Budaya Nusantara: Tari Incling
Berita Warga
Salah satu kelompok incling yang berkembang adalah Incling Krumpyung Langen Bekso Wiromo adalah jenis tarian rakyat yang berkembang di wilayah Gunung Rega, Kokap, Kulon Progo. Tarian ini menggunakan properti kuda kepang. Kuda kepang yaitu anyaman bambu yang dibentuk menyerupai kuda berwarna hitam, putih, kuning, dan merah. Penarinya mengenakan celana panji, kain, stagen, lonthong, kamus timang, surjan, baju lengan panjang, baju lengan pendek, rompi, boro, sampur, topi, iket, dan binggel. Jumlah penari Incling Krumpyung tergantung adegan/ babaknya, paling banyak 16 orang dan paling sedikit 2 orang. Dua orang berperan sebagai penthul-tembem, 4 orang sebagai onclong (penari putra), 6 orang sebagai penari putri, 2 orang sebagai bantheng wulung dan 2 orang sebagai singa barong. 10 orang lagi sebagai penabuh gamelan, jadi satu grup Incling Krumpyung bisa beranggotakan 26 orang atau lebih. Semua penari menggunakan alat bantu kuda kepang, pedang panjang, pedang pendek, gada, tombak, sedangkan penthul, tembem memakai topeng.
Tarian Incling Krumpyung termasuk jenis tari kelompok, pertunjukannya memerlukan tempat pagelaran yang cukup luas seperti lapangan atau pelataran/halaman rumah. Waktu pertunjukan umumnya malam hari tetapi bisa juga dilakukan pada siang hari. Peralatan gamelan untuk mengiringi antara lain kendang, saron, gong, dan angklung.
Selain itu ada juga sesaji yang harus disediakan berupa : jajanan pasar (tukon pasar), ingkung, sego liwet , telur ayam jawa, kembang kemenyan (bunga dan kemenyan), kendi klowoan, lawe wenang, minyak wangi, jenang katul, dawet, kembang sri taman, janur kuning, daun dhadhap serep, kembang kinang, ketupat lepat, pisang raja, rujak degan, kembang turi, daun kemangi, jenang-jenangan,dan panguripan.
Sumber: Warisan Budaya Tak Benda Yogyakarta (wbtbdiy.com)
Tarian Incling Krumpyung termasuk jenis tari kelompok, pertunjukannya memerlukan tempat pagelaran yang cukup luas seperti lapangan atau pelataran/halaman rumah. Waktu pertunjukan umumnya malam hari tetapi bisa juga dilakukan pada siang hari. Peralatan gamelan untuk mengiringi antara lain kendang, saron, gong, dan angklung.
Selain itu ada juga sesaji yang harus disediakan berupa : jajanan pasar (tukon pasar), ingkung, sego liwet , telur ayam jawa, kembang kemenyan (bunga dan kemenyan), kendi klowoan, lawe wenang, minyak wangi, jenang katul, dawet, kembang sri taman, janur kuning, daun dhadhap serep, kembang kinang, ketupat lepat, pisang raja, rujak degan, kembang turi, daun kemangi, jenang-jenangan,dan panguripan.
Sumber: Warisan Budaya Tak Benda Yogyakarta (wbtbdiy.com)