Arsiparis Arpusda Kota Semarang Afif Choirul Falah, Berbagi Pengalaman dalam Pengelolaan Arsip
Berita Warga

Atmago.com, Yogyakarta---Mahasiswa Akademi Sekretari dan Manajemen Indonesia (ASMI) Desanta, program pendidikan Administrasi Perkantoran, berjumlah 40 orang, didampingi lima dosen pendamping, mengikuti kunjungan ke Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Kota Semarang, Rabu (15/1/2025). Kegiatan ini dirancang untuk memperkenalkan pentingnya pengelolaan arsip modern dalam mendukung dunia kerja yang semakin kompleks.
Di ruang audio visual Kantor Arpusda Kota Semarang, mahasiswa mendapatkan penjelasan pengelolaan arsip dari Kepala Bidang Pengembangan, Pembinaan Dan Pengawasan Kearsipan, Laily Widyaningtyas, S.Sos, M.Si dan Kepala Bidang Pengelolaan dan Layanan Kearsipan, Nanie Widyanti, SE.
Dalam presentasinya, Laily dan Nanie menjelaskan bahwa arsip bukan hanya kumpulan dokumen, tetapi juga "penjaga sejarah" yang mengawal perjalanan manusia dari lahir hingga akhir hayat. Digitalisasi, restorasi, dan penghapusan arsip menjadi fokus utama pembahasan, seiring meningkatnya kebutuhan organisasi akan sistem pengelolaan informasi yang efektif dan aman.
Dengan antusias, mahasiswa menyimak paparan terkait tantangan yang dihadapi dunia kearsipan, termasuk pentingnya menjaga arsip agar tetap valid dan relevan di era modern.
Arsiparis Afif Choirul Falah, A.Md., turut memberikan penjelasan teknis yang mendalam tentang pengelolaan arsip, mulai dari proses manual hingga penggunaan teknologi serta sistem restorasi arsip.
Dalam sesi ini, mahasiswa tidak hanya mendengar teori tetapi juga diajak langsung melihat proses kerja arsiparis di lapangan. Dialog interaktif dengan Afif menciptakan suasana diskusi yang hidup, di mana mahasiswa dengan antusias menanyakan berbagai hal, mulai dari tantangan digitalisasi hingga ancaman terhadap keamanan data.
Afif Choirul Falah menegaskan bahwa profesi arsiparis memiliki peran strategis yang seringkali kurang dihargai. “Banyak yang menganggap arsiparis pekerjaan yang remeh, namun ketika organisasi menghadapi kasus hukum atau sengketa administratif, arsip menjadi elemen yang sangat dicari. Arsiparis memastikan dokumen tetap asli, aman, dan dapat digunakan sebagai bukti yang sah,” jelas Afif.
Ia juga menyoroti risiko yang dihadapi profesi ini, seperti konsekuensi hukum jika terjadi kelalaian dalam pengelolaan arsip atau kebocoran data. Oleh karena itu, seorang arsiparis dituntut bekerja dengan penuh ketelitian dan mematuhi standar etika serta regulasi.
Tidak hanya memahami teori, mahasiswa juga menyaksikan langsung bagaimana teknologi diterapkan dalam pengelolaan arsip modern. Proses digitalisasi, restorasi dokumen yang rusak, hingga pemusnahan arsip secara aman ditunjukkan oleh tim arsiparis. Mahasiswa belajar bahwa arsip bukan sekadar dokumen usang, tetapi aset berharga yang dapat mendukung kelancaran organisasi sekaligus melindungi hak dan kepentingan hukum.
“Kunjungan ini benar-benar membuka wawasan mahasiswa ASMI Desanta. Mahasiswa memahami betapa pentingnya pengelolaan arsip, tidak hanya untuk administrasi tetapi juga untuk melindungi keabsahan informasi yang sering kali menjadi bukti hukum,” ujar Harris Syarif Usman, Kepala Lembaga Penjamin Mutu (LPM) ASMI Desanta yang turut serta mendapingi mahasiswa.
Harris menegaskan, kegiatan ini menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa ASMI Desanta untuk memahami pentingnya kolaborasi antara teknologi dan pengelolaan informasi. Mereka pulang dengan wawasan baru, tidak hanya tentang arsip, tetapi juga tentang tanggung jawab besar yang diemban seorang arsiparis.
