Goa Kiskendo, Petilasan Pertapa yang Kini Jadi Obyek Wisata
Berita Warga

Girimulyo.com.
Goa Kiskendo salah satu tujuan wisata yang berada di Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Kurang lebih 45 km arah barat Yogyakarta.
Goa beserta kisah-kisah yang menyertainya menjadi daya tarik terbesar obyek wisata ini. Goa konon sudah ditemukan 2 abad silam. Para leluhur terdahulu memanfaatkan untuk mencari ketenangan batin dan pencerahan lewat bertapa.
Pemerintah Daerah DI Yogyakarta melihat potensi wisata goa ini lantas mengelolanya sejak1979. Kemudian, Dinas Pariwisata Kulonprogo mengelolanya sejak 2005 sampai sekarang ini.
Goa itu sepanjang 1,5 kilometer goa di dalam bumi Bukit Menoreh. Ada dua percabangan besar di dalamnya dan mengarahkan pengunjung pada bekas tempat banyak orang di masa lalu dalam melakoni pertapaan.
Pemandu wisata susur goa, Adi Slamet mengatakan, terdapat 9 ruang kecil di dalamnya yang dulu sebagai tempat bertapa. "Dulu, dalang kondang Ki Hadi Sugito pernah 5 hari tanpa keluar di dalamnya, sekitar tahun 1964," kata Slamet.
Kini, Kiskendo tumbuh menjadi salah satu obyek andalan Kulon Progo. Masuk ke Kiskendo cukup membayar Rp 5.000 per orang. Parkir hanya Rp 2.000 untuk roda dua dan Rp 5.000 untuk roda empat.
Pengunjung berkelompok bisa memanfaatkan jasa pemandu susur goa dengan membayar jasa Rp 40.000. Adi Slamet mengatakan, pengunjung tidak wajib menyewa pemandu.
Mulut Goa Kiskendo di Kulon Progo, DIY, tampak sangat lebar. Goa ini kabarnya memiliki kedalaman hingga 800 meter.
Hanya saja, sering kali pengunjung datang berkelompok antara 20 sampai 40 orang lantas menyewa pemandu. Pengunjung perorangan justru sering memilih berjalan sendiri tanpa pemandu.
Suasana goa cukup gelap, hening, dan dingin. Karenanya pemandu menyewakan senter dan helm. "Pantangannya adalah tidak boleh membuang sampah. Jangan kotori. Jangan pacaran. Tidak boleh mencoret-coret," kata Slamet.
Sugriwo Subali
Sejatinya banyak pilihan kalau obyek wisata di Perbukitan Menoreh ini. Desa-desa di Menoreh berlomba untuk mengangkat potensi wisatanya. Selain Kiskendo, ada 8 potensi wisata di kecamatan ini dan dikelola warga. Karenanya wisatawan pun banyak ke Menoreh.
Tapi Kiskendo punya kelebihan sebagai obyek wisata dengan banyak latar kisah. Banyak kisah yang bisa digali dan menjadi bahan cerita bagi para pengunjungnya.
Kiskendo sendiri merupakan sepenggal cerita dalam pewayangan. Kiskendo sebutan sebuah kerajaan di bumi yang dikendalikan manusia berkepala kerbau dan sapi, Maesasura dan Lembusura namanya.
Sugriwo dan Subali pemilik asli kerajaan itu datang untuk merebut. Keduanya dalam wujud setengah kera setengah manusia menghancurkan Maesasura dan Lembusura. Pertempuran terjadi pada kedua pihak.
Subali terkubur di goa dan Sugriwo kembali ke langit. Subali akhirnya bisa keluar dari sana dengan cara menjebol tanah dan terciptalah goa.
Kiskendo tidak hanya menyuguhkan wisata goa. Di situ juga ada teater terbuka di tengah taman, yang sering dimanfaatkan untuk menggelar berbagai jenis pertunjukkan kesenian dan budaya. Salah satunya Tari Angguk, tari khas kebanggaan Kulon Progo, juga digelar di sini.
Pemandu susur goa ini juga cerita, pemerintah dan komunitas seni DIY membuat relief kisah Sugriwo - Subali pada dinding batu di luar pintu masuk goa. "Dari cerita itu maka dibikinlah relief di batu ini pada tahun 1980-an," kata Adi Slamet.
Ditemui di pintu goa, ia mengatakan kalau jalan-jalan selalu menimbulkan inspirasi bagi tema lukisan yang dibuatnya. Ke Kiskendo, menurutnya, sekaligus untuk menjadi salah satu bagian dari dirinya untuk menemukan kesan kuat yang akan dilukisnya.
