Gandeng Media Wujudkan Lingkungan Inklusif
Community Discussion

Yayasan Paramitra Jawa Timur mengajak wartawan Kabupaten Probolinggo berdiskusi terkait pemberitaan isu disabilitas dan cara berinteraksi dengan kaum difabel.
Workshop yang diikuti oleh 30 wartawan Kabupaten Probolinggo dan Tuban bertujuan membentuk lingkungan inklusif itu digelar di Mitra Guest House, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jumat (25/2/2022).
Direktur Paramitra Jatim Asiah Sugianti mengatakan, pemberitaan program inklusif memang sangat berarti. Pasalnya, bila media sudah memuat suatu isu dan semacamnya, pemerintah lebih cepat memberikan tanggapan.
“Jika dimuat oleh media, program tersebut akan dinilai sebagai hal penting. Diharapkan akan lebih mendorong percepatan ke proyek hukum dan masuk perbup nantinya sehingga program ini bisa terus berlanjut,” kata Asiah.
Paramitra mengundang Beni, jurnalis Harian Surya yang memiliki pengalaman meliput di bidang isu kaum difabel. Menurutnya, pemberitaan kaum difabel bukan hanya mengangkat soal disabilitas yang disandang.
“Dalam berita yang akan kita muat itu, bagaimana caranya, hak-hak mereka bisa dipenuhi. Pada dasarnya, hak kita dengan mereka itu sama,” jelasnya.
Dirinya pun juga mengingatkan untuk memilih kata yang tepat bagi kaum difabel. Seperti mengganti kata cacat menjadi disabilitas atau difabel.
Selanjutnya, Arizky Perdana Kusuma, Ketua Pertuni (Persatuan Tuna Netra) Kabupaten Probolinggo mempraktekkan bagaimana caranya berinteraksi dengan penyandang disabilitas.
Ia juga menjelaskan cara memberikan pertolongan sesuai dengan disabilitas yang disandang secara gamblang. Arizky berharap, kaum difabel juga dilibatkan langsung bila ada program maupun pembangunan inklusif.
“Sebab, kaum difabel lebih tahu apa yang dibutuhkan oleh mereka. Sehingga program atau pembangunan bisa dirasakan oleh semua kalangan,” tandasnya.
Workshop yang diikuti oleh 30 wartawan Kabupaten Probolinggo dan Tuban bertujuan membentuk lingkungan inklusif itu digelar di Mitra Guest House, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jumat (25/2/2022).
Direktur Paramitra Jatim Asiah Sugianti mengatakan, pemberitaan program inklusif memang sangat berarti. Pasalnya, bila media sudah memuat suatu isu dan semacamnya, pemerintah lebih cepat memberikan tanggapan.
“Jika dimuat oleh media, program tersebut akan dinilai sebagai hal penting. Diharapkan akan lebih mendorong percepatan ke proyek hukum dan masuk perbup nantinya sehingga program ini bisa terus berlanjut,” kata Asiah.
Paramitra mengundang Beni, jurnalis Harian Surya yang memiliki pengalaman meliput di bidang isu kaum difabel. Menurutnya, pemberitaan kaum difabel bukan hanya mengangkat soal disabilitas yang disandang.
“Dalam berita yang akan kita muat itu, bagaimana caranya, hak-hak mereka bisa dipenuhi. Pada dasarnya, hak kita dengan mereka itu sama,” jelasnya.
Dirinya pun juga mengingatkan untuk memilih kata yang tepat bagi kaum difabel. Seperti mengganti kata cacat menjadi disabilitas atau difabel.
Selanjutnya, Arizky Perdana Kusuma, Ketua Pertuni (Persatuan Tuna Netra) Kabupaten Probolinggo mempraktekkan bagaimana caranya berinteraksi dengan penyandang disabilitas.
Ia juga menjelaskan cara memberikan pertolongan sesuai dengan disabilitas yang disandang secara gamblang. Arizky berharap, kaum difabel juga dilibatkan langsung bila ada program maupun pembangunan inklusif.
“Sebab, kaum difabel lebih tahu apa yang dibutuhkan oleh mereka. Sehingga program atau pembangunan bisa dirasakan oleh semua kalangan,” tandasnya.