Kekerasan Verbal pada Anak

Verbal abuse atau biasa disebut dengan emotional child abuse atau kekerasan verbal adalah tindakan lisan atau perilaku yang menimbulkan konsekuensi emosional yang merugikan pada anak. 

Verbal abuse atau kekerasan verbal pada anak biasanya diawali dengan munculnya perilaku yang buruk pada anak yang memicu orangtua melakukan kekerasan terhadap anak.

Bentuk kekerasan verbal pada anak antara lain:

1. Mengabaikan
2. Membandingkan anak dengan anak yang lain.
3. Tidak menghargai anak
4. Menuntut anak melakukan sesuatu sesuai kemauan orang tua.

Pelaku kekerasan terhadap anak dapat dijerat Pasal 80 (1) jo. Pasal 76 c UU 35 Tahun 2014 tentang perlindungan Anak dengan ancaman pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp 72 juta.

Anak yang mendapatkan kekerasan verbal secara terus menerus, akan terhambat perkembangannya. Anak akan merasa terkucilkan, merasa tidak dibutuhkan, hingga membuat anak menjadi rendah diri. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada aspek perkembangan yang lain. Di samping itu perilaku orang tua dalam memperlakukan anak, akan terekam oleh ingatan bawah sadar anak sehingga bisa memunculkan perilaku agresif yang berlebihan di sekitarnya.

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya  Kekerasan Verbal pada Anak, antara lain:

1. Mengelola emosi, karena kekerasan verbal bisa terjadi dalam bentuk komunikasi apa pun.

2. Berusaha mengatasi Konflik Tanpa Kekerasan.

3. Selalu menunjukkan Sikap Positif.

4. Menjaga hubungan tetap harmonis.

5. Bantu Anak Jadi Diri Sendiri. (*)