Diduga Oknum Perangkat Desa di Lotim Menghina Profesi, Ini Harapan Ketua Umum PPDI NTB
Berita Warga

Dari perspektif manapun kita bicara kalau terkait seseorang menghina manusia lainnya tetap hal itu tidak dapat dibenarkan. Di dalam agama juga kita dianjurkan untuk saling bermanfaat antara manusia dengan manusia lainnya. Demikian dikatakan Ketua Umum Persatuan Perangkat Desa Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat (PPDI NTB), Wirohamdani, SIP., melalui keterangan tertulisnya pada Selasa, (21/03/2023)
Wirohamdani sapaan akrab Ketua Umum PPDI NTB menambahkan, terkait dengan pemberitaan yang kita dengar dari kemarin di Lombok Timur, tentu ini membuat kita menjadi kaget lantaran seorang oknum Sekdes menghina profesi Pers.
"Tentu hal yg di lakukan oknum perangkat desa kita, tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun. Tindakan menghina adalah tindakan yg tidak terpuji, namun apapun kondisinya hari ini, saya sangat berharap agar para pihak dapat di mediasi dan menemukan titik kesepakatan (islah) manakala hal ini sekaligus oleh teman kita perangkat desa agar bisa dijadikan momentum untuk mengambil i"tibar/pelajaran agar hal serupa tidak diulangi lagi, baik oleh yang bersangkutan maupun perangkat desa lainnya di NTB," paparnya.
Saya kira ini, jelas dia, adalah pelajaran kita bersama bagaimana kemudian kita saling menghormati dan menghargai. Kita sebagai anak bangsa harusnya sudah tuntas tentang hal semacam ini, tidak lagi ada hal yg serupa terjadi menimpa kita, semua pihak saatnya bersatu- padu karena insan Pers juga adalah elemen penting dalam pembangunan nasional kita.
"Saat ini saya juga sedang memonitor proses mediasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak dan beberapa teman-teman dari PPDI juga ada di lokasi mediasi Mba Rina Marlina, SH," tandasnya.
Lanjutnya, saya berharap teman-teman Pers dan perangkat desa di Lombok Timur dapat menemukan jalan keluar atas insiden tersebut dan kedepan kita harus lebih bijak lagi menggunakan seluruh media yang ada, jangan sampai kita terjerumus dan akhirnya mendatangkan musibah bagi kita. Bahkan, bagi bangsa dan negara kita.
Lebih-lebih saat ini, kata dia, kita akan memasuki bulan penuh magfirah yaitu bulan suci Ramadhan. Maka sekali lagi saya mengajak semua kita untuk lebih baik mendatangkan maslahah bagi masyarakat dan diri kita sendiri serta bagi keluarga. Pada akhirnya, saya juga memaklumi bahwa teman-teman perangkat desa juga adalah manusia biasa yang saya kira melekat pada dirinya sifat lupa dan khilaf.
"Mungkin pada saat itu beliau sedang terbawa suasana dan akhirnya lupa sehingga pernyataannya tidak terkontrol, dan bagi teman-teman Pers agar sudi juga kiranya sebagai insan pemaaf di bulan yang penuh rahmah atau bulan kasih sayang ini," pintanya.
Wirohamdani sapaan akrab Ketua Umum PPDI NTB menambahkan, terkait dengan pemberitaan yang kita dengar dari kemarin di Lombok Timur, tentu ini membuat kita menjadi kaget lantaran seorang oknum Sekdes menghina profesi Pers.
"Tentu hal yg di lakukan oknum perangkat desa kita, tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun. Tindakan menghina adalah tindakan yg tidak terpuji, namun apapun kondisinya hari ini, saya sangat berharap agar para pihak dapat di mediasi dan menemukan titik kesepakatan (islah) manakala hal ini sekaligus oleh teman kita perangkat desa agar bisa dijadikan momentum untuk mengambil i"tibar/pelajaran agar hal serupa tidak diulangi lagi, baik oleh yang bersangkutan maupun perangkat desa lainnya di NTB," paparnya.
Saya kira ini, jelas dia, adalah pelajaran kita bersama bagaimana kemudian kita saling menghormati dan menghargai. Kita sebagai anak bangsa harusnya sudah tuntas tentang hal semacam ini, tidak lagi ada hal yg serupa terjadi menimpa kita, semua pihak saatnya bersatu- padu karena insan Pers juga adalah elemen penting dalam pembangunan nasional kita.
"Saat ini saya juga sedang memonitor proses mediasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak dan beberapa teman-teman dari PPDI juga ada di lokasi mediasi Mba Rina Marlina, SH," tandasnya.
Lanjutnya, saya berharap teman-teman Pers dan perangkat desa di Lombok Timur dapat menemukan jalan keluar atas insiden tersebut dan kedepan kita harus lebih bijak lagi menggunakan seluruh media yang ada, jangan sampai kita terjerumus dan akhirnya mendatangkan musibah bagi kita. Bahkan, bagi bangsa dan negara kita.
Lebih-lebih saat ini, kata dia, kita akan memasuki bulan penuh magfirah yaitu bulan suci Ramadhan. Maka sekali lagi saya mengajak semua kita untuk lebih baik mendatangkan maslahah bagi masyarakat dan diri kita sendiri serta bagi keluarga. Pada akhirnya, saya juga memaklumi bahwa teman-teman perangkat desa juga adalah manusia biasa yang saya kira melekat pada dirinya sifat lupa dan khilaf.
"Mungkin pada saat itu beliau sedang terbawa suasana dan akhirnya lupa sehingga pernyataannya tidak terkontrol, dan bagi teman-teman Pers agar sudi juga kiranya sebagai insan pemaaf di bulan yang penuh rahmah atau bulan kasih sayang ini," pintanya.