Gebyar Pagelaran WOTS Wayang Kebangsaan “Mbangun Suralaya” Sihir Penonton
Berita Warga

Wayang On The Street (WOTS) kembali hadir menyapa masyarakat dalam gelaran Road to Festival Kota Lama (FKL). Pagelaran WOTS yang kali ke -12 ini mengusung tajuk khusus “Wayang Kebangsaan” ini ditaja di Halaman Parkir Borsumy Heritage, Kota Lama, Semarang, Jumat (11/8/2023) lalu.
Pagelaran kolaborasi wayang tradisional Jawa dan Wayang Cina Cingge yang melibatkan 127 talent ini dibuka dengan “Tari Semarangan” karya Totok Pamungkas. Pertunjukan wayang yang disutradarai Budi Lee dan penata musi Githung Sogianto ini mengusung lakon : “Mbangun Suralaya” menyihir ratusan penonton yang memadati area parker Borsumy Heritage yang tak beranjak hingga akhir.
Nampak hadir Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Wing Wiyarso Poespojoedo, CEO PT Sidomuncul Irwan Hidayat dan tamu undangan lainnya. Pada kesempatan ini juga diberikan penghargaan Wayang Award Ngesti Pandowo kepada Irwan Hidayat (CEO PT Sidomuncul) yang diserahkanoleh Ki Drs Djoko Mulyono dan Prof Hardhono Susanto.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Wing Wiyarso Poespojoedo dalam sambutannya mengatakan, sangat mengapresiasi penyelenggara WOTS. Pagelaran k olaborasi “Wayang Kebangsaan” ini yang menjadikan Semarang berbeda.
Kolaborasi antara dua wayang ini sebagai refleksi dari toleransi etnis, budaya, di tengah multikultrualsimenya Kota Semarang. Jadi wajar kalau Komnas HAM memberi penghargaan Semarang sebagai Kota Toleran
“Pada malam hari ini kita dengan berkolaborasi bersama untuk menunjukkan Semarang berbeda, Kita bersama-sama membangun menjadi Kota Semarang yang semakin hebat. Pertunjukan wayang kolaborasi ini juga menunjukkan Semarang kota yang harmonis, ” tandas Wing.
Penggagas WOTS Semarang Grace Widjaya mengatakan, WOTS kali ini mengusung tema khusus ; “Wayang Kebangsaan” berkaitan dengan kegiatan menyambut Hari Ulang Tahun RI ke -78. WOTS Road to Festival Kota Lama ini juga merupakan bagian dari agenda FKL
“WOTS “Wayang Kebangsaan” ini merupakan pagearan wayang orang kolaborasi perpaduan Wayang Orang Jawa dan Wayan Cingge simbol wujud toleransi dan kerukunan. Pagelaran ini tentunya juga untuk merawat, menjaga, menumbuhkembangkan dan melestarikan wayang yang merupakan warisan budaya adiluhung yang sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia,” imbuh Grace Widjaya.
Menariknya, lanjut Grace Widjaya yang keseharian berprofesi sebagai dokter gigi, para penampil selain para pemain profesional dari WO Ngesti Pandowo, Wayang Cingge juga menghadirkan bintang tamu para eksekutif bank yang tergabung dalam Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Jawa Tengah yaitu; Rahmat Dwisaputra, Junanto Herdiawan, Ndari Surjaningsih, Dedy Irianto, Irianto Harko Saputro, I Gusti Nyoman, Putra,Dorkas Minar Gandaria Pasaribu, Ridal Agus Prabowo,, Widjaya Stephen, Agoes Soehardi, Elisabeth Monica Iswanto, Cicilia Renata, Adhi Setiawan, Budi Darmawan dan Harjanto Halim (CEO Marimas).
Sebelum pagelaran wayang digelar Parade “Wayang Kebangsaan” dengan rute sepanjang jalan Taman Srigunting, Letjen Suprapto dan Branjangan dengan peserta mengenakan busana wayang. Parade wayang ini mewakili simbol-simbol kebangsaan dan keberagaman serta syarat akan nilai-nilai luhur bangsa. Parade terdiri dari barisan Mbangun Suralaya, Garuda, Bendera Merah Putih, Perisai Pelita, Cucuk Lampah, Perisai Pepadi Nacha, dan Kontingen BMPD yang terdiri dari 18 perwakilan.
