Ecobrick Dari Polusi Menjadi Solusi
Diskusi Komunitas

Indonesia terkenal sebagai pencemar laut dengan sampah plastik. Ribuan hewan laut tersiksa karena kantong plastik dan partikel-partikel plastik berukuran mikro bahkan dapat ditemukan dalam hidangan laut kita karena plastik tidak dapat terurai menjadi molekul yang dapat dicerna makhluk hidup. Dampak dari penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari sudah bukan rahasia lagi memiliki bahaya yang cukup besar bagi kesehatan dan lingkungan. Plastik yang sudah dipakai dan dibuang akan menjadi sampah plastik yang susah diurai. Karena tiap hari diproduksi dan digunakan, jumlah sampah plastik akan terus bertambah di seluruh dunia. Pemusnahan plastik dengan cara dibakar juga memiliki dampak yang besar terhadap kesehatan dan keberlangsungan lingkungan sekitar.
Fenomena perubahan lingkungan yang mengalami degradasi kualitas lingkungan hidup menjadi suatu hal yang menarik perhatian dan pemikiran gerakan Pramuka Saka Kalpataru Jombang. Perhatian terhadap menurunnya kualitas lingkungan membawa kita untuk introspeksi diri dan menghubungkan kejadian tersebut dengan rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.
Dari masalah diatas kita memiliki solusi yang dapat diterapkan dengan mudah dikalangan masyarakat. Solusi tersebut adalah dengan membuat “ Ecobricks “. Dengan dibuatnya Ecobriks, kita bisa mengurangi beban masalah di bumi dalam menguraikan sampah plastic yang membutuhkan waktu ratusan tahun bahkan ribuan tahun lamanya. Selain itu kita dapat membuat plastic bekas yang semulanya tidak memiliki harga jual menjadi barang yang memiliki nilai jual dan sangat ramah lingkungan.
“Eco” dan “brick” artinya bata ramah lingkungan. Disebut “bata” karena ia dapat menjadi alternatif bagi bata konvensional dalam mendirikan bangunan. Maka dari itu ecobrick biasa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan furniture. Ecobrick adalah botol plastik yang diisi padat dengan limbah non-biological untuk membuat blok bangunan yang dapat digunakan kembali. Eko-batu bata ini adalah teknologi berbasis kolaborasi yang menyediakan solusi limbah padat tanpa biaya untuk individu, rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Juga dikenal sebagai Bottle Brick atau Ecoladrillo. Solusi limbah lokal ini mulai disebut Ecobrick oleh gerakan masyarakat yang berkembang di seluruh dunia.
Kegiatan ecobrick memberikan nilai pada terbebasnya lingkungan kita dari plastik. Dengan mengemas plastik ke dalam botol, area permukaan plastik berkurang ribuan kali lipat. Pengurangan berkali-kali lipat dari area permukaan yang terpapar ini berarti plastik secara efektif dan tanpa batas waktu diamankan dari segala jenis potensi penguraian.
Terlebih dimasa pandemi Covid-19 Ecobrick perlu ditingkatkan untuk “Mencegah Penyebaran SARS-CoV-2 pada Plastik Sekali Pakai” Menurut riset ada berapa kasus mengenai virus Corona yang menyebabkan Covid-19 menunjukkan bahwa virus itu menular pada permukaan plastik.
Dengan melakukan ecobrick pada plastik bekas, kita dapat membantu mengurangi tekanan pada sistem pengelolaan limbah penting kota kita selama masa yang sulit ini. Ecobrick kita dapat membantu menjaga kelompok gerakan Pramuka Saka Kalpataru kita bersih dan sehat dengan mencegah plastik kita menumpuk, dibakar, atau dibuang. Kemudian, setelah pandemi berakhir, ecobricks dapat digunakan oleh masyarakat untuk kebun dan ruang hijau untuk meningkatkan regenerasi dan ketahanan lokal.
Shanti Ramadhani
Fenomena perubahan lingkungan yang mengalami degradasi kualitas lingkungan hidup menjadi suatu hal yang menarik perhatian dan pemikiran gerakan Pramuka Saka Kalpataru Jombang. Perhatian terhadap menurunnya kualitas lingkungan membawa kita untuk introspeksi diri dan menghubungkan kejadian tersebut dengan rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.
Dari masalah diatas kita memiliki solusi yang dapat diterapkan dengan mudah dikalangan masyarakat. Solusi tersebut adalah dengan membuat “ Ecobricks “. Dengan dibuatnya Ecobriks, kita bisa mengurangi beban masalah di bumi dalam menguraikan sampah plastic yang membutuhkan waktu ratusan tahun bahkan ribuan tahun lamanya. Selain itu kita dapat membuat plastic bekas yang semulanya tidak memiliki harga jual menjadi barang yang memiliki nilai jual dan sangat ramah lingkungan.
“Eco” dan “brick” artinya bata ramah lingkungan. Disebut “bata” karena ia dapat menjadi alternatif bagi bata konvensional dalam mendirikan bangunan. Maka dari itu ecobrick biasa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan furniture. Ecobrick adalah botol plastik yang diisi padat dengan limbah non-biological untuk membuat blok bangunan yang dapat digunakan kembali. Eko-batu bata ini adalah teknologi berbasis kolaborasi yang menyediakan solusi limbah padat tanpa biaya untuk individu, rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Juga dikenal sebagai Bottle Brick atau Ecoladrillo. Solusi limbah lokal ini mulai disebut Ecobrick oleh gerakan masyarakat yang berkembang di seluruh dunia.
Kegiatan ecobrick memberikan nilai pada terbebasnya lingkungan kita dari plastik. Dengan mengemas plastik ke dalam botol, area permukaan plastik berkurang ribuan kali lipat. Pengurangan berkali-kali lipat dari area permukaan yang terpapar ini berarti plastik secara efektif dan tanpa batas waktu diamankan dari segala jenis potensi penguraian.
Terlebih dimasa pandemi Covid-19 Ecobrick perlu ditingkatkan untuk “Mencegah Penyebaran SARS-CoV-2 pada Plastik Sekali Pakai” Menurut riset ada berapa kasus mengenai virus Corona yang menyebabkan Covid-19 menunjukkan bahwa virus itu menular pada permukaan plastik.
Dengan melakukan ecobrick pada plastik bekas, kita dapat membantu mengurangi tekanan pada sistem pengelolaan limbah penting kota kita selama masa yang sulit ini. Ecobrick kita dapat membantu menjaga kelompok gerakan Pramuka Saka Kalpataru kita bersih dan sehat dengan mencegah plastik kita menumpuk, dibakar, atau dibuang. Kemudian, setelah pandemi berakhir, ecobricks dapat digunakan oleh masyarakat untuk kebun dan ruang hijau untuk meningkatkan regenerasi dan ketahanan lokal.
Shanti Ramadhani