Budaya Nusantara: Tradisi Manten Kucing
Berita Warga
Di desa Pelem, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, ada tradisi unik untuk meminta hujan kalau terjadi kemarau yang berkepanjangan dengan melakukan pernikahan yang pengantinnya adalah sepasang kucing dengan rangkaian prosesi sakral layaknya pernikahan manusia.
Tradisi Manten Kucing berawal dari kisah seorang sepuh di zaman dahulu bernama Eyang Sangkrah yang mandi dengan sepasang kucing di dekat air terjun. Tidak lama kemudian, hujan. turun mengakhiri masa kemarau panjang. Hal ini dipercaya mendatangkan hujan dan dikenal dengan istilah Ngedus Kucing.
Lambat laun saat kemarau kembali terjadi, Kepala Desa saat itu yang merupakan keturunan Eyang Sangkrah, mengaku mendapat wangsit untuk melakukan ritual Ngedus Kucing.
Tetapi dengan tata cara ritual yang mengiringnya. Dari wangsit inilah tradisi Manten Kucing dikenal sampai sekarang.
Ritual diawali dengan memilih kucing dari dua dusun yang berbeda. Setelahnya, sepasang kucing dimandikan di air telaga yang dicampur kembang, lalu diarak menuju pelaminan yang sudah disiapkan.
Foto: Manten Kucing (budparpora.wordpress.com)
Sumber: Budaya.id
Tradisi Manten Kucing berawal dari kisah seorang sepuh di zaman dahulu bernama Eyang Sangkrah yang mandi dengan sepasang kucing di dekat air terjun. Tidak lama kemudian, hujan. turun mengakhiri masa kemarau panjang. Hal ini dipercaya mendatangkan hujan dan dikenal dengan istilah Ngedus Kucing.
Lambat laun saat kemarau kembali terjadi, Kepala Desa saat itu yang merupakan keturunan Eyang Sangkrah, mengaku mendapat wangsit untuk melakukan ritual Ngedus Kucing.
Tetapi dengan tata cara ritual yang mengiringnya. Dari wangsit inilah tradisi Manten Kucing dikenal sampai sekarang.
Ritual diawali dengan memilih kucing dari dua dusun yang berbeda. Setelahnya, sepasang kucing dimandikan di air telaga yang dicampur kembang, lalu diarak menuju pelaminan yang sudah disiapkan.
Foto: Manten Kucing (budparpora.wordpress.com)
Sumber: Budaya.id