Busana Keraton Surakarta diperkenalkan kembali
Berita Warga

Surakarta - Keraton Kasunanan Surakarta memperkenalkan kembali busana adat di lingkungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo kepada publik. Yakni Busana Kampuhan Kakung atau biasa dikenal dengan istilah Dodotan.
Ketua Yayasan Pawiyatan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, GKR Wandansari Koes Moertiyah (Gusti Moeng) mengatakan, Busana Kampuhan Kakung atau dodotan dipakai untuk laki-laki. Mulai dari abdi dalem, sentono dalem, dan adipati anom (putera mahkota).
Busana Kampuhan Kakung dipakai dizaman Raja Pakoe Boewono (PB) X dan PB XI. Sedangkan saat era PB XII, dipakai hanya saat kenaikan tahta saja. Setelah itu banyak perubahan dan disederhanakan. Dalam arti di bawah hanya dengan jarik saja atau kain, tidak pakai dodot. Sebab seiring perkembabgan jaman, jumlah abdi dalem keraton juga semakin berkurang. Selain itu, sekitar tahun 1954 para abdi dalem dipersilahkan ikut tetap di keraton atau pemerintah. Ketika PB XIII yang kini menduduki tahta Keraton Solo, para bupati sepuh hingga Pangeran memakai dodotan semua. Empat tahun lalu, ketika acara Grebeg juga memakai dodot semua mulai pangeran hingga bupati anom.
Beberapa waktu lalu, pihaknya pernah menampilkan kembali melalui peragaan busana pakaian adat keraton, baik putra dan putri agar diketahui masyarakat.
Ketua Yayasan Pawiyatan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, GKR Wandansari Koes Moertiyah (Gusti Moeng) mengatakan, Busana Kampuhan Kakung atau dodotan dipakai untuk laki-laki. Mulai dari abdi dalem, sentono dalem, dan adipati anom (putera mahkota).
Busana Kampuhan Kakung dipakai dizaman Raja Pakoe Boewono (PB) X dan PB XI. Sedangkan saat era PB XII, dipakai hanya saat kenaikan tahta saja. Setelah itu banyak perubahan dan disederhanakan. Dalam arti di bawah hanya dengan jarik saja atau kain, tidak pakai dodot. Sebab seiring perkembabgan jaman, jumlah abdi dalem keraton juga semakin berkurang. Selain itu, sekitar tahun 1954 para abdi dalem dipersilahkan ikut tetap di keraton atau pemerintah. Ketika PB XIII yang kini menduduki tahta Keraton Solo, para bupati sepuh hingga Pangeran memakai dodotan semua. Empat tahun lalu, ketika acara Grebeg juga memakai dodot semua mulai pangeran hingga bupati anom.
Beberapa waktu lalu, pihaknya pernah menampilkan kembali melalui peragaan busana pakaian adat keraton, baik putra dan putri agar diketahui masyarakat.