Irigasi Pemali Brebes Dikeringkan, 26 Ribu Hektare Lahan Pertanian akan Terkena Dampaknya
Berita Warga

BREBES – Kepala Satuan Kerja (Satker) Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana, Dyah Perdani menyebut pengeringan Daerah Irigasi (DI) Pemali akan berdampak terhadap 26 ribu lahan pertanian di Brebes. Pengeringan ini rencananya dilakukan selama lima bulan, dari Agustus hingga Desember tahun ini.
“Pengeringan ini nantinya akan berdampak terhadap sekitar 26.000 hektare lahan pertanian,” jelas Dyah Perdani belum lama ini.
Karena itu, pihaknya intensif melaksanakan sosialisasi kepada petani. Harapanya, petani bisa mengantisipasi kekurangan air pertanian yang terjadi. Karena sebenarnya saat ini petani mestinya tidak tanam.
Dia melanjutkan, perbaikan saluran utama di Bendung Notog, anggaranya bersumber dari pemerintah pusat. Alokasinya mencapai Rp 100 miliar lebih, untuk pelaksanaan selama dua tahun. “Kalau perbaikan untuk saluran utama ini, anggarannya mencapai Rp 100 miliar lebih dari APBN,” bebernya.
Dia menyebutkan, adanya pemeliharaan atau perbaikan saluran itu, diharapkan suplay air kepada petani akan semaki lancar. Sehingga dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP).
“Adanya perbaikan ini kami mempunyai target meningkatkan IP. Saat ini IP-nya hanya 130, setelah ada perbaikan ditargetkan naik menjadi 170,” jelasnya.
Sementara itu, Camat Wanasari Nuridin mengatakan, di wilayahnya lahan pertanian yang akan terdampak pengeringan itu tersebar di 20 desa.
Kendati demikian, petani yang sudah terlanjur menanam telah mempersiapkan diri. “Yakni, dengan menggunakan sumur bor untuk mencukupi kebutuhan lahannya,” kata Nuridin. (Sumber: Panturapost.com)
“Pengeringan ini nantinya akan berdampak terhadap sekitar 26.000 hektare lahan pertanian,” jelas Dyah Perdani belum lama ini.
Karena itu, pihaknya intensif melaksanakan sosialisasi kepada petani. Harapanya, petani bisa mengantisipasi kekurangan air pertanian yang terjadi. Karena sebenarnya saat ini petani mestinya tidak tanam.
Dia melanjutkan, perbaikan saluran utama di Bendung Notog, anggaranya bersumber dari pemerintah pusat. Alokasinya mencapai Rp 100 miliar lebih, untuk pelaksanaan selama dua tahun. “Kalau perbaikan untuk saluran utama ini, anggarannya mencapai Rp 100 miliar lebih dari APBN,” bebernya.
Dia menyebutkan, adanya pemeliharaan atau perbaikan saluran itu, diharapkan suplay air kepada petani akan semaki lancar. Sehingga dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP).
“Adanya perbaikan ini kami mempunyai target meningkatkan IP. Saat ini IP-nya hanya 130, setelah ada perbaikan ditargetkan naik menjadi 170,” jelasnya.
Sementara itu, Camat Wanasari Nuridin mengatakan, di wilayahnya lahan pertanian yang akan terdampak pengeringan itu tersebar di 20 desa.
Kendati demikian, petani yang sudah terlanjur menanam telah mempersiapkan diri. “Yakni, dengan menggunakan sumur bor untuk mencukupi kebutuhan lahannya,” kata Nuridin. (Sumber: Panturapost.com)