Gelar Pelatihan Lanjutan, FORPEMMA Dorong Pelapak UMKM Lebih Responsif Komponen GEDSI
Berita Warga 
Bambu Nusantara-Madiun- Dengan bertambahnya dua kelurahan intervensi, FORPEMMA intens melakukan pelatihan. Khususnya berkaitan dengan komponen GEDSI, yang dilaksanakan pada April 2023 di Omahkoe Guesthouse Kota Madiun.
Direktur Bambu Nusantara Titik Sugianti mengungkapkan pada kegiatan tersebut dititikberatkan pada forum lapak di empat kelurahan. Khususnya dalam mengidentifikasi komponen GEDSI dalam SOP atau standar prosedur pelayanan lapak UMKM.
"Termasuk juga merumuskan maklumat layanan lapak UMKM yang mainstreaming GEDSI," katanya, Senin (19/6/2023).
Dijelaskan Titik, kegiatan GEDSI kali ini bertujuan untuk menindaklanjuti pelatihan yang sudah digelar pada November 2022 lalu. Sedikitnya ada 29 peserta ikut berpartisipasi dalam pelatihan tersebut. Mulai dari pelapak UMKM dari empat kelurahan intervensi, meliputi Taman, Demangan, Rejomulyo dan Madiun Lor.
"Pemateri ada dari anggota FORPEMMA dan juga perwakilan OMS Fatayat NU Kota Madiun," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Yunita Aliya sebagai pemateri menyampaikan tentang apa itu definisi GEDSI. Kemudian regulasi pengarustamaan gender (PUG), peraturan daerah Provinsi Jawa Timur nomor 9 tauun 2019 mauoun Perda Kota Madiun nomor 10 tahun 2020 tentang PUG.
"Selain itu juga berkaitan dengan peran GEDSI dalam pengambilan kebijakan pemerintah juga sangat berdampak pada atmosfer sosial masyarakat. Khususnya untuk Lapak UMKM Kelurahan Mandiri," terangnya.
Titik juga menyampaikan bahwasannya para pelapak UMKM harus responsif GEDSI. Mengingat pengelolaan lapak UMKM Kelurahan Mandiri diharapkan mampu meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dengan mengoptimalkan kelompok marginal.
"Memastikan gender, disabilitas dan kelompok marginal kebutuhan masalah, dan aspirasinya terakomodir dalam pengaturan atau SOP. Sehingga bisa menjamin layanan lapak yang responsif GEDSI," tegasnya. (Humas)
Direktur Bambu Nusantara Titik Sugianti mengungkapkan pada kegiatan tersebut dititikberatkan pada forum lapak di empat kelurahan. Khususnya dalam mengidentifikasi komponen GEDSI dalam SOP atau standar prosedur pelayanan lapak UMKM.
"Termasuk juga merumuskan maklumat layanan lapak UMKM yang mainstreaming GEDSI," katanya, Senin (19/6/2023).
Dijelaskan Titik, kegiatan GEDSI kali ini bertujuan untuk menindaklanjuti pelatihan yang sudah digelar pada November 2022 lalu. Sedikitnya ada 29 peserta ikut berpartisipasi dalam pelatihan tersebut. Mulai dari pelapak UMKM dari empat kelurahan intervensi, meliputi Taman, Demangan, Rejomulyo dan Madiun Lor.
"Pemateri ada dari anggota FORPEMMA dan juga perwakilan OMS Fatayat NU Kota Madiun," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Yunita Aliya sebagai pemateri menyampaikan tentang apa itu definisi GEDSI. Kemudian regulasi pengarustamaan gender (PUG), peraturan daerah Provinsi Jawa Timur nomor 9 tauun 2019 mauoun Perda Kota Madiun nomor 10 tahun 2020 tentang PUG.
"Selain itu juga berkaitan dengan peran GEDSI dalam pengambilan kebijakan pemerintah juga sangat berdampak pada atmosfer sosial masyarakat. Khususnya untuk Lapak UMKM Kelurahan Mandiri," terangnya.
Titik juga menyampaikan bahwasannya para pelapak UMKM harus responsif GEDSI. Mengingat pengelolaan lapak UMKM Kelurahan Mandiri diharapkan mampu meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dengan mengoptimalkan kelompok marginal.
"Memastikan gender, disabilitas dan kelompok marginal kebutuhan masalah, dan aspirasinya terakomodir dalam pengaturan atau SOP. Sehingga bisa menjamin layanan lapak yang responsif GEDSI," tegasnya. (Humas)
