Budaya Nusantara: Tari Topeng Cirebon
Berita Warga
Sebelum pertunjukan, masyarakat percaya bahwa setidaknya harus disediakan dua sesaji. Dalam sesaji pertama, berisi bedak, sisir dan cermin yang melambangkan kelembutan perempuan. Sedangkan sesaji kedua, berisi cerutu dan rokok sebagai lambang maskulin lelaki. Selain itu, ada pula bubur merah yang bermakna simbol dunia manusia dan bubur putih sebagai lambang dunia atas.
Rangkaian ritual dilakukan bertujuan sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur yang telah menjaga tradisi dan kesenian yang syarat akan makna.
Tari topeng Cirebon memiliki 5 jenis topeng yang umum digunakan dalam pentas dan dijuluki dengan nama Panca Wanda yang terdiri dari:
1. Topeng Panji, memiliki wajah yang putih bersih bermakna suci seperti bayi yang baru dilahirkan.
2. Topeng Samba, memiliki karakter anak kecil dengan simbol keceriaan dan kelincahan.
3. Topeng Rumyang yang mewakili masa dewasa. Ditandai dengan gerakan yang semakin mantap mendekati kemapanan.
4. Topeng Tumenggung yang bermakna manusia yang memasuki fase kehidupan, masa kemapanan dan kematangan yang sempurna.
5. Topeng Kelana menggambarkan tabiat seseorang yang sedang dalam amarah.
Foto: Tari Topeng Cirebon (Wikimedia Commons / Wildan Mushoffa)
Sumber: www.budaya.id
Rangkaian ritual dilakukan bertujuan sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur yang telah menjaga tradisi dan kesenian yang syarat akan makna.
Tari topeng Cirebon memiliki 5 jenis topeng yang umum digunakan dalam pentas dan dijuluki dengan nama Panca Wanda yang terdiri dari:
1. Topeng Panji, memiliki wajah yang putih bersih bermakna suci seperti bayi yang baru dilahirkan.
2. Topeng Samba, memiliki karakter anak kecil dengan simbol keceriaan dan kelincahan.
3. Topeng Rumyang yang mewakili masa dewasa. Ditandai dengan gerakan yang semakin mantap mendekati kemapanan.
4. Topeng Tumenggung yang bermakna manusia yang memasuki fase kehidupan, masa kemapanan dan kematangan yang sempurna.
5. Topeng Kelana menggambarkan tabiat seseorang yang sedang dalam amarah.
Foto: Tari Topeng Cirebon (Wikimedia Commons / Wildan Mushoffa)
Sumber: www.budaya.id