Pada kesempatan itu diberikan penghargaan untuk peserta Parade Terbaik dan Best Costume. Diakhir acara diadakan penyalaan semangat menuju Indonesia Maju. Obor diserahkan oleh Ketua Ngesti Pandowo Djoko Mulyono (80) memberikan obor kepada Hanoman.Sedangkan Hendrawan Kwa Thong Hay (70) memberikan obor kepada Sun Go Kong. Tongkat estafet telah diserahkan kepada generasi muda harapannya, terus maju wayang orang Indonesia,
Pada pamungkas pagelaran menyanyi bersama lagu “Rumah Kita” dengan lead vocal bapak Rahmat Dwisaputra dari Bank Indonesia ditutup dengan penyalaan kembang api
Pagelaran kolaborasi wayang tradisional Jawa dan Wayang Cina Cingge yang melibatkan 127 talent ini dibuka dengan “Tari Semarangan” karya Totok Pamungkas. Pertunjukan wayang yang disutradarai Budi Lee dan penata musi Githung Sogianto ini mengusung lakon : “Mbangun Suralaya” menyihir ratusan penonton yang memadati area parker Borsumy Heritage yang tak beranjak hingga akhir.
Nampak hadir Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Wing Wiyarso Poespojoedo, CEO PT Sidomuncul Irwan Hidayat dan tamu undangan lainnya. Pada kesempatan ini juga diberikan penghargaan Wayang Award Ngesti Pandowo kepada Irwan Hidayat (CEO PT Sidomuncul) yang diserahkanoleh Ki Drs Djoko Mulyono dan Prof Hardhono Susanto.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Wing Wiyarso Poespojoedo dalam sambutannya mengatakan, sangat mengapresiasi penyelenggara WOTS. Pagelaran k olaborasi “Wayang Kebangsaan” ini yang menjadikan Semarang berbeda.
Kolaborasi antara dua wayang ini sebagai refleksi dari toleransi etnis, budaya, di tengah multikultrualsimenya Kota Semarang. Jadi wajar kalau Komnas HAM memberi penghargaan Semarang sebagai Kota Toleran
“Pada malam hari ini kita dengan berkolaborasi bersama untuk menunjukkan Semarang berbeda, Kita bersama-sama membangun menjadi Kota Semarang yang semakin hebat. Pertunjukan wayang kolaborasi ini juga menunjukkan Semarang kota yang harmonis, ” tandas Wing.
Penggagas WOTS Semarang Grace Widjaya mengatakan, WOTS kali ini mengusung tema khusus ; “Wayang Kebangsaan” berkaitan dengan kegiatan menyambut Hari Ulang Tahun RI ke -78. WOTS Road to Festival Kota Lama ini juga merupakan bagian dari agenda FKL
“WOTS “Wayang Kebangsaan” ini merupakan pagearan wayang orang kolaborasi perpaduan Wayang Orang Jawa dan Wayan Cingge simbol wujud toleransi dan kerukunan. Pagelaran ini tentunya juga untuk merawat, menjaga, menumbuhkembangkan dan melestarikan wayang yang merupakan warisan budaya adiluhung yang sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia,” imbuh Grace Widjaya.
Menariknya, lanjut Grace Widjaya yang keseharian berprofesi sebagai dokter gigi, para penampil selain para pemain profesional dari WO Ngesti Pandowo, Wayang Cingge juga menghadirkan bintang tamu para eksekutif bank yang tergabung dalam Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Jawa Tengah yaitu; Rahmat Dwisaputra, Junanto Herdiawan, Ndari Surjaningsih, Dedy Irianto, Irianto Harko Saputro, I Gusti Nyoman, Putra,Dorkas Minar Gandaria Pasaribu, Ridal Agus Prabowo,, Widjaya Stephen, Agoes Soehardi, Elisabeth Monica Iswanto, Cicilia Renata, Adhi Setiawan, Budi Darmawan dan Harjanto Halim (CEO Marimas).
Sebelum pagelaran wayang digelar Parade “Wayang Kebangsaan” dengan rute sepanjang jalan Taman Srigunting, Letjen Suprapto dan Branjangan dengan peserta mengenakan busana wayang. Parade wayang ini mewakili simbol-simbol kebangsaan dan keberagaman serta syarat akan nilai-nilai luhur bangsa. Parade terdiri dari barisan Mbangun Suralaya, Garuda, Bendera Merah Putih, Perisai Pelita, Cucuk Lampah, Perisai Pepadi Nacha, dan Kontingen BMPD yang terdiri dari 18 perwakilan.
Pada kesempatan itu diberikan penghargaan untuk peserta Parade Terbaik dan Best Costume. Diakhir acara diadakan penyalaan semangat menuju Indonesia Maju. Obor diserahkan oleh Ketua Ngesti Pandowo Djoko Mulyono (80) memberikan obor kepada Hanoman.Sedangkan Hendrawan Kwa Thong Hay (70) memberikan obor kepada Sun Go Kong. Tongkat estafet telah diserahkan kepada generasi muda harapannya, terus maju wayang orang Indonesia,
Pada pamungkas pagelaran menyanyi bersama lagu “Rumah Kita” dengan lead vocal bapak Rahmat Dwisaputra dari Bank Indonesia ditutup dengan penyalaan kembang api