Budaya Nusantara: Sejarah Tari Jaipong
Citizen News
Tari Jaipong adalah jenis tarian yang berasal dari daerah Jawa Barat. Tari Jaipong mulanya berkembang di daerah Karawang dan Bandung.
Tarian ini merupakan gabungan dari beberapa kesenian tradisional seperti Wayang Golek, Pencak Silat, dan Ketuk Tilu. Maka dari itu, Tari Jaipong akhirnya terkenal karena gerakan-gerakannya yang sangat enerjik, unik dan sederhana.
Sejarah Tari Jaipong
Dilansir dari situs resmi Kemdikbud, Tari jaipong diciptakan oleh seniman asal Karawang dan Bandung yakni Gugum Gumbira dan H. Suanda sekitar tahun 1975.
Perhatian kedua seniman ini pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk tilu menjadikan keduanya mengetahui dan mengenal perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Keliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu.
Gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid dari beberapa kesenian di atas pada akhirnya memberi Gugum dan Suanda inspirasi untuk mengembangkan tari atau kesenian yang kini dikenal dengan nama jaipongan.
Hingga saat ini, meskipun banyak hiburan modern yang bermunculan, kesenian tradisional Jaipongan masih tetap diminati dan menjadi hiburan yang menarik bagi masyarakat. Bahkan karena banyak diminati masyarakat, tarian ini menjadi salah satu icon untuk mempromosikan kekayaan daerah Jawa Barat.
Berbeda dengan tari tradisional lain, Tari Jaipong memiliki ciri khas terutama pada tari jaipong gaya kaleran yakni keceriaan, erotisme, humanism, semangat, spontanitas dan kesederhanaannya.
Ciri khas tarian jaipong ini tercermin dalam pola penyajian tariannya, ada yang diberi pola (ibing pola) seperti seni jaipongan yang berkembang di Bandung. Selain itu, iringan alat musik degung akan menambah suasana ceria sehingga banyak orang pun jadi ikut menari saat menonton tarian ini.
Sumber: KulturIndonesia (@kulturnesian)
Tarian ini merupakan gabungan dari beberapa kesenian tradisional seperti Wayang Golek, Pencak Silat, dan Ketuk Tilu. Maka dari itu, Tari Jaipong akhirnya terkenal karena gerakan-gerakannya yang sangat enerjik, unik dan sederhana.
Sejarah Tari Jaipong
Dilansir dari situs resmi Kemdikbud, Tari jaipong diciptakan oleh seniman asal Karawang dan Bandung yakni Gugum Gumbira dan H. Suanda sekitar tahun 1975.
Perhatian kedua seniman ini pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk tilu menjadikan keduanya mengetahui dan mengenal perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Keliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu.
Gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid dari beberapa kesenian di atas pada akhirnya memberi Gugum dan Suanda inspirasi untuk mengembangkan tari atau kesenian yang kini dikenal dengan nama jaipongan.
Hingga saat ini, meskipun banyak hiburan modern yang bermunculan, kesenian tradisional Jaipongan masih tetap diminati dan menjadi hiburan yang menarik bagi masyarakat. Bahkan karena banyak diminati masyarakat, tarian ini menjadi salah satu icon untuk mempromosikan kekayaan daerah Jawa Barat.
Berbeda dengan tari tradisional lain, Tari Jaipong memiliki ciri khas terutama pada tari jaipong gaya kaleran yakni keceriaan, erotisme, humanism, semangat, spontanitas dan kesederhanaannya.
Ciri khas tarian jaipong ini tercermin dalam pola penyajian tariannya, ada yang diberi pola (ibing pola) seperti seni jaipongan yang berkembang di Bandung. Selain itu, iringan alat musik degung akan menambah suasana ceria sehingga banyak orang pun jadi ikut menari saat menonton tarian ini.
Sumber: KulturIndonesia (@kulturnesian)