Biografi SIngkat K.H. Wahid Hasyim - Ulama, Aktivis, Negarawan
Berita Warga

"Saat Bunda melahirkanmu, engkau menangis dan orang-orang sekelilingmu tertawa bahagia. Berjuanglah hingga saat mautmu tiba, mereka menangis sementara engkau tertawa ria"
- K.H. Wahid Hasyim
Biografi Singkat:
1 Juni 1914. Abdul Wahid Hasyim lahir dari rumah tangga pasangan KR. Hasyim Asy"ari dan Nyai Nafiqah binti Kiai Ilyas.
1927. Usia 13 tahun, berkelana mencari ilmu dari beberapa pondok pesantren.
1932. Pergi berhaji dan belajar ke tanah suci Makkah.
1938. Mulai terlibat dalam organisasi Nandlatul Ulama (NU), kemudian menjadi ketua cabang NU di Jombang.
1939. Menikahi Sholehah binti KH. Bisyri Syansuri. Dikaruniai 6 anak, salah satunya Abdurrahman Ad-Dakhil yang kemudian dikenal sebagai Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
1940. Menjadi pengurus Departemen Pendidikan (Ma"arif) di PBNU. Di tahun ini terpilih sebagai ketua MIA (Majelis al-Islam al-Ala Indonesia).
1945. Menjadi anggota termuda dalam Panitia Sembilan yang dibentuk BPUPKI.
1945-1950. Menjadi Menteri Agama dalam tiga kabinet.
1951. Menjadi Ketua Pengurus Besar Nandlatul Ulama.
1953. Meninggal di Cimahi dalam usia 39 tahun.
1964. Diangkat menjadi pahlawan nasional melalui Keppres RI No. 206/Tahun 1964.
Sumber: Jaringan GUSDURian
- K.H. Wahid Hasyim
Biografi Singkat:
1 Juni 1914. Abdul Wahid Hasyim lahir dari rumah tangga pasangan KR. Hasyim Asy"ari dan Nyai Nafiqah binti Kiai Ilyas.
1927. Usia 13 tahun, berkelana mencari ilmu dari beberapa pondok pesantren.
1932. Pergi berhaji dan belajar ke tanah suci Makkah.
1938. Mulai terlibat dalam organisasi Nandlatul Ulama (NU), kemudian menjadi ketua cabang NU di Jombang.
1939. Menikahi Sholehah binti KH. Bisyri Syansuri. Dikaruniai 6 anak, salah satunya Abdurrahman Ad-Dakhil yang kemudian dikenal sebagai Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
1940. Menjadi pengurus Departemen Pendidikan (Ma"arif) di PBNU. Di tahun ini terpilih sebagai ketua MIA (Majelis al-Islam al-Ala Indonesia).
1945. Menjadi anggota termuda dalam Panitia Sembilan yang dibentuk BPUPKI.
1945-1950. Menjadi Menteri Agama dalam tiga kabinet.
1951. Menjadi Ketua Pengurus Besar Nandlatul Ulama.
1953. Meninggal di Cimahi dalam usia 39 tahun.
1964. Diangkat menjadi pahlawan nasional melalui Keppres RI No. 206/Tahun 1964.
Sumber: Jaringan GUSDURian