GM WS Telkom Regional IV Jateng - DIY, Buka Pameran Tunggal Ratna Sawitri “Life’s A Wave”
Berita Warga

– Pameran tunggal lukisan cat ait perupa Ratna Sawitri bertajuk : “Life’s A Wave” yang ditaja di TAN Artspace, Semarang berlangsung dari 10 - 17 Maret 2023. Pameran yang dibuka dibuka General Manager Wholesale Service Telkom Regional IV Jawa Tengah - DIY Erna Wiyati ST, MM, Jumat (10/3/2023) ini mempunyai arti penting bagi Ratna Sawitri dalam perjalanannya sebagai pelukis.
Erna Wiyati dalam sambutannya, mengatakan sangat terkejut dan mengapresiasi karya lukisan cat air Nana yang memesonanya. Nana adalah sahabat saya saat di menempuh pendidikan di SMA 3 Semarang.
“Saya tidak tahu kalau Nana pintar melukis. Kalau tahu dari dulu dia bisa melukis pasti kalau ada pelajaran menggambar saya minta digambarkan Nana,” ujar Erna berseloroh.
GM Wholesale Service Telkom Regional IV Jawa Tengah - DIY ini berharap Nana terus akan menekuni dunia lukis yang jadi pilihannya. “Be strong dan menjadi diri sendiri,” ujar Erna berpesan pada karibnya Nana.
Setelah duapuluh tujuh tahun mengakrabi dunia lukis akhirnya Nana sapaan karib pelukis otodidak ini akhirnya bisa menggelar pameran tunggalnya yang pertama.
Debutnya sebagai pelukis diawalinya dengan mengikuti gelaran pameran Lingkar Rupa pada 10 Februari tahun 2016 yang berlangsung di Jalan Merak, Kota Lama Semarang. Pendiri komunitas Henna ini kemudian menggeluti dunia sketsa kemudian juga merambah lukis cat air hingga kini.
Dalam helat pameran tunggal perdananya ini Nana menaja 17 karya lukisan cat air. .
Meski semua orang tahu kiprah Nana di jagad seni rupa tak diragukan lagi. Diawali dengan mengakrabi lukisan Henna, Nana menyuntuki dunia sketsa, kemudian merambah cat ait dan media lainnya. Puluhan kali event pameran bersama baik berupa karya sketsa maupun lukisan diikutinya baik di dalam maupun luar negeri.
Ratna Sawitri gelaran pembukaan pamerannya mengatakan pameran tunggal ini sebagai perwujudan tanggungjawabnya sebagai seniman. Menurut Nana sebagai seniman atau pekarya dalam hal ini dunia seni lukis yang digelutinya pameran merupakan muara akhirnya. “Apalagi saya sebagai Ketua Semarang Sketchwalk yang kerjanya ngejar-ngejar orang untuk berpameran. Muara harapannya pameran ini juga untuk meningkatkan apresiasi untuk dunia seni lukis khususnya cat air yang kurang mendapat perhatian masyarakat. Mudah-mudahan masyarakat bisa menikmati karya-karya lukisan saya yang digelar dalam pameran “Life’s A Wave” ini,” imbuhnya.
Nana menambahkan pameran ini juga didedikasikan dan dipersembahkan untuk keluarga besar yang selama ini mendukungnya dalam berkarya. “Pameran ini wabil khusus saya dedikasikan untuk almarhum suami saya Dian Prasetyanto Hendriawan yang telah berpulang 5 Maret 2010 lalu,” kenang Nana.
Harry Suryo mengatakan, proses berkaryanya memang signifikan dengan pencapaian kualitas karya-karyanya sekarang ini.
"Harapannya ke depan Nana akan jadi salah satu wanita pelukis cat air yang handal dan penting di Indonesia, bahkan dunia," ujar Harry.
Jurnalis Hesti Palestina Yunani menyatakan, pameran tunggal Ratna Saitri bertajuk : “Live’s A Wave”, karena melihat Nana Sawitri menyadari seolah hidup itu bagai ombak.
“Media icat air ini sangat menantang untuk membuat gulungan gelombang air yang indah di atas kertas. Sebagaimana ombak yang menjadi indikasi yang terlihat bahwa energi sedang bergerak di laut, watercolor adalah media yang membutuhkan respons dan reaksi cepat,” bebernya.
Menurut Hesti dengan pameran tunggalnya “Live’s A Wave” ini Nana mengingatkan dirinya sendiri bahwa lebih penting untuknya untuk lebih mengatasi dan mewaspadai persoalan persoalan di dalam dirinya sendiri.
