Masuk Daftar

Genta Rohani Khonghucu: Sembahyang dan Festival Zhong Qiu

Berita Warga
Orang-orang zaman sekarang lebih sering mengutamakan festival daripada peribadatan, padahal semua festival yang ada hakikatnya timbul dari perayaan keagamaan, yang tentu saja terkait peribadatan.

Jika kita pergi ke mal atau pasar, khususnya di dekat pemukiman komunitas Tionghoa, saat ini kita akan melihat banyak toko tradisional atau modern market yang menjual kue berbentuk bulat seperti rembulan. Ya, mereka berjualan Tiong Ciu Pia atau Mooncake.

Seperti perayaan Xin Nian, Cap Go Me, Qing Ming, Duan Yang, Jing He Ping, Dong Zhi, banyak versi cerita dan legenda seputar perayaan Zhongqiu. Yang lebih memprihatinkan orang-orang zaman sekarang lebih sering mengutamakan festival daripada peribadatan, padahal semua festival yang ada hakikatnya timbul dari perayaan keagamaan, yang tentu saja terkait peribadatan.

Saya pribadi, seperti juga umat Khonghucu pada umumnya, melaksanakan peribadatan sebagai inti utama dalam merayakan perayaan-perayaan di atas. Sebagai imbas dari peribadatan timbullah festival yang merupakan wujud simbolisme peribadatan tersebut yang berkembang dari masa ke masa.

Titik tumpu utama inilah yang membedakan antara umat Khonghucu yang merayakan sebagai hari raya keagamaan melalui peribadatan dengan masyarakat umum yang merayakan perayaan ini sebagai budaya melalui festival budaya.

Umat Khonghucu pada umumnya memakan makanan khas seperti Tiong Ciu Pia, bakcang, kue ronde, dan lain-lain tak lepas dari peribadatan dengan sajian makanan khas tersebut yang sarat makna. Berbeda dengan orang-orang yang merayakan sekedar sebagai festival, mereka memakan makanan khas tersebut tanpa ada kaitan dengan peribadatan. Seseorang yang beragama tertentu yang tidak lagi bersembahyang pada shen atau leluhur—bahkan dilarang oleh agamanya bersembahyang dengan hio/xiang atau memakan sajian bekas sembahyang—bisa saja ikut merayakan festival dan memakan makanan khas tersebut tanpa melaksanakan peribadatan yang berkaitan dengan makanan tersebut.

Kalaupun dibuat peribadatan atau dikaitkan dengan peribadatan oleh agama tertentu, peribadatan yang dilaksanakan bergeser dari tujuan dan makna awal peribadatan dilaksanakan. Ya, bergeser, karena ritus dan kultus suatu agama seringkali berbeda. Nilai-nilai utama dalam peribadatan agama-agama tidaklah sama. Titik berat agama-agama berbeda-beda. Budaya yang menyertai agama-agama berbeda. Cara pandang penganut agama-agama terhadap dunia, alam roh, dan afterlife pun berbeda.

Kembali pada perayaan Zhongqiu. Ada makna apa dibalik perayaan itu? Kepada apa dan siapa peribadatan dilaksanakan?
"Dalam Yijing, Babaran Agung B.V. (32) tertulis, "Begitu Matahari pergi, datanglah Bulan. Begitu Bulan pergi, datanglah Matahari. Matahari, Bulan, saling mendorong/bergantian dan terbitlah terang. Dingin pergi panas datang. Panas pergi dingin datang. Dingin dan Panas saling mendorong dan sempurnalah masa satu tahun. Yang pergi itu berkurang kian berkurang. Yang datang itu tambah kian bertambah. Proses kian berkurang, kian bertambah, saling mempengaruhi dan membawa berkah untuk pertumbuhan/kehidupan."

Sembahyang Zhongqiu adalah pernyataan syukur atas berkah Tian YME melalui bumi. Pada saat ini panen sedang melimpah. Maka umat Khonghucu bersembahyang syukur kepada she (malaikat bumi) atau sekarang dikenal sebagai Hok Tik Cing Sien (Fu De Zheng Shen).

Selengkapanya bisa dibaca di: https://www.gentarohani.com/2019/08/sembahyang-dan-festival-zhong-qiu.html

Topik Terkait

Lokasi Terkait

Dilihat 1241 kali

Matakin Fans

Pegiat

0 Komentar

Komentar

Tagar Populer

Berita Warga Terkait

Berita Warga Terpopuler

Berita Warga Terbaru

Jelajahi Informasi Lebih Dalam

Berita Warga

Kabar berita terkini dari warga

Loker

Informasi lapangan pekerjaan

Acara

Undangan acara untuk warga

Laporan Warga

Masalah yang terjadi di lingkungan

Komunitas

Ruang komunitas AtmaGo

Lihat kabar pilihan, khusus dirangkum untukmu!

Masuk Daftar