DKL Gelar Lampung Art Camp 2024 di Wira Garden Bandar Lampung
Berita Warga

– Dewan Kesenian Lampung (DKL) menggelar acara kemah seni “Lampung Art Camp” 2024. Hajat akbar ini mengusung tajuk : “Merayakan Tanah Lada, Menjalin Simpul Seni Budaya” digelar di di Wira Garden, Jl. Wan Abdurrahman, Batu Putuk, Bandar Lampung, berlangsung dari 24 – 26 September 2024.
“Lampung Art Camp 2024” merupakan Kemah seni budaya, kegiatan yang melibatkan partisipasi seniman, komunitas seni, dewan kesenian kabupaten/kota, jurnalis, pegiat media sosial, dan lainnya.
Kegiatan “Lampung Art Camp 2024” ini melibatkan peserta-peserta yang secara khusus diundang berdasarkan pertimbangan tertentu. Peserta diutamakan seniman dan Pengamat Seni (usia 20-60 tahun) yang masih memiliki potensi yang besar dalam memajukan Seni Budaya Lampung.
Ketua Pelaksana kegiatan Bagus S Pribadi mengatakan, tema dari “Lampung Art Camp” adalah “Penguatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Ekosistem Kesenian Lampung.”
Kegiatan ini lanjut Aviep, panggilan karib Ketua Pelaksana event ini, membeberkan bertujuan membangun persahabatan lintas seni dan memperkaya perspektif mereka tentang cabang kesenian masing-masing. Kemudian m endorong pemahaman dan penghargaan terhadap perbedaan tradisi dalam berkesenian yang ada di masyarakat Lampung.
Event ini juga dimaksudkan untuk memotivasi orang Lampung untuk merayakan keunikan budaya mereka sendiri. Kemudian memantik untuk m enciptakan ruang bagi orang-orang dari berbagai latar belakang kesenian bertemu, berinteraksi, dan membangun pemahaman bersama.
“Kegiatan ini juga untuk mengurangi stereotip dan prasangka melalui dialog dan kegiatan bersama. Membangun rasa identitas dan kebanggaan masyarakat terhadap warisan budaya mereka sendiri,” papar Aviep.
Ditambahkannya juga sebagai sarana untuk mewadahi dalam mengangkat engangkat potensi pariwisata budaya Lampung dengan menonjolkan keindahan dan daya tarik budaya setempat. Juga untuk m embina kerjasama dan persahabatan antar komunitas kesenian di Lampung.
Dalam kegiatan perkemahan ini, tandas Aviep juga bertujuan untuk saling mengenali, menghargai keberagaman aktifitas kesenian, mempelajari bagaimana cara merawat kebudayaan lokal, serta melakukan serangkaian tindak lanjut yang nyata setelahnya. Kegiatan ini dapat melibatkan berbagai aspek kesenian, terutama yang beririsan dengan Obyek kesenian meliputi 7 aspek, yaitu: Seni Musik, Seni Tari, Seni Teater Sastra, Film, Seni Rupa dan Seni Tradisi.
Dalam kemah seni budaya ini berbagai kegiatan akan digelar meliputi: Gathering, Workshop, Diskusi dan Performing Art.
“Para peserta terlibat dalam berbagai kegiatan yang memungkinkan mereka untuk belajar tentang budaya-budaya yang berbeda yang ada di Lampung. Selain itu, kemah seni budaya sering kali memberikan kesempatan bagi peserta untuk berinteraksi langsung dengan orang- orang dari berbagai latar belakang Seni,” rterang Aviev.
Hal ini tentunya untuk dapat membantu membangun pemahaman, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan yang ada. Melalui kegiatan ini, peserta dapat membangun persahabatan lintas seni dan memperkaya perspektif mereka tentang cabang kesenian masing-masing.
“Kemah seni budaya juga dapat menjadi alat yang efektif dalam mendukung upaya pelestarian warisan budaya dan mempromosikan dialog antarbudaya. Kegiatan ini juga sebagai bentuk penyegaran kegiatan yang selama ini telah banyak dilakukan,” pungkas Aviep dalam keterangannya.
“Lampung Art Camp 2024” merupakan Kemah seni budaya, kegiatan yang melibatkan partisipasi seniman, komunitas seni, dewan kesenian kabupaten/kota, jurnalis, pegiat media sosial, dan lainnya.
Kegiatan “Lampung Art Camp 2024” ini melibatkan peserta-peserta yang secara khusus diundang berdasarkan pertimbangan tertentu. Peserta diutamakan seniman dan Pengamat Seni (usia 20-60 tahun) yang masih memiliki potensi yang besar dalam memajukan Seni Budaya Lampung.
Ketua Pelaksana kegiatan Bagus S Pribadi mengatakan, tema dari “Lampung Art Camp” adalah “Penguatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Ekosistem Kesenian Lampung.”
Kegiatan ini lanjut Aviep, panggilan karib Ketua Pelaksana event ini, membeberkan bertujuan membangun persahabatan lintas seni dan memperkaya perspektif mereka tentang cabang kesenian masing-masing. Kemudian m endorong pemahaman dan penghargaan terhadap perbedaan tradisi dalam berkesenian yang ada di masyarakat Lampung.
Event ini juga dimaksudkan untuk memotivasi orang Lampung untuk merayakan keunikan budaya mereka sendiri. Kemudian memantik untuk m enciptakan ruang bagi orang-orang dari berbagai latar belakang kesenian bertemu, berinteraksi, dan membangun pemahaman bersama.
“Kegiatan ini juga untuk mengurangi stereotip dan prasangka melalui dialog dan kegiatan bersama. Membangun rasa identitas dan kebanggaan masyarakat terhadap warisan budaya mereka sendiri,” papar Aviep.
Ditambahkannya juga sebagai sarana untuk mewadahi dalam mengangkat engangkat potensi pariwisata budaya Lampung dengan menonjolkan keindahan dan daya tarik budaya setempat. Juga untuk m embina kerjasama dan persahabatan antar komunitas kesenian di Lampung.
Dalam kegiatan perkemahan ini, tandas Aviep juga bertujuan untuk saling mengenali, menghargai keberagaman aktifitas kesenian, mempelajari bagaimana cara merawat kebudayaan lokal, serta melakukan serangkaian tindak lanjut yang nyata setelahnya. Kegiatan ini dapat melibatkan berbagai aspek kesenian, terutama yang beririsan dengan Obyek kesenian meliputi 7 aspek, yaitu: Seni Musik, Seni Tari, Seni Teater Sastra, Film, Seni Rupa dan Seni Tradisi.
Dalam kemah seni budaya ini berbagai kegiatan akan digelar meliputi: Gathering, Workshop, Diskusi dan Performing Art.
“Para peserta terlibat dalam berbagai kegiatan yang memungkinkan mereka untuk belajar tentang budaya-budaya yang berbeda yang ada di Lampung. Selain itu, kemah seni budaya sering kali memberikan kesempatan bagi peserta untuk berinteraksi langsung dengan orang- orang dari berbagai latar belakang Seni,” rterang Aviev.
Hal ini tentunya untuk dapat membantu membangun pemahaman, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan yang ada. Melalui kegiatan ini, peserta dapat membangun persahabatan lintas seni dan memperkaya perspektif mereka tentang cabang kesenian masing-masing.
“Kemah seni budaya juga dapat menjadi alat yang efektif dalam mendukung upaya pelestarian warisan budaya dan mempromosikan dialog antarbudaya. Kegiatan ini juga sebagai bentuk penyegaran kegiatan yang selama ini telah banyak dilakukan,” pungkas Aviep dalam keterangannya.