“Biarlah kita hanya gelombang-gelombang kecil itu selagi lautan menghendaki bergulung-gulung. Menjadi riak dan buih. Kadang menatap karang dan meredam di tepi pantai. Tak berhenti. Andai mengibaratkan diri; jika Tuhan laut, kitalah ombaknya,” tandas Hesti dalam pengantarnya.
Erna Wiyati dalam sambutannya, mengatakan sangat terkejut dan mengapresiasi karya lukisan cat air Nana yang memesonanya. Nana adalah sahabat saya saat di menempuh pendidikan di SMA 3 Semarang.
“Saya tidak tahu kalau Nana pintar melukis. Kalau tahu dari dulu dia bisa melukis pasti kalau ada pelajaran menggambar saya minta digambarkan Nana,” ujar Erna berseloroh.
GM Wholesale Service Telkom Regional IV Jawa Tengah - DIY ini berharap Nana terus akan menekuni dunia lukis yang jadi pilihannya. “Be strong dan menjadi diri sendiri,” ujar Erna berpesan pada karibnya Nana.
Setelah duapuluh tujuh tahun mengakrabi dunia lukis akhirnya Nana sapaan karib pelukis otodidak ini akhirnya bisa menggelar pameran tunggalnya yang pertama.
Debutnya sebagai pelukis diawalinya dengan mengikuti gelaran pameran Lingkar Rupa pada 10 Februari tahun 2016 yang berlangsung di Jalan Merak, Kota Lama Semarang. Pendiri komunitas Henna ini kemudian menggeluti dunia sketsa kemudian juga merambah lukis cat air hingga kini.
Dalam helat pameran tunggal perdananya ini Nana menaja 17 karya lukisan cat air. .
Meski semua orang tahu kiprah Nana di jagad seni rupa tak diragukan lagi. Diawali dengan mengakrabi lukisan Henna, Nana menyuntuki dunia sketsa, kemudian merambah cat ait dan media lainnya. Puluhan kali event pameran bersama baik berupa karya sketsa maupun lukisan diikutinya baik di dalam maupun luar negeri.
Ratna Sawitri gelaran pembukaan pamerannya mengatakan pameran tunggal ini sebagai perwujudan tanggungjawabnya sebagai seniman. Menurut Nana sebagai seniman atau pekarya dalam hal ini dunia seni lukis yang digelutinya pameran merupakan muara akhirnya. “Apalagi saya sebagai Ketua Semarang Sketchwalk yang kerjanya ngejar-ngejar orang untuk berpameran. Muara harapannya pameran ini juga untuk meningkatkan apresiasi untuk dunia seni lukis khususnya cat air yang kurang mendapat perhatian masyarakat. Mudah-mudahan masyarakat bisa menikmati karya-karya lukisan saya yang digelar dalam pameran “Life’s A Wave” ini,” imbuhnya.
Nana menambahkan pameran ini juga didedikasikan dan dipersembahkan untuk keluarga besar yang selama ini mendukungnya dalam berkarya. “Pameran ini wabil khusus saya dedikasikan untuk almarhum suami saya Dian Prasetyanto Hendriawan yang telah berpulang 5 Maret 2010 lalu,” kenang Nana.
Harry Suryo mengatakan, proses berkaryanya memang signifikan dengan pencapaian kualitas karya-karyanya sekarang ini.
"Harapannya ke depan Nana akan jadi salah satu wanita pelukis cat air yang handal dan penting di Indonesia, bahkan dunia," ujar Harry.
Jurnalis Hesti Palestina Yunani menyatakan, pameran tunggal Ratna Saitri bertajuk : “Live’s A Wave”, karena melihat Nana Sawitri menyadari seolah hidup itu bagai ombak.
“Media icat air ini sangat menantang untuk membuat gulungan gelombang air yang indah di atas kertas. Sebagaimana ombak yang menjadi indikasi yang terlihat bahwa energi sedang bergerak di laut, watercolor adalah media yang membutuhkan respons dan reaksi cepat,” bebernya.
Menurut Hesti dengan pameran tunggalnya “Live’s A Wave” ini Nana mengingatkan dirinya sendiri bahwa lebih penting untuknya untuk lebih mengatasi dan mewaspadai persoalan persoalan di dalam dirinya sendiri.
“Biarlah kita hanya gelombang-gelombang kecil itu selagi lautan menghendaki bergulung-gulung. Menjadi riak dan buih. Kadang menatap karang dan meredam di tepi pantai. Tak berhenti. Andai mengibaratkan diri; jika Tuhan laut, kitalah ombaknya,” tandas Hesti dalam pengantarnya.