Sumber informasi : kompas.com.
Goa Kiskendo salah satu tujuan wisata yang berada di Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Kurang lebih 45 km arah barat Yogyakarta.
Goa beserta kisah-kisah yang menyertainya menjadi daya tarik terbesar obyek wisata ini. Goa konon sudah ditemukan 2 abad silam. Para leluhur terdahulu memanfaatkan untuk mencari ketenangan batin dan pencerahan lewat bertapa.
Pemerintah Daerah DI Yogyakarta melihat potensi wisata goa ini lantas mengelolanya sejak1979. Kemudian, Dinas Pariwisata Kulonprogo mengelolanya sejak 2005 sampai sekarang ini.
Goa itu sepanjang 1,5 kilometer goa di dalam bumi Bukit Menoreh. Ada dua percabangan besar di dalamnya dan mengarahkan pengunjung pada bekas tempat banyak orang di masa lalu dalam melakoni pertapaan.
Pemandu wisata susur goa, Adi Slamet mengatakan, terdapat 9 ruang kecil di dalamnya yang dulu sebagai tempat bertapa. "Dulu, dalang kondang Ki Hadi Sugito pernah 5 hari tanpa keluar di dalamnya, sekitar tahun 1964," kata Slamet.
Kini, Kiskendo tumbuh menjadi salah satu obyek andalan Kulon Progo. Masuk ke Kiskendo cukup membayar Rp 5.000 per orang. Parkir hanya Rp 2.000 untuk roda dua dan Rp 5.000 untuk roda empat.
Pengunjung berkelompok bisa memanfaatkan jasa pemandu susur goa dengan membayar jasa Rp 40.000. Adi Slamet mengatakan, pengunjung tidak wajib menyewa pemandu.
Mulut Goa Kiskendo di Kulon Progo, DIY, tampak sangat lebar. Goa ini kabarnya memiliki kedalaman hingga 800 meter.
Hanya saja, sering kali pengunjung datang berkelompok antara 20 sampai 40 orang lantas menyewa pemandu. Pengunjung perorangan justru sering memilih berjalan sendiri tanpa pemandu.
Suasana goa cukup gelap, hening, dan dingin. Karenanya pemandu menyewakan senter dan helm. "Pantangannya adalah tidak boleh membuang sampah. Jangan kotori. Jangan pacaran. Tidak boleh mencoret-coret," kata Slamet.
Sugriwo Subali
Sejatinya banyak pilihan kalau obyek wisata di Perbukitan Menoreh ini. Desa-desa di Menoreh berlomba untuk mengangkat potensi wisatanya. Selain Kiskendo, ada 8 potensi wisata di kecamatan ini dan dikelola warga. Karenanya wisatawan pun banyak ke Menoreh.
Tapi Kiskendo punya kelebihan sebagai obyek wisata dengan banyak latar kisah. Banyak kisah yang bisa digali dan menjadi bahan cerita bagi para pengunjungnya.
Kiskendo sendiri merupakan sepenggal cerita dalam pewayangan. Kiskendo sebutan sebuah kerajaan di bumi yang dikendalikan manusia berkepala kerbau dan sapi, Maesasura dan Lembusura namanya.
Sugriwo dan Subali pemilik asli kerajaan itu datang untuk merebut. Keduanya dalam wujud setengah kera setengah manusia menghancurkan Maesasura dan Lembusura. Pertempuran terjadi pada kedua pihak.
Subali terkubur di goa dan Sugriwo kembali ke langit. Subali akhirnya bisa keluar dari sana dengan cara menjebol tanah dan terciptalah goa.
Kiskendo tidak hanya menyuguhkan wisata goa. Di situ juga ada teater terbuka di tengah taman, yang sering dimanfaatkan untuk menggelar berbagai jenis pertunjukkan kesenian dan budaya. Salah satunya Tari Angguk, tari khas kebanggaan Kulon Progo, juga digelar di sini.
Pemandu susur goa ini juga cerita, pemerintah dan komunitas seni DIY membuat relief kisah Sugriwo - Subali pada dinding batu di luar pintu masuk goa. "Dari cerita itu maka dibikinlah relief di batu ini pada tahun 1980-an," kata Adi Slamet.
Ditemui di pintu goa, ia mengatakan kalau jalan-jalan selalu menimbulkan inspirasi bagi tema lukisan yang dibuatnya. Ke Kiskendo, menurutnya, sekaligus untuk menjadi salah satu bagian dari dirinya untuk menemukan kesan kuat yang akan dilukisnya.
Sumber informasi : kompas.com.