“Kunjungan ini sekaligus menjadi pengingat bahwa arsip adalah harta karun yang menjaga ingatan, integritas, dan sejarah baik bagi organisasi maupun masyarakat luas” pungkasnya. (KangRozaq)
#asmidesanta #desantajogja #desantakeren #desantahebat #pmbdesanta
Di ruang audio visual Kantor Arpusda Kota Semarang, mahasiswa mendapatkan penjelasan pengelolaan arsip dari Kepala Bidang Pengembangan, Pembinaan Dan Pengawasan Kearsipan, Laily Widyaningtyas, S.Sos, M.Si dan Kepala Bidang Pengelolaan dan Layanan Kearsipan, Nanie Widyanti, SE.
Dalam presentasinya, Laily dan Nanie menjelaskan bahwa arsip bukan hanya kumpulan dokumen, tetapi juga "penjaga sejarah" yang mengawal perjalanan manusia dari lahir hingga akhir hayat. Digitalisasi, restorasi, dan penghapusan arsip menjadi fokus utama pembahasan, seiring meningkatnya kebutuhan organisasi akan sistem pengelolaan informasi yang efektif dan aman.
Dengan antusias, mahasiswa menyimak paparan terkait tantangan yang dihadapi dunia kearsipan, termasuk pentingnya menjaga arsip agar tetap valid dan relevan di era modern.
Arsiparis Afif Choirul Falah, A.Md., turut memberikan penjelasan teknis yang mendalam tentang pengelolaan arsip, mulai dari proses manual hingga penggunaan teknologi serta sistem restorasi arsip.
Dalam sesi ini, mahasiswa tidak hanya mendengar teori tetapi juga diajak langsung melihat proses kerja arsiparis di lapangan. Dialog interaktif dengan Afif menciptakan suasana diskusi yang hidup, di mana mahasiswa dengan antusias menanyakan berbagai hal, mulai dari tantangan digitalisasi hingga ancaman terhadap keamanan data.
Afif Choirul Falah menegaskan bahwa profesi arsiparis memiliki peran strategis yang seringkali kurang dihargai. “Banyak yang menganggap arsiparis pekerjaan yang remeh, namun ketika organisasi menghadapi kasus hukum atau sengketa administratif, arsip menjadi elemen yang sangat dicari. Arsiparis memastikan dokumen tetap asli, aman, dan dapat digunakan sebagai bukti yang sah,” jelas Afif.
Ia juga menyoroti risiko yang dihadapi profesi ini, seperti konsekuensi hukum jika terjadi kelalaian dalam pengelolaan arsip atau kebocoran data. Oleh karena itu, seorang arsiparis dituntut bekerja dengan penuh ketelitian dan mematuhi standar etika serta regulasi.
Tidak hanya memahami teori, mahasiswa juga menyaksikan langsung bagaimana teknologi diterapkan dalam pengelolaan arsip modern. Proses digitalisasi, restorasi dokumen yang rusak, hingga pemusnahan arsip secara aman ditunjukkan oleh tim arsiparis. Mahasiswa belajar bahwa arsip bukan sekadar dokumen usang, tetapi aset berharga yang dapat mendukung kelancaran organisasi sekaligus melindungi hak dan kepentingan hukum.
“Kunjungan ini benar-benar membuka wawasan mahasiswa ASMI Desanta. Mahasiswa memahami betapa pentingnya pengelolaan arsip, tidak hanya untuk administrasi tetapi juga untuk melindungi keabsahan informasi yang sering kali menjadi bukti hukum,” ujar Harris Syarif Usman, Kepala Lembaga Penjamin Mutu (LPM) ASMI Desanta yang turut serta mendapingi mahasiswa.
Harris menegaskan, kegiatan ini menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa ASMI Desanta untuk memahami pentingnya kolaborasi antara teknologi dan pengelolaan informasi. Mereka pulang dengan wawasan baru, tidak hanya tentang arsip, tetapi juga tentang tanggung jawab besar yang diemban seorang arsiparis.
“Kunjungan ini sekaligus menjadi pengingat bahwa arsip adalah harta karun yang menjaga ingatan, integritas, dan sejarah baik bagi organisasi maupun masyarakat luas” pungkasnya. (KangRozaq)
#asmidesanta #desantajogja #desantakeren #desantahebat #pmbdesanta