Masuk Daftar

Berbagi Makan Siang Untuk Pasien Rumah Sakit

Berita Warga
Sore itu saya dan teman-teman di hari Jumat kemarin membagikan makanan ke rumah sakit. Tujuannya agar keluarga pasien tidak perlu repot keluar untuk mencari makanan atau takjil untuk berbuka. Kami pergi ke ruang inap. Selama pandemi seperti saat ini rumah sakit sepi. Kami membagikan sebanyak 42 nasi kotak. Juga ada takjil berupa cendol atau buah segar.

Kami datang ke RSUD Adji Dharmo, kecamatan Rangkasbitung, kabupaten Lebak. Letaknya dekat alun-alun Rangkasbitung dan masjid Agung Al A’raf Rangkasbitung, Lebak, Banten.

Awalnya saya ragu untuk melaksanakan program ini. Berbagai pertanyaan dan kekhawatiran muncul. Apa boleh masuk ke rumah sakit saat pandemi seperti ini? Sedangkan keluarga pasien saja dibatasi satu orang yang menunggu. Apa pihak rumah sakit mengizinkan ada yang berbagi makanan hingga ke ruangan?

Namun, keraguan itu terjawab kalau sudah mencoba. Kami izin ke pihak rumah sakit. Lalu di antar ke penanggung jawab ruangan rumah sakit. Di sana kami jelaskan bentuk programnya. Untungnya kami diizinkan. Pihak rumah sakit juga berterima kasih ada kegiatan seperti ini.

Untuk membagikan ke ruangan-ruangan kami didampingi oleh petugas keamanan. Ada dua bapak-bapak petugas keamanan yang mendampingi. Tidak masalah. Justru lebih aman dan meyakinkan.
“Makasih lho Pak sudah mengizinkan, juga mendampingi kami.”

“Ya, Nggak papa. Malah bagus itu Kang. Keluarga pasien jadi terbantu. Tapi saya minta yang tertib ya. Jangan sampai pasien terganggu.”

“Baik, Pak. Kami akan sangat hati-hati.”

Lalu kami diantar ke ruangan pasien. Ada ada 5 ruangan yang kami datangi. Dari setiap ruangan ada 6 sampai 7 keluarga pasien. Kami juga membagikan paket makanan dan takjil kepada keluarga pasien yang ada di luar ruangan. Saat masih ada makanan, kami berikan ke petugas keamanan rumah sakit.

Kegiatan ini cukup menantang karena tempatnya di rumah sakit. Kalau tidak tahan dengan bau khas rumah sakit, kita bisa pusing.

Di ruangan, kita juga harus kuat melihat pasien-pasien dengan berbagai kondisi. Ada yang sakit biasa, ada yang sakit parah. Nah, kita harus kuat untuk melihat pemandangan seperti itu.

Lelahnya sih tidak terlalu lelah. Yang paling berat itu tercium bau obat-obatan dan bau khas rumah sakit. Bisa membuat pusing kepala. Namun, penerimaan dari keluarga pasien menjadi obatnya.
“Bersyukur sekali. Rezekinya kami. Dari tadi mau beli makan tapi belum jadi.”

Ada juga yang bilang, “Kalau setiap hari lumayan juga,”

Diucapkannya berkali-kali. Kami pun mengamini. Sungguh berarti bantuan yang diberikan kepada keluarga pasien. Mereka sedang diberi ujian. Mereka harus memikirkan biaya rumah sakit juga memikirkan pengeluaran buat makan. Bertumpuk-tumpuklah ujian mereka. Jadi,bantuan yang kita berikan sangatlah berarti.
Saat ada anggota keluarga yang sakit, sudah pasti keluarga lainnya sedih. Saat ada anggota keluarga di rawat, anggota keluarga lainnya harus menemani. Menemani orang sakit di ruangan itu bermacam-macam rasanya. Bau khas rumah sakit kadang membuat yang tadinya sehat jadi ikut-ikutan sakit.

Begitulah tidak enaknya menunggu orang sakit. Apalagi jika itu dilakukan saat di bulan Ramadhan. Harus terus berjaga di ruangan. Lalu bagaimana kalau waktu berbuka tiba?

Mau ditinggal khawatir ada panggilan mendadak untuk kepentingan pasien. Padahal yang menunggu harus berbuka puasa juga. Waktu begitu berharga. Sebentar ditinggal saja bisa terjadi hal-hal penting. Sementara, mereka di ruangan tidak mendapat makan. Hanya pasien saja yang dapat makan.

Tagar Populer

Berita Warga Terkait

Berita Warga Terpopuler

Berita Warga Terbaru

Jelajahi Informasi Lebih Dalam

Berita Warga

Kabar berita terkini dari warga

Loker

Informasi lapangan pekerjaan

Acara

Undangan acara untuk warga

Laporan Warga

Masalah yang terjadi di lingkungan

Komunitas

Ruang komunitas AtmaGo

Lihat kabar pilihan, khusus dirangkum untukmu!

Masuk Daftar