Filsafat Hindu: Mengapa Kirtimukha (Bhoma) Dihormati di Setiap Pintu Masuk Pura?
Berita Warga

Dikisahkan ketika Rāhu (asisten Jālandhara) datang ke Kailāsa untuk melakukan genjatan senjata kepada Rudra (Śiva), seketika makhluk yang amat menakutkan seperti Narasiṃha Mūrti muncul dari dahi Rudra. Makhluk ini membuat Rāhu lari ketakukan dan seketika makhluk ini berbicara kepada tuannya, Rudra.
(19.42).—"O tuanku, hamba tersiksa oleh rasa lapar. Karena itulah hamba ingin makan (namun gagal menyantap Rāhu). O Mahādeva, sekarang apa yang harus hamba mangsa? Mohon perintahkanlah hamba, tuan."
Mendengar kata-kata makhluk itu, Rudra kemudian menjawab:
(19.44).—"Jika kau memang benar-benar membutuhkan makanan, jika kau tersiksa oleh rasa lapar, maka makanlah daging dari tubuh, tangan, serta kakimu."
Setelah mendapatkan perintah demikian, maka makhluk itu segera menelan tubuh, tangan, dan kakinya sendiri hingga yang tersisa hanyalah kepalanya saja. Melihat makhluk yang menakutkan itu, yang kini hanya tinggal menyisakan kepalanya saja, maka Sadāśiva berkenan dan kemudian bersabda:
(19.47).—"Wahai Gaṇa yang hebat, kau sungguh terberkati karena kau melaksanakan perintah-Ku dengan secepat itu. Wahai yang istimewa, Aku berkenan atas pengabdianmu ini."
(19.48).—"Mulai sekarang kau akan bernama Kīrtimukha (wajah kemuliaan). Kau akan menjadi penjaga gapura istana-Ku. Kau akan menjadi salah satu dari tentara Gaṇa-Ku yang terhebat dan yang ditakuti oleh makhluk-makhluk jahat."
(19.49).—"Kau adalah kesayangan-Ku. Dalam hal pūjā, kau juga harus senantiasa dipuja oleh para penyembah-Ku. Mereka yang tidak menghormatimu tidak akan membuat-Ku senang."
Wajah mengerikan dengan mata melotot inilah yang terpasang sebagai hiasan di atas ambang pintu gerbang di banyak candi-candi Hindu yang menandakan selamat datang atau pemurnian kembali para jīva ketika masuk ke dalam candi (rumah Tuhan).
(19.50-51).—"Mulai saat itulah Kirtimukha selalu berjaga di depan rumah Śiva. Para Gaṇa ini hendaknya dihormati sama seperti halnya menghormati Śiva. Karena mereka yang tidak menghormati para Gaṇa itu maka pemujaan kepada Tuhan Śiva menjadi sia-sia."
Sumber = Śiva Purāṇa: Rudra Saṁhitā 5 Yuddhakāṇḍa, Bab 19
Hubungi WA kami (no WA: 081239358383) untuk buku-buku Filasafat Hindu, untuk katalog selengkapnya bisa kunjungi: https://www.instagram.com/filsafat_hindu/
(19.42).—"O tuanku, hamba tersiksa oleh rasa lapar. Karena itulah hamba ingin makan (namun gagal menyantap Rāhu). O Mahādeva, sekarang apa yang harus hamba mangsa? Mohon perintahkanlah hamba, tuan."
Mendengar kata-kata makhluk itu, Rudra kemudian menjawab:
(19.44).—"Jika kau memang benar-benar membutuhkan makanan, jika kau tersiksa oleh rasa lapar, maka makanlah daging dari tubuh, tangan, serta kakimu."
Setelah mendapatkan perintah demikian, maka makhluk itu segera menelan tubuh, tangan, dan kakinya sendiri hingga yang tersisa hanyalah kepalanya saja. Melihat makhluk yang menakutkan itu, yang kini hanya tinggal menyisakan kepalanya saja, maka Sadāśiva berkenan dan kemudian bersabda:
(19.47).—"Wahai Gaṇa yang hebat, kau sungguh terberkati karena kau melaksanakan perintah-Ku dengan secepat itu. Wahai yang istimewa, Aku berkenan atas pengabdianmu ini."
(19.48).—"Mulai sekarang kau akan bernama Kīrtimukha (wajah kemuliaan). Kau akan menjadi penjaga gapura istana-Ku. Kau akan menjadi salah satu dari tentara Gaṇa-Ku yang terhebat dan yang ditakuti oleh makhluk-makhluk jahat."
(19.49).—"Kau adalah kesayangan-Ku. Dalam hal pūjā, kau juga harus senantiasa dipuja oleh para penyembah-Ku. Mereka yang tidak menghormatimu tidak akan membuat-Ku senang."
Wajah mengerikan dengan mata melotot inilah yang terpasang sebagai hiasan di atas ambang pintu gerbang di banyak candi-candi Hindu yang menandakan selamat datang atau pemurnian kembali para jīva ketika masuk ke dalam candi (rumah Tuhan).
(19.50-51).—"Mulai saat itulah Kirtimukha selalu berjaga di depan rumah Śiva. Para Gaṇa ini hendaknya dihormati sama seperti halnya menghormati Śiva. Karena mereka yang tidak menghormati para Gaṇa itu maka pemujaan kepada Tuhan Śiva menjadi sia-sia."
Sumber = Śiva Purāṇa: Rudra Saṁhitā 5 Yuddhakāṇḍa, Bab 19
Hubungi WA kami (no WA: 081239358383) untuk buku-buku Filasafat Hindu, untuk katalog selengkapnya bisa kunjungi: https://www.instagram.com/filsafat_hindu/