Dari Mimpi Dan Untuk Mimpi?
Berita Warga

Semua orang punya mimpi dan semua orang berhak bermimpi. Kegagalan bukanlah sebuah akhir tapi awal dari semua perjalanan untuk menggapai jutaan mimpi.
Jika kalian sewaktu kecil ditanya ingin menjadi apa atau cita-cita kalian apa? Banyak diantara kalian menjawab menjadi Dokter, Guru, Astronot, Pilot, Polisi dan sebagainya. Namun berbeda dengan kisah dari Bapak Ambo Lilo. Kecilnya dia hanya ingin berkeliling Indonesia. Entah bagaimana caranya yang penting dia hanya ingin mewujudkan mimpinya itu suatu hari nanti.
"Saya adalah salah satu orang yang sangat percaya dengan mimpi karena dengan mimpi kita punya tujuan," kata laki-laki berparas tampan ini.
Menjadi anak kampung dan mempunyai orang tua yang bekerja sebagai nelayan membuat semangat Ambo meraih mimpinya perlahan memudar. Ambo merasa pesimis bisa mewujudkan mimpi-mimpinya. Akan tetapi setiap melihat TV yang menayangkan tentang indahnya pulau Bali, Lombok, Yogyakarta, Medan dan pulau yang lainnya Ambo merasa kagum dan yakin dia bisa ke sana suatu hari nanti.
List Mimpi Dalam Catatan Ambo Lilo
Berawal dari membaca sebuah majalah yang isinya "Tulis beberapa mimpi yang kita inginkan dan perlahan-lahan wujudkan mimpi itu maka kamu akan bangga dengan pencapaian dirimu." Semenjak itu tujuan Ambo mulai terarah. Ambo benar-benar menanamkan dalam hati kalimat tersebut.
Hingga duduk di bangku SMA Ambo belum bisa mewujudkan mimpinya satu pun. Bahkan Ambo harus menerima kenyataan jika dirinya tak lulus waktu SMA. Dan hal itu membuat Ambo merasa semakin pesimis jika mimpi untuk menjelajah Indonesia tidak akan terwujud. Ambo anak yang cerdas, bahkan sering masuk peringkat 5 besar di kelasnya. Tidak lulus bukan berarti Ambo menghentikan langkahnya. Justru mimpinya berawal dari sana.
"Banyak orang kaya di dunia ini tidak punya ijazah SMA, lalu kenapa kami harus punya ijazah SMA?"
Kalimat itu Ambo katakan di depan para guru yang menawarkan Ambo untuk ikut ujian tahun berikutnya supaya Ambo bisa mendapatkan ijazah SMA bukan yang paket. Kecewa sudah pasti, dan Ambo lebih memilih ikut pake C daripada menerima tawaran dari guru-gurunya.
Mimpi-Mimpi Ambo Mulai Terwujud
Setelah mendapatkan ijazah paket C Ambo memilih untuk bekerja dan mengurungkan semua mimpinya. Hampir dua tahun Ambo menikmati pekerjaannya dan tepat di tahun ketiga ia mulai bermimpi lagi. Ambo memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya dengan posisi sambil bekerja sebagai chef pastry di salah satu hotel berbintang di kota Jambi.
Malam tahun baru 2012 menjadi langkah awal Ambo mulai menyusun kembali mimpinya. Ingin mendapat beasiswa, ingin pergi ke Luar Negeri meski itu hanya ke Singapura, ingin wisuda dengan predikat Comloude, dan yang terakhir ingin menikah di usia 26-27 tahun adalah mimpi-mimpinya. Perlahan tapi pasti mimpi Ambo mulai terwujud satu persatu. Dengan keputusan awal yang dimana dia memilih untuk berhenti dari pekerjaannya dan lebih fokus kuliah. Siapa sangka di bulan Januari 2013 Ambo menginjakkan kakinya di Singapura kemudian dia juga mendapatkan panggilan dari ketua prodi kampusnya untuk menerima beasiswa dengan alasan nilai IPK tertinggi.
"Diakhir perkuliahan luar biasa saya rasakan saat wisuda saya tak menyangka diberikan dua bunga mawar merah yang harus saya berikan ke orang tua dan menggandeng mereka ke atas panggung untuk menerima penghargaan karena saya salah satu mahasiswa peraih IPK tertinggi," cerita Ambo antusias.
Kemudian setelah itu tepat ditanggal 7 Juli 2017 Ambo menikah yang dimana saat itu usianya 27 tahun.
"Semua bahagia yang tercipta dalam hidupmu yakinlah ada campur tangan Tuhan dan do"a orang tua didalamnya," pesan Ambo Lilo.
