Masuk Daftar

Kampanye Peduli Lingkungan Melalui Musik dan Diskusi

Diskusi Komunitas
Sebanyak 27 komunitas dan organisasi masyarakat sipil di Kabupaten Bojonegoro yang tergabung dalam Aliansi Peduli Lingkungan menggelar pertunjukan musik kontemporer dan diskusi lingkungan untuk mengkampanyekan pelesletarian lingkungan di daerah, pada Sabtu (5/6/2021).

Kegiatan yang diselenggarakan pada malam hari di Angkringan Kopi Tani ini dibuka oleh kelompok musik Thutak Thutuk Gathuk (TTG) dengan lagu-lagunya yang bertema lingkungan. Diantaranya lagu Sungai, Hujan, Aroma Nasi dan Laut Tanpa Pantai. Panggung acara pun nampak sederhana, beberapa bagian panggung nampak dibuat dari batang dan ranting pohon yang mati dan kering, serta beberapa ornamen hiasan tambahan, sehingga memberi kesan estetik.

Acara diskusi cukup menarik karena menghadirkan beberapa Narasumber yg memiliki perhatian pada isu lingkungan di Bojonegoro. Diantaranya Aw Syaiful Huda, Peneliti PRCi (Poverty Resource Center Initiative); Dedi Mahdi, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bojonegoro; Anita Firdaos, Koordinator World Clean up Day (WCD) Bojonegoro; dan Nur Cholis, Ketua Forum Peduli Bencana Indonesia (FPBI) Bojonegoro.

Aw Syaiful Huda, biasa dipanggil Awe, mengatakan saat ini isu lingkungan perlu mendapat perhatian banyak pihak karena menurutnya ancaman kerusakan lingkungan hidup benar-benar di depan mata.

Awe mencatat ada beberapa tantangan dan ancaman kerusakan lingkungan hidup di Indonesia, diantaranya berdasarkan hasil kajian lingkungan hidup yang dilakukan Bappenas (2019) menyebutkan pada tahun 2040, pulau Jawa diprediksi akan kehilangan hampir seluruh sumber air bersih. Mengutip hasil kajian Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Awe menyebut dalam sepuluh tahun terakhir sekitar 20 persen sampai 40 persen sumber mata air di Indonesia kering dan hilang akibat degradasi daerah tangkapan air.

Sementara narasumber yang lain, Dedi Mahdi, Ketua AJI Bojonegoro, memaparkan kondisi sungai Bengawan Solo yang tercemar oleh sampah rumah tangga dan berbagai limbah pabrik, seperti limbah alkohol, tekstil, popok, babi dan masih banyak lagi yang lain.

"Warga atupun para pegiat lingkungan harus proaktif mengkampanyekan isu lingkungan. Seperti masalah pencemaran sungai ini dengan melapor pada pihak-pihak yang terkait," jelasnya.

Sementara itu, Anita Firdaos, Koordinator WCD Bojonegoro, mengajak semua pihak bersama-sama mengkampanyekan lingkungan hidup. Dimulai dari diri sendiri dengan hal-hal kecil, misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya, menanam pohon di sekitar lingkungan rumah dan lainnya. "Jika bukan kita, siapa lagi? Jika tidak sekarang, kapan lagi?"

Adapun 27 komunitas dan organisasi yang tergabung Aliansi Peduli Lingkungan, antara lain PRC Initiative, AJI Bojonegoro, FPBI Bojonegoro, WCD Bojonegoro, Thutak Thutuk Gathuk (TTG), Kopi Tani, Jurnaba.co, JTV Bojonegoro, Bojonegoro TV, Bojonegoro Institute, Gemapala, Brigpala, Komunitas Air Bumi, Argopala, Turun Tangan Bojonegoro, IPAMA, PALASE, Smatigpala, RAPI, ACT-MRI, Korsa Bina Mulia, Smagris, Alas Institute, NU Backpacker, SEC, Karang Taruna Desa Prayungan dan lainnya.

Topik Terkait

Lokasi Terkait

Dilihat 816 kali

0 Komentar

Komentar

Tagar Populer

Berita Warga Terkait

Berita Warga Terpopuler

Berita Warga Terbaru

Jelajahi Informasi Lebih Dalam

Berita Warga

Kabar berita terkini dari warga

Loker

Informasi lapangan pekerjaan

Acara

Undangan acara untuk warga

Laporan Warga

Masalah yang terjadi di lingkungan

Komunitas

Ruang komunitas AtmaGo

Lihat kabar pilihan, khusus dirangkum untukmu!

Masuk Daftar