Banjir Kabupaten Ketapang Lumpuhkan Aktivitas Warga
Berita Warga

Banjir melumpuhkan aktivitas warga di delapan desa Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Ketapang sejak Rabu (23/11) menyebabkan meluapnya Sungai Pawan ke pemukiman warga.
Hingga Senin (27/11) pagi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ketapang melaporkan air masih menggenangi wilayah Desa Sandai hingga ketinggian 60cm. Adapun titik lokasi banjir berada di Desa Alam Pakuan, Demit, Istana, Muara Jekak, Penjawaan, Petai Patah, Randau Jungkal, dan Sandai.
Genangan air menyebabkan akses mobilitas warga terganggu. Jalan utama desa tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua dan empat. Sebanyak 17.407 jiwa terdampak.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ketapang Yunifar Purwantoro menjelaskan tidak ada warga yang mengungsi dalam kejadian banjir kali ini. Warga memilih bertahan di rumah masing-masing.
"Banjir seperti ini sudah berulang kali terjadi sehingga warga sudah bisa mengkondisikan diri sendiri. Tapi warga tetap butuh pasokan makanan, sementara akses jalan putus", terang Yunifar.
Akibat banjir, sejumlah prasarana umum terendam antara lain 3.964 unit rumah, 3 unit pasar, 12 unit sarana pendidikan, 6 unit sarana kesehatan, 15 unit sarana ibadah, 2 unit kantor desa, 1 unit kantor bumdes, dan 2 unit gedung lainnya. Untuk sementara sekolah anak-anak diliburkan.
BPBD Kabupaten Ketapang berharap ada bantuan tambahan sarana perahu untuk mobilitas dan evakuasi warga yang membutuhkan juga bantuan logistik seperti permakanan.
"Kami membutuhkan tambahan perahu, tapi bukan perahu lipat karena mudah patah di medan seperti di sini", pungkas Yunifar.
Sumber: Humas BNPB
Abdul Muhari, Ph.D.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB
Hingga Senin (27/11) pagi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ketapang melaporkan air masih menggenangi wilayah Desa Sandai hingga ketinggian 60cm. Adapun titik lokasi banjir berada di Desa Alam Pakuan, Demit, Istana, Muara Jekak, Penjawaan, Petai Patah, Randau Jungkal, dan Sandai.
Genangan air menyebabkan akses mobilitas warga terganggu. Jalan utama desa tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua dan empat. Sebanyak 17.407 jiwa terdampak.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ketapang Yunifar Purwantoro menjelaskan tidak ada warga yang mengungsi dalam kejadian banjir kali ini. Warga memilih bertahan di rumah masing-masing.
"Banjir seperti ini sudah berulang kali terjadi sehingga warga sudah bisa mengkondisikan diri sendiri. Tapi warga tetap butuh pasokan makanan, sementara akses jalan putus", terang Yunifar.
Akibat banjir, sejumlah prasarana umum terendam antara lain 3.964 unit rumah, 3 unit pasar, 12 unit sarana pendidikan, 6 unit sarana kesehatan, 15 unit sarana ibadah, 2 unit kantor desa, 1 unit kantor bumdes, dan 2 unit gedung lainnya. Untuk sementara sekolah anak-anak diliburkan.
BPBD Kabupaten Ketapang berharap ada bantuan tambahan sarana perahu untuk mobilitas dan evakuasi warga yang membutuhkan juga bantuan logistik seperti permakanan.
"Kami membutuhkan tambahan perahu, tapi bukan perahu lipat karena mudah patah di medan seperti di sini", pungkas Yunifar.
Sumber: Humas BNPB
Abdul Muhari, Ph.D.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB