Jakarta Jadi Pelopor Penggunaan Truk Sampah Listrik
Berita Warga

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mulai mengoperasikan truk sampah listrik tipe compactor berkapasitas enam meter kubik yang sepenuhnya menggunakan tenaga listrik dan bebas emisi.
Truk ini menggunakan sistem plug-in dan mampu memadatkan sampah secara otomatis dengan pengoperasian yang minim kebisingan. Langkah ini menjadikan Jakarta sebagai salah satu pelopor daerah di Indonesia yang menggunakan truk sampah listrik dalam kegiatan operasional pengelolaan sampahnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, tahun ini pihaknya sudah mengadakan lima unit truk pengangkut sampah jenis compactor listrik yang ramah lingkungan dan bebas emisi.
Menurutnya, langkah ini merupakan bagian dari upaya DKI Jakarta dalam mengurangi polusi udara dan emisi karbon dari sektor transportasi, khususnya armada pengangkut sampah.
“Ini merupakan semangat mengurangi polusi udara dan emisi karbon. Kita mulai menggagasnya melalui operasional compactor listrik ke depannya. Tahun ini kami mengadakan lima unit compactor listrik termasuk charger-nya, dengan kapasitas enam sampai tujuh meter kubik,” ujar Asep, Senin (14/4).
Ia menyampaikan, unit compactor listrik ini memiliki spesifikasi teknis yang telah disiapkan secara matang untuk mendukung operasional pengelolaan sampah di wilayah DKI Jakarta.
Asep menjelaskan, compactor ini berkapasitas enam meter kubik, sistem full elektrik, tanpa emisi dan tanpa kebisingan. Seluruh proses pengoperasian menggunakan tenaga listrik dengan sistem plug-in dan dapat memadatkan sampah secara otomatis.
Adapun dimensi alat mencakup panjang 3.300 mm, lebar 1.700 mm, tinggi 1.950 mm, dan berat kosong lebih kurang 1.700 kilogram. Daya listrik yang dibutuhkan sebesar 1,5 kW, 3 phase. Compactor ini juga dilengkapi panel kendali digital, safety switch, serta hydraulic control unit yang menjamin pengoperasian alat secara aman dan efisien.
Asep menyebut, pengadaan truk compactor listrik ini juga merupakan bagian dari peremajaan armada truk pengangkut sampah milik Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Dengan mengganti sebagian armada lama berbahan bakar fosil ke kendaraan berbasis listrik, pihaknya berupaya membangun sistem pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan dan modern.
“Seluruh sampah yang diangkut ke RDF Plant Rorotan menggunakan truk compactor, termasuk lima unit truk compactor listrik ini. Kedepannya kita akan terus tambah lagi,” katanya.
Selain itu, Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) akan disiapkan di beberapa lokasi strategis seperti pool truk Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, RDF Plant Rorotan, dan TPST Bantar Gebang. Teknologi pengisian dayanya menggunakan sistem super fast charging, yang memungkinkan baterai kendaraan terisi penuh hanya dalam waktu 20 hingga 30 menit.
“Kami juga telah melatih para operator untuk mengoperasikan compactor listrik ini. Pengoperasiannya cukup mudah dan tidak jauh berbeda dengan compactor konvensional berbahan bakar solar, sehingga adaptasi berjalan lancar,” ucapnya.
Asep menambahkan, upaya ini menjadi bagian dari visi jangka panjang Pemprov DKI Jakarta dalam membangun sistem pengelolaan sampah yang rendah karbon dan berkelanjutan. Ia optimistis seluruh armada truk sampah di Jakarta dapat menggunakan compactor listrik di masa depan, seiring dengan perkembangan teknologi dan infrastruktur pendukungnya.
“Jakarta ingin menunjukkan bahwa transisi menuju kendaraan ramah lingkungan bukan hal yang mustahil. Semua bisa dimulai dari sekarang, dan bukan tidak mungkin ke depan seluruh truk sampah kami adalah truk listrik,” tandasnya.
Sumber: https://www.beritajakarta.id/read/143778/jakarta-jadi-pelopor-penggunaan-truk-sampah-listrik
Truk ini menggunakan sistem plug-in dan mampu memadatkan sampah secara otomatis dengan pengoperasian yang minim kebisingan. Langkah ini menjadikan Jakarta sebagai salah satu pelopor daerah di Indonesia yang menggunakan truk sampah listrik dalam kegiatan operasional pengelolaan sampahnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, tahun ini pihaknya sudah mengadakan lima unit truk pengangkut sampah jenis compactor listrik yang ramah lingkungan dan bebas emisi.
Menurutnya, langkah ini merupakan bagian dari upaya DKI Jakarta dalam mengurangi polusi udara dan emisi karbon dari sektor transportasi, khususnya armada pengangkut sampah.
“Ini merupakan semangat mengurangi polusi udara dan emisi karbon. Kita mulai menggagasnya melalui operasional compactor listrik ke depannya. Tahun ini kami mengadakan lima unit compactor listrik termasuk charger-nya, dengan kapasitas enam sampai tujuh meter kubik,” ujar Asep, Senin (14/4).
Ia menyampaikan, unit compactor listrik ini memiliki spesifikasi teknis yang telah disiapkan secara matang untuk mendukung operasional pengelolaan sampah di wilayah DKI Jakarta.
Asep menjelaskan, compactor ini berkapasitas enam meter kubik, sistem full elektrik, tanpa emisi dan tanpa kebisingan. Seluruh proses pengoperasian menggunakan tenaga listrik dengan sistem plug-in dan dapat memadatkan sampah secara otomatis.
Adapun dimensi alat mencakup panjang 3.300 mm, lebar 1.700 mm, tinggi 1.950 mm, dan berat kosong lebih kurang 1.700 kilogram. Daya listrik yang dibutuhkan sebesar 1,5 kW, 3 phase. Compactor ini juga dilengkapi panel kendali digital, safety switch, serta hydraulic control unit yang menjamin pengoperasian alat secara aman dan efisien.
Asep menyebut, pengadaan truk compactor listrik ini juga merupakan bagian dari peremajaan armada truk pengangkut sampah milik Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Dengan mengganti sebagian armada lama berbahan bakar fosil ke kendaraan berbasis listrik, pihaknya berupaya membangun sistem pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan dan modern.
“Seluruh sampah yang diangkut ke RDF Plant Rorotan menggunakan truk compactor, termasuk lima unit truk compactor listrik ini. Kedepannya kita akan terus tambah lagi,” katanya.
Selain itu, Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) akan disiapkan di beberapa lokasi strategis seperti pool truk Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, RDF Plant Rorotan, dan TPST Bantar Gebang. Teknologi pengisian dayanya menggunakan sistem super fast charging, yang memungkinkan baterai kendaraan terisi penuh hanya dalam waktu 20 hingga 30 menit.
“Kami juga telah melatih para operator untuk mengoperasikan compactor listrik ini. Pengoperasiannya cukup mudah dan tidak jauh berbeda dengan compactor konvensional berbahan bakar solar, sehingga adaptasi berjalan lancar,” ucapnya.
Asep menambahkan, upaya ini menjadi bagian dari visi jangka panjang Pemprov DKI Jakarta dalam membangun sistem pengelolaan sampah yang rendah karbon dan berkelanjutan. Ia optimistis seluruh armada truk sampah di Jakarta dapat menggunakan compactor listrik di masa depan, seiring dengan perkembangan teknologi dan infrastruktur pendukungnya.
“Jakarta ingin menunjukkan bahwa transisi menuju kendaraan ramah lingkungan bukan hal yang mustahil. Semua bisa dimulai dari sekarang, dan bukan tidak mungkin ke depan seluruh truk sampah kami adalah truk listrik,” tandasnya.
Sumber: https://www.beritajakarta.id/read/143778/jakarta-jadi-pelopor-penggunaan-truk-sampah-listrik