"Gerdu Kuning" Wirogunan: Gerakan Seribu Rupiah yang Berdayakan Masyarakat untuk Penurunan Stunting
Berita Warga 
Atmago.com,Yogyakarta---Sebuah inisiatif inspiratif lahir dari tangan masyarakat di Kelurahan Wirogunan, Kemantren Mergangsan, Kota Yogyakarta. Program bertajuk "Gerdu Kuning" (gerakan terpadu sedekah seribu rupiah dalam rangka penurunan stunting terpadu sedekah) ini diinisiasi oleh Ibu Sarjiyo, tokoh masyarakat Wirogunan, sebagai upaya nyata untuk menurunkan angka stunting dan memperbaiki gizi buruk di wilayah Wirogunan.
Gerakan ini bermula pada Maret 2024, setelah Ibu Sarjiyo hadir dalam koordinasi mini di Puskesmas, khususnya terkait kondisi jumlah anak dengan gizi buruk. Terpanggil untuk mengambil tindakan, Ibu Sarjiyo menggagas ide sederhana namun berdampak besar: setiap warga Kelurahan Wirogunan menyisihkan seribu rupiah setiap bulan.
Seiring waktu, program ini berkembang dengan kontribusi yang lebih besar dari tiap RT, di mana setiap RT menyumbangkan Rp5.000 per bulan, yang kemudian dikelola oleh Pokja IV PKK Kelurahan Wirogunan.
Dana yang terkumpul tersebut digunakan untuk menyediakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak-anak dengan gizi buruk, berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas.
PMT ini meliputi makanan bergizi seperti telur, kacang-kacangan, susu, dan buah-buahan, yang sangat diperlukan untuk menunjang perkembangan anak-anak yang mengalami masalah gizi.
Selain itu, Pokja IV PKK juga aktif memberikan edukasi kepada para orang tua mengenai pentingnya menjaga asupan gizi dalam 1000 hari pertama kehidupan anak untuk mencegah stunting.
Menurut Ibu Sarjiyo, kesadaran dan kepedulian masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini.
"Sedekah seribu rupiah mungkin terdengar kecil, tapi jika dilakukan bersama-sama, bisa membawa perubahan besar. Kita semua berkontribusi demi masa depan anak-anak kita yang lebih sehat dan sejahtera," ujarnya dalam pertemuan Kampung Keluarga Berkualitas (KKB) di pendopo Wiroguno, Kelurahan Wirogunan, Mergangsan, Yogyakarta, Sabtu (12/10/2024)
Gerdu Kuning di Kelurahan Wirogunan telah memberikan dampak nyata. Kegiatan ini dilaksanakan dua kali dalam sebulan setiap Jum"at. Sekaligus menjadi gerakan bersama Jum"at Berkah.
Dalam perjalanannya, kolaborasi antara masyarakat, RT, RW, PKK, dan Puskesmas menjadi sangat penting untuk keberlangsungan program Gardu Kuning.
Ibu Sarjiyo menegaskan program Gerdu Kuning menunjukkan, bahwa dengan semangat gotong royong, kita bisa memecahkan masalah kesehatan yang serius seperti stunting.
Slogan "Dari Seribu untuk Sejuta Harapan”, Gerdu Kuning bukan hanya menjadi program penanggulangan stunting, tetapi juga simbol kekuatan gotong royong masyarakat Wirogunan dalam menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Program ini membuktikan bahwa perbaikan gizi anak-anak tidak harus dimulai dari hal yang besar, tetapi dari komitmen kecil yang dilakukan secara konsisten dan penuh kebersamaan.
"Gerdu Kuning", sebuah gerakan kecil dengan dampak besar, menjadi teladan dalam pemberdayaan masyarakat dan komitmen bersama untuk masa depan yang lebih sehat. (KangRozaq)
#wirogunansemarak
#kampungkbwirogunan
#kkbwirogunan
Gerakan ini bermula pada Maret 2024, setelah Ibu Sarjiyo hadir dalam koordinasi mini di Puskesmas, khususnya terkait kondisi jumlah anak dengan gizi buruk. Terpanggil untuk mengambil tindakan, Ibu Sarjiyo menggagas ide sederhana namun berdampak besar: setiap warga Kelurahan Wirogunan menyisihkan seribu rupiah setiap bulan.
Seiring waktu, program ini berkembang dengan kontribusi yang lebih besar dari tiap RT, di mana setiap RT menyumbangkan Rp5.000 per bulan, yang kemudian dikelola oleh Pokja IV PKK Kelurahan Wirogunan.
Dana yang terkumpul tersebut digunakan untuk menyediakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak-anak dengan gizi buruk, berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas.
PMT ini meliputi makanan bergizi seperti telur, kacang-kacangan, susu, dan buah-buahan, yang sangat diperlukan untuk menunjang perkembangan anak-anak yang mengalami masalah gizi.
Selain itu, Pokja IV PKK juga aktif memberikan edukasi kepada para orang tua mengenai pentingnya menjaga asupan gizi dalam 1000 hari pertama kehidupan anak untuk mencegah stunting.
Menurut Ibu Sarjiyo, kesadaran dan kepedulian masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini.
"Sedekah seribu rupiah mungkin terdengar kecil, tapi jika dilakukan bersama-sama, bisa membawa perubahan besar. Kita semua berkontribusi demi masa depan anak-anak kita yang lebih sehat dan sejahtera," ujarnya dalam pertemuan Kampung Keluarga Berkualitas (KKB) di pendopo Wiroguno, Kelurahan Wirogunan, Mergangsan, Yogyakarta, Sabtu (12/10/2024)
Gerdu Kuning di Kelurahan Wirogunan telah memberikan dampak nyata. Kegiatan ini dilaksanakan dua kali dalam sebulan setiap Jum"at. Sekaligus menjadi gerakan bersama Jum"at Berkah.
Dalam perjalanannya, kolaborasi antara masyarakat, RT, RW, PKK, dan Puskesmas menjadi sangat penting untuk keberlangsungan program Gardu Kuning.
Ibu Sarjiyo menegaskan program Gerdu Kuning menunjukkan, bahwa dengan semangat gotong royong, kita bisa memecahkan masalah kesehatan yang serius seperti stunting.
Slogan "Dari Seribu untuk Sejuta Harapan”, Gerdu Kuning bukan hanya menjadi program penanggulangan stunting, tetapi juga simbol kekuatan gotong royong masyarakat Wirogunan dalam menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Program ini membuktikan bahwa perbaikan gizi anak-anak tidak harus dimulai dari hal yang besar, tetapi dari komitmen kecil yang dilakukan secara konsisten dan penuh kebersamaan.
"Gerdu Kuning", sebuah gerakan kecil dengan dampak besar, menjadi teladan dalam pemberdayaan masyarakat dan komitmen bersama untuk masa depan yang lebih sehat. (KangRozaq)
#wirogunansemarak
#kampungkbwirogunan
#kkbwirogunan
