Masuk Daftar

Jombang Belum Merdeka dari Sampah

Diskusi Komunitas
Bagaimana kamu memaknai kemerdekaan? Di usia kemerdekaan Indonesia yang ke-77 tahun melalui proklamasi kemerdekaan yang dibacakan Soekarno- Hatta menjadi momentum merdeka dari penjajahan kolonialisme. Harapannya dari perjuangan itu rakyat Indonesia harus bebas dari bentuk penjajahan lain, merdeka utuk hidup sehat dan bersih. Namun yang terjadi adalah sebaliknya. Jombang belum merdeka dari sampah.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang 2022 mencatat ancaman sampah yang ditimbulkan perharinya mencapai 527 ton, ironisnya yang terkelola hanya 24% saja. Perlu diketahui yang dimaksud terkelola adalah yang diangkut armada DLH kemudian dibawa ke TPA. Mampu mengurangi hanya sebesar 14% dengan rincian daur ulang 98,95% dimana sumbangsih terbesar dilakukan oleh pemulung dan tukang rosok, sebesar 0,05% didaur ulang, dan hanya 1% pengurangan. Angka signifikan sebesar 63% belum tertangani, kemanakah sampah ini? dibuang di sungai, dibakar, ditimbun di tanah, dibuang sembarangan. Padahal perjiwa kabupaten Jombang menghasilkan sampah perhari hampir 0,5 kg.
Pengetahuan tentang TPA masih jarang dipahami bahwa sampah di TPA yang tidak bisa didaur ulang akan menumpuk tak bisa terurai. Meskipun jenis sampah dibagi menjadi 3 yakni organik yang bisa terurai didominasi sampah sisa makanan atau daun-daunan, anorganik yang tidak bisa terurai seperti plastik, styrofoam, dan kaleng, dan terakhir residu seperti sisa baterai yang tidak terpakai justru ,menjadi racun di lingkungan. Faktanya, meski dikatakan terkelola semua sampah ini masih tercampur jadi satu yang berakhir di TPA.
Amin Kurniawan Kepala Bidang Persampahan dan Ruang Terbuka Hijau dalam Peringatan Hari Lingkungan Hidup di Alun-alun Kabupaten Jombang mengatakan bahwa TPA Banjardowo akan penuh dalam waktu 4-5 tahun jika pengelolaan sampah dengan sistem angkut buang ke TPA terus dilakukan tanpa upaya pemilahan dan pengurangan.
Jika kondisi ini dibiarkan tanpa adanya upaya penanggulangan sampah dari sumbernya, bukan tidak mungkin jika bumi hanya akan berisi gunungan sampah. Pada gilirannya sampah-sampah tersebut berdampak ke lingkungan. Diketahui plastik yang mencemari tanah akan terurai setelah 100 tahun itupun hanya berubah menjadi mikroplastik, dimana justru meracuni unsur-unsur tanah, bahkan mencemari mata air.
Jika dibuang ke sungai secara kesehatan jelas berpengaruh, sungai yang tercemar tidak dapat dipakai untuk mencuci bahkan makan dan minum. Penelitian yang dilakukan Jenna Jeanback tahun 2015 menyebut Indonesia menjadi negara pemasok plastik terbesar ke-2 di dunia setelah China yakni sebesar 187,2 ton sampah yang dibuang ke laut.
SI BESUT adalah pendekatan pengelolaan sampah dari sumbernya yakni rumah tangga. Ini adalah gerakan yang diinisisasi oleh Sanggar Hijau Indonesia (SHI). SIap memilah sampah dari rumah, B bank sampah, hasil penjualan sampah anorganik disimpan dalam bentuk tabungan dan dapat digunakan kembali serta didaur ulang, E adalah ecobrick menjadi penanganan limbah plastik kemasan, dan SUT adalah kompoS Untuk Tanaman.
Jika pengelolaan sampah dari sumbernya sudah dilakukan sesuai dengan pendekatan SI BESUT sudah mampu menangani sampah sebesar 50-60%, sehingga yang dibawa ke TPA hanya residu saja. Ayu Nuzul

Tagar Populer

Berita Warga Terkait

Berita Warga Terpopuler

Berita Warga Terbaru

Jelajahi Informasi Lebih Dalam

Berita Warga

Kabar berita terkini dari warga

Loker

Informasi lapangan pekerjaan

Acara

Undangan acara untuk warga

Laporan Warga

Masalah yang terjadi di lingkungan

Komunitas

Ruang komunitas AtmaGo

Lihat kabar pilihan, khusus dirangkum untukmu!

Masuk Daftar