Jatuh Cinta Pada Menulis Hingga Menahodai Sebuah Komunitas
Berita Warga

"Siswa Terpenjara Sekolah Merana" dan "Sekolah Bukan Hanya Tempat Mencetak Nilai Tapi Membangun Nilai-Nilai." Kedua judul yang terbit di koran tersebut adalah karya milik Bapak Zulkarna. Bapak yang menjabat sebagai Kepala Sekolah di SMPN Satap 1 Batukliang, Lombok Tengah ini mengaku sangat mengidolakan Profesor Samani salah seorang Dosen UNESA yang memang mempunyai konsep-konsep pendidikan yang sangat realistis karena harapan pendidikan sangat cocok dengan kebutuhan nyata.
KETERTARIKAN DALAM MENULIS
Sejak kuliah di UGM, Bapak Zulkarna termotivasi oleh salah seorang Dosennya. Dosen tersebut pernah mengatakan pada semua mahasiswanya. "Siapa saja mampu menulis sebuah artikel dan bisa di terbitkan di koran lokal maupun nasional maka Anda boleh tidak ikut ujian mata kuliah saya. Dan yang pasti akan saya berikan nilai A." Kalimat tersebut seperti pemacu semangat bagi laki-laki yang gemar bermain bola ini untuk terus belajar menulis. Hingga pencapaiannya berhasil, ketika tulisan pertamanya berhasil tembus dan dimuat di koran Nurani, Lombok Tengah pada tahun 2012.
Sebelum berhasil menerbitkan karyanya, tentu Ayah dari 4 anak ini mempunyai kesulitan tersendiri. Ada saja yang membuat rasa kesal menghampiri. Seperti misalnya ketika ide-ide yang sudah tersusun rapi dalam pikiran seketika buyar saat ingin menuangkan dalam bentuk tulisan. Selain itu Bapak Zulkarna sempat merasa kecewa ketika salah satu karyanya di terbitkan bukan atas nama dirinya. Tapi yang dilakukan Bapak yang juga gemar menyanyi ini bukan tindakan ingin merampas atau memaki melainkan hanya bersabar dan ikhlas. Bapak Zulkarna yakin Allah tidak tidur, Allah pasti punya rencana dibalik rasa kecewa yang dirasakannya.
KOMUNITAS KOSERU?
Bapak Zulkarna yang dikenal ramah oleh teman-teman gurunya pun tidak hanya ingin mengembangkan bakatnya dalam menulis. Melainkan Bapak Zulkarna ingin melahirkan insan-insan yang mempunyai kreatifitas sehingga penerus bangsa dengan bangga menunjukkan karya mereka. Dalam komunitas yang diberi nama "KOSERU" Bapak Zulkarna seolah mengajak kepada semua anak, kalangan dapat bersatu di dalamnya. KOSERU (KOMUNITAS SENIMAN GURU) adalah wadah untuk mengembangkan bakat anak-anak yang ingin berkreatifitas dalam bidang seni.
MIMPI YANG SEDERHANA
Tulisan Bunga Rampai yang isinya kumpulan artikel tentang konsep-konsep pendidikan yang bermakna adalah salah satu mimpi sederhana yang ingin Bapak Zulkarna wujudkan dalam bentuk sebuah buku. Tujuan Bapak Zulkarna menulis tentang Bunga Rampai tersebut tak lain untuk menginspirasi orang lain terutama para praktisi pendidikan agar memiliki pemahan yang sama terhadap pendidikan agar tujuan pendidikan bisa diraih sesuai harapan semua orang yaitu anak didik yang memiliki pengetahuan, keterampilan hidup dan karakter atau sikap prilaku yang baik. Sehingga kelak mereka menjadi generasi yang mampu menyelesaikan persoalan hidup mereka dan dapat bertahan hidup (survive).
Salah satu pesan Bapak Zulkarna, "Bagi teman-teman yang pengen bisa nulis tapi masih belum berani menuangkannya, mulailah menulis saat ini. Jangan takut salah karena kesalahan merupakan bagian dari proses pembelajaran. Kalau Anda merasa tidak mampu menulis, maka ceritakan tentang ketidakbisaan menulis melalui tulisan. Saya yakin Anda tahu bahwa apa saja yang kita lakukan pertama kali pasti sulit. Kesulitan akan berangsur-angsur menjadi mudah karena sudah menjadi kebiasaan. Jadi biasakan diri maka akan bisa karena terbiasa."
Smoga apa yang tertuang dalam tulisan ini menjadi inspirasi bagi kita semua terutama orang-orang yang ingin berkarya tapi takut untuk mencoba. Salam inspirasi dari rumah sederhana,, Nyanggi, Desa Montong gamang, Lombok Tengah. (Niya Kaniya)
Sumber inspirasi : Zulkarna
KETERTARIKAN DALAM MENULIS
Sejak kuliah di UGM, Bapak Zulkarna termotivasi oleh salah seorang Dosennya. Dosen tersebut pernah mengatakan pada semua mahasiswanya. "Siapa saja mampu menulis sebuah artikel dan bisa di terbitkan di koran lokal maupun nasional maka Anda boleh tidak ikut ujian mata kuliah saya. Dan yang pasti akan saya berikan nilai A." Kalimat tersebut seperti pemacu semangat bagi laki-laki yang gemar bermain bola ini untuk terus belajar menulis. Hingga pencapaiannya berhasil, ketika tulisan pertamanya berhasil tembus dan dimuat di koran Nurani, Lombok Tengah pada tahun 2012.
Sebelum berhasil menerbitkan karyanya, tentu Ayah dari 4 anak ini mempunyai kesulitan tersendiri. Ada saja yang membuat rasa kesal menghampiri. Seperti misalnya ketika ide-ide yang sudah tersusun rapi dalam pikiran seketika buyar saat ingin menuangkan dalam bentuk tulisan. Selain itu Bapak Zulkarna sempat merasa kecewa ketika salah satu karyanya di terbitkan bukan atas nama dirinya. Tapi yang dilakukan Bapak yang juga gemar menyanyi ini bukan tindakan ingin merampas atau memaki melainkan hanya bersabar dan ikhlas. Bapak Zulkarna yakin Allah tidak tidur, Allah pasti punya rencana dibalik rasa kecewa yang dirasakannya.
KOMUNITAS KOSERU?
Bapak Zulkarna yang dikenal ramah oleh teman-teman gurunya pun tidak hanya ingin mengembangkan bakatnya dalam menulis. Melainkan Bapak Zulkarna ingin melahirkan insan-insan yang mempunyai kreatifitas sehingga penerus bangsa dengan bangga menunjukkan karya mereka. Dalam komunitas yang diberi nama "KOSERU" Bapak Zulkarna seolah mengajak kepada semua anak, kalangan dapat bersatu di dalamnya. KOSERU (KOMUNITAS SENIMAN GURU) adalah wadah untuk mengembangkan bakat anak-anak yang ingin berkreatifitas dalam bidang seni.
MIMPI YANG SEDERHANA
Tulisan Bunga Rampai yang isinya kumpulan artikel tentang konsep-konsep pendidikan yang bermakna adalah salah satu mimpi sederhana yang ingin Bapak Zulkarna wujudkan dalam bentuk sebuah buku. Tujuan Bapak Zulkarna menulis tentang Bunga Rampai tersebut tak lain untuk menginspirasi orang lain terutama para praktisi pendidikan agar memiliki pemahan yang sama terhadap pendidikan agar tujuan pendidikan bisa diraih sesuai harapan semua orang yaitu anak didik yang memiliki pengetahuan, keterampilan hidup dan karakter atau sikap prilaku yang baik. Sehingga kelak mereka menjadi generasi yang mampu menyelesaikan persoalan hidup mereka dan dapat bertahan hidup (survive).
Salah satu pesan Bapak Zulkarna, "Bagi teman-teman yang pengen bisa nulis tapi masih belum berani menuangkannya, mulailah menulis saat ini. Jangan takut salah karena kesalahan merupakan bagian dari proses pembelajaran. Kalau Anda merasa tidak mampu menulis, maka ceritakan tentang ketidakbisaan menulis melalui tulisan. Saya yakin Anda tahu bahwa apa saja yang kita lakukan pertama kali pasti sulit. Kesulitan akan berangsur-angsur menjadi mudah karena sudah menjadi kebiasaan. Jadi biasakan diri maka akan bisa karena terbiasa."
Smoga apa yang tertuang dalam tulisan ini menjadi inspirasi bagi kita semua terutama orang-orang yang ingin berkarya tapi takut untuk mencoba. Salam inspirasi dari rumah sederhana,, Nyanggi, Desa Montong gamang, Lombok Tengah. (Niya Kaniya)
Sumber inspirasi : Zulkarna