Alhamdulillah semua mimpi seorang Ambo Lilo sudah terwujud. Sekarang beliau sudah bahagia dengan kehidupannya dengan anak-anak yang lucu seperti impiannya.(Niya Kaniya)
Sumber inspirasi : Ambo Lilo
Jika kalian sewaktu kecil ditanya ingin menjadi apa atau cita-cita kalian apa? Banyak diantara kalian menjawab menjadi Dokter, Guru, Astronot, Pilot, Polisi dan sebagainya. Namun berbeda dengan kisah dari Bapak Ambo Lilo. Kecilnya dia hanya ingin berkeliling Indonesia. Entah bagaimana caranya yang penting dia hanya ingin mewujudkan mimpinya itu suatu hari nanti.
"Saya adalah salah satu orang yang sangat percaya dengan mimpi karena dengan mimpi kita punya tujuan," kata laki-laki berparas tampan ini.
Menjadi anak kampung dan mempunyai orang tua yang bekerja sebagai nelayan membuat semangat Ambo meraih mimpinya perlahan memudar. Ambo merasa pesimis bisa mewujudkan mimpi-mimpinya. Akan tetapi setiap melihat TV yang menayangkan tentang indahnya pulau Bali, Lombok, Yogyakarta, Medan dan pulau yang lainnya Ambo merasa kagum dan yakin dia bisa ke sana suatu hari nanti.
List Mimpi Dalam Catatan Ambo Lilo
Berawal dari membaca sebuah majalah yang isinya "Tulis beberapa mimpi yang kita inginkan dan perlahan-lahan wujudkan mimpi itu maka kamu akan bangga dengan pencapaian dirimu." Semenjak itu tujuan Ambo mulai terarah. Ambo benar-benar menanamkan dalam hati kalimat tersebut.
Hingga duduk di bangku SMA Ambo belum bisa mewujudkan mimpinya satu pun. Bahkan Ambo harus menerima kenyataan jika dirinya tak lulus waktu SMA. Dan hal itu membuat Ambo merasa semakin pesimis jika mimpi untuk menjelajah Indonesia tidak akan terwujud. Ambo anak yang cerdas, bahkan sering masuk peringkat 5 besar di kelasnya. Tidak lulus bukan berarti Ambo menghentikan langkahnya. Justru mimpinya berawal dari sana.
"Banyak orang kaya di dunia ini tidak punya ijazah SMA, lalu kenapa kami harus punya ijazah SMA?"
Kalimat itu Ambo katakan di depan para guru yang menawarkan Ambo untuk ikut ujian tahun berikutnya supaya Ambo bisa mendapatkan ijazah SMA bukan yang paket. Kecewa sudah pasti, dan Ambo lebih memilih ikut pake C daripada menerima tawaran dari guru-gurunya.
Mimpi-Mimpi Ambo Mulai Terwujud
Setelah mendapatkan ijazah paket C Ambo memilih untuk bekerja dan mengurungkan semua mimpinya. Hampir dua tahun Ambo menikmati pekerjaannya dan tepat di tahun ketiga ia mulai bermimpi lagi. Ambo memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya dengan posisi sambil bekerja sebagai chef pastry di salah satu hotel berbintang di kota Jambi.
Malam tahun baru 2012 menjadi langkah awal Ambo mulai menyusun kembali mimpinya. Ingin mendapat beasiswa, ingin pergi ke Luar Negeri meski itu hanya ke Singapura, ingin wisuda dengan predikat Comloude, dan yang terakhir ingin menikah di usia 26-27 tahun adalah mimpi-mimpinya. Perlahan tapi pasti mimpi Ambo mulai terwujud satu persatu. Dengan keputusan awal yang dimana dia memilih untuk berhenti dari pekerjaannya dan lebih fokus kuliah. Siapa sangka di bulan Januari 2013 Ambo menginjakkan kakinya di Singapura kemudian dia juga mendapatkan panggilan dari ketua prodi kampusnya untuk menerima beasiswa dengan alasan nilai IPK tertinggi.
"Diakhir perkuliahan luar biasa saya rasakan saat wisuda saya tak menyangka diberikan dua bunga mawar merah yang harus saya berikan ke orang tua dan menggandeng mereka ke atas panggung untuk menerima penghargaan karena saya salah satu mahasiswa peraih IPK tertinggi," cerita Ambo antusias.
Kemudian setelah itu tepat ditanggal 7 Juli 2017 Ambo menikah yang dimana saat itu usianya 27 tahun.
"Semua bahagia yang tercipta dalam hidupmu yakinlah ada campur tangan Tuhan dan do"a orang tua didalamnya," pesan Ambo Lilo.
Alhamdulillah semua mimpi seorang Ambo Lilo sudah terwujud. Sekarang beliau sudah bahagia dengan kehidupannya dengan anak-anak yang lucu seperti impiannya.(Niya Kaniya)
Sumber inspirasi : Ambo Lilo