Filsafat Hindu: Pengetahuan Membuat Orang Semakin Mabuk Agama, Angkuh, dan Jumawa?
Berita Warga

.—"Kewajiban Kekal (Sanātana Dharma) terhadap semua makhluk adalah tidak adanya kebencian terhadap mereka baik dalam pikiran, perbuatan, atau perkataan, dan mempraktekkan welas asih dan kedermawanan terhadap sesama." (Mahābhārata 3.297.35)
Hidup di dalam keberagaman berarti seseorang tidak boleh menyatakan ritual agama lain klenik sedangkan ritual agamanya sendiri disebut ibadah. Seseorang juga tidak boleh menyatakan, "Kamu mencampuri ajaranku disebut mengusik, aku mencampuri ajaranmu disebut syiar!"
Karena itu Bhagavad Gītā (Bab 18) menguraikan 3 jenis orang beragama: sattvam, rajas, dan tamas.
(18.20).—"Pengetahuan yang memungkinkan ia dapat melihat diluar bahwa seluruh dunia adalah alam rohani yang sama dan tidak dipisahkan, serta dapat melihat di dalam bahwa semua makhluk hidup ada dalam kesejatian yang sama, meskipun kita dipisahkan menjadi bentuk-bentuk badan yang jumlahnya tidak dapat dihitung namun kita semua sama secara kualitas — hendaknya engkau pahami sebagai pengetahuan dalam sifat sāttvika."
(18.21).—"Pengetahuan yang menyebabkan seseorang justru melihat perbedaan jenis makhluk hidup yang lain di dalam setiap badan karena memiliki perbedaan keyakinan, ego, dsb — hendaknya engkau pahami sebagai pengetahuan dalam sifat rājasika."
(18.22).—"Pengetahuan yang menyebabkan seseorang terikat pada satu jenis pekerjaan sebagai segala-segalanya, tanpa pengetahuan tentang kebenaran, dibutakan — dikatakan sebagai pengetahuan dalam sifat tāmasika."
______________________________
Om Swastyastu. Semoga kita semua semakin bijaksana dalam menuntut ilmu, bukan justru ilmu yang membuat kita semakin buta dan racun. Rahajeng Saraswati
Hubungi WA kami (no WA: 081239358383) untuk buku-buku Filasafat Hindu, untuk katalog selengkapnya bisa kunjungi: https://www.instagram.com/filsafat_hindu/
Hidup di dalam keberagaman berarti seseorang tidak boleh menyatakan ritual agama lain klenik sedangkan ritual agamanya sendiri disebut ibadah. Seseorang juga tidak boleh menyatakan, "Kamu mencampuri ajaranku disebut mengusik, aku mencampuri ajaranmu disebut syiar!"
Karena itu Bhagavad Gītā (Bab 18) menguraikan 3 jenis orang beragama: sattvam, rajas, dan tamas.
(18.20).—"Pengetahuan yang memungkinkan ia dapat melihat diluar bahwa seluruh dunia adalah alam rohani yang sama dan tidak dipisahkan, serta dapat melihat di dalam bahwa semua makhluk hidup ada dalam kesejatian yang sama, meskipun kita dipisahkan menjadi bentuk-bentuk badan yang jumlahnya tidak dapat dihitung namun kita semua sama secara kualitas — hendaknya engkau pahami sebagai pengetahuan dalam sifat sāttvika."
(18.21).—"Pengetahuan yang menyebabkan seseorang justru melihat perbedaan jenis makhluk hidup yang lain di dalam setiap badan karena memiliki perbedaan keyakinan, ego, dsb — hendaknya engkau pahami sebagai pengetahuan dalam sifat rājasika."
(18.22).—"Pengetahuan yang menyebabkan seseorang terikat pada satu jenis pekerjaan sebagai segala-segalanya, tanpa pengetahuan tentang kebenaran, dibutakan — dikatakan sebagai pengetahuan dalam sifat tāmasika."
______________________________
Om Swastyastu. Semoga kita semua semakin bijaksana dalam menuntut ilmu, bukan justru ilmu yang membuat kita semakin buta dan racun. Rahajeng Saraswati
Hubungi WA kami (no WA: 081239358383) untuk buku-buku Filasafat Hindu, untuk katalog selengkapnya bisa kunjungi: https://www.instagram.com/filsafat_hindu/