Masuk Daftar

Ahli Gizi: Keluarga Jadi Kunci Pencegahan Stunting

Berita Warga
Pencegahan stunting pada anak harus dimulai jauh sebelum masa kehamilan. Demikian yang disampaikan Dr. dr. Tan Shot Yen, M. Hum, ahli gizi masyarakat saat memberikan pemaparan dalam seminar kader kesehatan di Pendapa Ageng Kabupaten Klaten, Kamis (12/10/2023).

Wanita yang akrab disapa Dokter Tan ini menyampaikan banyak kasus stunting muncul karena kurangnya pemahaman terhadap pentingnya perencanaan kehamilan dalam keluarga baru. Pasalnya banyak permasalahan yang dapat memicu timbulnya stunting justru diketahui saat kehamilan bahkan ada yang baru diketahui saat anak terindikasi stunting.

“Kesalahan paling umum pada orang tua adalah bagaimana gaya hidup mereka masih belum baik dan belum ada kesiapan. Contohnya, makan tidak teratur, merokok, itu semua juga dapat menyebabkan stunting pada anak,” ungkapnya.

Karenanya ia menekankan pentingnya penyuluhan pencegahan stunting perlu dilakukan sejak masa pra-nikah. Hal ini dilakukan agar setiap pasangan dapat melakukan persiapan sebelum memasuki masa kehamilan.

“Di antaranya dengan cek kesehatan suami/istri, jika ada kebiasaan buruk seperti pola makan tidak teratur hingga merokok, dapat segera diubah saat mempersiapkan kehamilan,” katanya.

Dalam seminar bertema “Peran Kader dan Tenaga Kesehatan Dalam Penurunan Stunting” itu,

Tan menjelaskan stunting merupakan gangguan gizi ktonis yang dialami bayi sejak masih berada dalam kandungan sampai dengan usia balita sehingga mengalami pertumbuhan badan yang kurang baik yang ditandai dengan tinggi badan yang kurang dari standarddan akibat lainnya tingkat kecerdasannya tidak optimal.

“Calon ibu mempersiapkan dengan baik, baik mental maupun lahiriahnya ketika akan menikah. Setelah menikah, calon ibu harus membiasakan diri dengan pola makan yang benar dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan dengan gizi seimbang,” paparnya.

Selain itu, pentingnya pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan setelah melahirkan dan dilanjutkan dengan asupan makanan sehat dan gizi seimbang sesuai dengan tumbuh kembang anak.

“Pemberian ASI harus dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun. Ibu-ibu jangan kasih anakmu dengan susu formula kalau tidak ingin anakmu besok bermasalah dengan kesehatannya. ASI ekslusif selama enam bulan sangat baik bagi pertumbuhan seorang bayi. Tentu saja asupan makanan dari sang ibu juga harus sehat dan bergizi selama hamil dan mengasuh anak balita,” jelasnya.

Lebih lanjut, Tan juga menegaskan perlunya pola asuh yang benar agar anak tidak stunting. Menurutnya kesalahan paling umum di Indonesia adalah anak tidak hanya diasuh oleh orang tua saja tetapi oleh kakek, nenek, sepupu dan lainnya. Kondisi ini membuat pola asuh yang diterapkan berbeda-beda. Imbasnya, makanan yang dikonsumsi anak menjadi kurang diperhatikan dan menyebabkan anak kurang mendapatkan asupan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembangnya.

“Ini yang perlu diperhatikan. Kader Posyandu jangan hanya fokus mendampingi ibunya, tapi juga berikan pemahaman bagi keluarga agar satu pemahaman dalam mencegah stunting,” tegasnya.

Sumber: Humas Pemkab Klaten

Topik Terkait

Lokasi Terkait

Dilihat 197 kali

Widya Sari

Sesepuh

0 Komentar

Komentar

Tagar Populer

Berita Warga Terkait

Berita Warga Terpopuler

Berita Warga Terbaru

Jelajahi Informasi Lebih Dalam

Berita Warga

Kabar berita terkini dari warga

Loker

Informasi lapangan pekerjaan

Acara

Undangan acara untuk warga

Laporan Warga

Masalah yang terjadi di lingkungan

Komunitas

Ruang komunitas AtmaGo

Lihat kabar pilihan, khusus dirangkum untukmu!

Masuk Daftar