Gelombang Tinggi, Nelayan di Kabupaten Lebak Tak Bisa Melaut
Berita Warga

SATELITNEWS.ID, LEBAK– Gelombang tinggi di perairan laut Banten Selatan, hingga saat ini berdampak terhadap tangkapan ikan nelayan tradisional. Salah satunya, di Binuangeun, Desa Muara, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Seorang nelayan tradisional, Jakaria, warga Kampung Karang Malang mengaku, dengan adanya gelombang tinggi mengakibatkan para nelayan tak bisa memaksakan diri untuk bisa melaut.
“Gelombang ombak tinggi itu, mulai Rabu (26/5) lalu hingga sekarang. Kami nelayan kecil tidak bisa melaut ke tengah. Karena, perahu kami kecil dan kami ngejaring rampus hanya bisa memaksakan menangkap ikan di pinggir saja. Sebab kami tidak mau menanggung resiko yang fatal, atau nyawa taruhannya,” kata Jakaria, Jumat (28/5).
Dikatakannya, hampir seluruh nelayan Binuangeun tidak bisa memaksakan diri untuk melaut ke tengah. Lantaran, perahu yang mereka gunakan tidak bakal mampu menerjang ombak yang besar. “Teman kami juga ada yang tidak melaut. Karena takut diterjang ombak besar, dia milih diam di rumah saja,” ucapnya.
Sementara, Toton Sopyan Tengkulak ikan, mengakui dengan adanya gelombang tinggi yang berpengaruh terhadap tangkap ikan nelayan tradisional. Pasalnya, sudah hampir 3 hari hasil ikan yang ia terima tidak seperti biasanya.
“Iya benar, gelombang tinggi dari kemarin hingga sekarang belum normal kembali, dan itu membuat tangkapan ikan para nelayan tradisional menurun. Karena mereka menggunakan perahu kecil, dan melautnya tidak ke tengah, lain halnya dengan kapal besar yang bisa saja melaut lebih tengah,” tandasnya. (mardiana)
Source :
https://satelitnews.id/40536/gelombang-tinggi-nelayan-di-kabupaten-lebak-tak-bisa-melaut
Seorang nelayan tradisional, Jakaria, warga Kampung Karang Malang mengaku, dengan adanya gelombang tinggi mengakibatkan para nelayan tak bisa memaksakan diri untuk bisa melaut.
“Gelombang ombak tinggi itu, mulai Rabu (26/5) lalu hingga sekarang. Kami nelayan kecil tidak bisa melaut ke tengah. Karena, perahu kami kecil dan kami ngejaring rampus hanya bisa memaksakan menangkap ikan di pinggir saja. Sebab kami tidak mau menanggung resiko yang fatal, atau nyawa taruhannya,” kata Jakaria, Jumat (28/5).
Dikatakannya, hampir seluruh nelayan Binuangeun tidak bisa memaksakan diri untuk melaut ke tengah. Lantaran, perahu yang mereka gunakan tidak bakal mampu menerjang ombak yang besar. “Teman kami juga ada yang tidak melaut. Karena takut diterjang ombak besar, dia milih diam di rumah saja,” ucapnya.
Sementara, Toton Sopyan Tengkulak ikan, mengakui dengan adanya gelombang tinggi yang berpengaruh terhadap tangkap ikan nelayan tradisional. Pasalnya, sudah hampir 3 hari hasil ikan yang ia terima tidak seperti biasanya.
“Iya benar, gelombang tinggi dari kemarin hingga sekarang belum normal kembali, dan itu membuat tangkapan ikan para nelayan tradisional menurun. Karena mereka menggunakan perahu kecil, dan melautnya tidak ke tengah, lain halnya dengan kapal besar yang bisa saja melaut lebih tengah,” tandasnya. (mardiana)
Source :
https://satelitnews.id/40536/gelombang-tinggi-nelayan-di-kabupaten-lebak-tak-bisa-melaut