaran hingga dominasi kelompok tertentu, hanya dapat dijawab dengan komunikasi inklusif, transparansi, dan penguatan partisipasi masyarakat.
"Setiap individu, kelompok, dan lembaga memiliki tanggung jawab dan kekuatan untuk menjadi penggerak perubahan," ujar Razaq. "Kita bisa memilih untuk diam, mendukung, atau menjadi inisiator. Dan pilihan ketigalah yang akan membawa perubahan sejati."
Rangkaian kegiatan kemudian ditutup dengan hikmah Syawalan oleh Ustadz Purwantaka, S.Pd. dari Manding, Bantul. Ia mengingatkan pentingnya silaturahmi dan menyucikan hati pasca-Ramadan.
Ia menegaskan, dengan menjalin hubungan yang baik, baik kepada Allah (hablum minallah), sesama manusia (hablum minannas), maupun kepada diri sendiri (hablum binafsik), setiap insan akan mampu menciptakan harmoni dalam hidup dan lingkungan sekitar. (KangRozaq)
Hadir dalam kegiatan tersebut Mantri Pamong Praja Mergangsan, Pargiyat, S.IP., beserta jajaran Forkompimtren plus seperti Kapolsek Mergangsan AKP Fitri Anto Heri Nugroho, S.H., Danramil 06/Mergangsan Letkol Arm Paeco, dan Kepala Puskesmas Mergangsan drg. Risa Dhiana Permanasari. Juga hadir kepala jawatan, dan kasubbag Kemantren dan Lurah se-Kemantren: Wirogunan, Keparakan, dan Brontokusuman. Selain itu, juga hadir para ketua PKK, LPMK, ketua RW, ketua kampung, dan para tokoh kelembagaan lainnya.
Pargiyat, S.IP dalam sambutannya menyatakan dinamika masyarakat di wilayah Kemantren Mergangsan, upaya yang telah dilakukan kelurahan untuk mensukseskan 100 hari program pemerintah Kota Yogyakarta dan Quick Win Kemantren Mergangsan.
Quick Win Mergangsan, lanjut Pargiyat terdiri dari pengelolaan sampah, bedah rumah dan penaggulangan stunting. Untuk itu, Pargiyat mengajak seluruh pihak, baik tokoh masyarakat, ketua dan pengurus kelembagaan untuk bersama-sama mensukseskan Quick Win Kemantren Mergangsan, yang dalam pelaksanaannya tidak terlepas di wilayah masing-masing Kelurahan (Wirogunan, Keparakan dan Brontokusuman).
Abdul Razaq, S.I.P., M.Si. dosen ASMI Desanta Yogyakarta yang juga aktivis pemberdayaan masyarakat sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut menyoroti pentingnya sensitif lingkungan, yaitu kemampuan individu, kelompok, atau lembaga untuk tanggap terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di sekitarnya guna menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan harmonis.
Menurutnya, kepekaan terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya merupakan kunci keberhasilan pemberdayaan dan keberlanjutan. Ia mengingatkan bahwa tantangan nyata di lapangan, mulai dari rendahnya kesadaran hingga dominasi kelompok tertentu, hanya dapat dijawab dengan komunikasi inklusif, transparansi, dan penguatan partisipasi masyarakat.
"Setiap individu, kelompok, dan lembaga memiliki tanggung jawab dan kekuatan untuk menjadi penggerak perubahan," ujar Razaq. "Kita bisa memilih untuk diam, mendukung, atau menjadi inisiator. Dan pilihan ketigalah yang akan membawa perubahan sejati."
Rangkaian kegiatan kemudian ditutup dengan hikmah Syawalan oleh Ustadz Purwantaka, S.Pd. dari Manding, Bantul. Ia mengingatkan pentingnya silaturahmi dan menyucikan hati pasca-Ramadan.
Ia menegaskan, dengan menjalin hubungan yang baik, baik kepada Allah (hablum minallah), sesama manusia (hablum minannas), maupun kepada diri sendiri (hablum binafsik), setiap insan akan mampu menciptakan harmoni dalam hidup dan lingkungan sekitar. (KangRozaq)